Review “The Fantastic Four: First Steps” – Marvel Kembali Menemukan Semangatnya dengan Reboot Bergaya Retro

Marvel Studios akhirnya berhasil memberikan yang terbaik bagi salah satu tim superhero paling terkenal, The Fantastic Four, dengan meluncurkan The Fantastic Four: First Steps. Setelah beberapa kali mencoba mengadaptasi tim ini ke layar lebar, studio ini akhirnya mengusung pendekatan yang lebih sederhana, mengurangi kerumitan dari film-film sebelumnya dan memberikan ancaman terbesar dalam sejarah mereka dengan penampilan Galactus, sang penjahat planet raksasa.

Baca juga: Profil DJ Panda alias Giovanni Surya Saputra, DJ Enerjik Asal Surabaya

Sejarah Singkat Upaya Marvel Mewujudkan “The Fantastic Four”

Sebelum “First Steps,” adaptasi The Fantastic Four di layar lebar sudah mencoba beberapa kali, namun gagal memenuhi ekspektasi penggemar. Dimulai dengan versi berbiaya rendah yang diproduksi oleh Roger Corman, yang akhirnya dibatalkan sebelum dapat dirilis ke bioskop (meskipun bootleg-nya tetap beredar). Lalu, ada dua adaptasi di awal 2000-an oleh Fox yang menampilkan Jessica Alba, Chris Evans, dan Michael Chiklis. Sayangnya, kedua film tersebut gagal menemukan keseimbangan dalam tone, dengan efek spesial yang terkesan murahan dan dialog yang terasa konyol. Terakhir, reboot 2015 gagal total, dengan karakter-karakter yang lebih gelap dan emosional, ditambah dengan Doctor Doom yang tak lebih dari seorang sosok megalomaniak emosional.

Namun, dalam The Fantastic Four: First Steps, Marvel berhasil melakukan hal yang benar. Film ini mengambil pendekatan yang lebih ringkas dan mengurangi elemen-elemen yang mengacaukan film sebelumnya. Bahkan, Marvel berhasil memperkenalkan ancaman terbesar mereka, Galactus, dengan cara yang lebih epik dan memuaskan.

Tidak Ada Asal Usul Bertele-tele, Fokus pada Ancaman Utama

Film baru ini, yang disutradarai oleh Matt Shakman, memilih untuk melompati kisah asal-usul yang kerap menjadi klise dalam film superhero. Pendekatan ini memberikan angin segar, terutama mengingat banyaknya cerita asal-usul yang sudah sering dipakai di layar lebar. Film ini berfokus pada ancaman besar yang datang dari Galactus, musuh terbesar yang dihadapi The Fantastic Four.

Film ini dimulai dengan menunjukkan bahwa The Fantastic Four sudah terkenal sejak awal cerita. Mereka tampil di sebuah acara variety yang mirip dengan “Ed Sullivan” untuk merayakan empat tahun keberhasilan mereka dalam melindungi dunia dari berbagai ancaman. Beberapa musuh lama seperti Mole Man dan Red Ghost juga muncul di awal sebagai penghormatan pada komik klasik.

Dibesarkan dengan Tema Keluarga, Film ini Menawarkan Nuansa Retro

Mengambil latar belakang tahun 1960-an, The Fantastic Four: First Steps dimulai dengan suasana ala sitkom klasik yang dipenuhi dengan desain retro futuristik. Salah satu momen ikoniknya adalah penampilan Gedung Baxter, markas The Fantastic Four, yang tampak seperti sebuah gedung pencakar langit bergaya era Mad Men. Di sini, kita diperkenalkan kepada Reed Richards (Pedro Pascal) dan istrinya, Sue Storm (Vanessa Kirby), yang baru saja mengetahui bahwa mereka akan menjadi orang tua.

Kehadiran bayi mereka, yang mungkin terpengaruh oleh paparan radiasi kosmik yang memberi mereka kekuatan, membawa kecemasan bagi pasangan ini. Hal ini memberikan dimensi emosional yang kuat, terutama karena mereka berjuang bertahun-tahun untuk memiliki anak. Ini merupakan elemen yang mengingatkan pada kesuksesan film The Incredibles yang juga berfokus pada dinamika keluarga superhero.

Karakter-karakter yang Lebih Dekat dan Lebih Relatable

Film ini berhasil mengembangkan hubungan antar karakter, dengan Reed dan Sue sebagai pasangan yang penuh kekhawatiran tentang masa depan anak mereka. Ada juga Johnny Storm (Joseph Quinn), si Human Torch yang nakal, dan Ben Grimm (Ebon Moss-Bachrach), si Thing yang kuat namun penuh emosi, yang tetap berjuang dengan perasaan cinta terhadap guru masa lalunya. Visual efek yang digunakan untuk menggambarkan Ben Grimm jauh lebih halus, dengan teknologi CGI modern yang memungkinkan karakter ini lebih ekspresif.

Kualitas akting yang solid, terutama dari Pedro Pascal dan Vanessa Kirby, juga membantu membawa film ini menjadi lebih dari sekadar kisah superhero. Hubungan antara karakter-karakter ini jauh lebih terasa personal dan lebih mudah diterima, sesuatu yang belum pernah dilakukan dengan baik di film sebelumnya.

Menghadapi Galactus, Musuh Terbesar Marvel

Galactus, musuh besar yang mengancam planet ini, menjadi ancaman utama dalam film ini. Galactus diperkenalkan melalui pengikutnya, Shalla-Bal, yang gendernya diubah untuk memberikan dinamika baru dengan Johnny Storm. Meskipun beberapa perubahan dalam penggambaran karakter terasa kontroversial, film ini berhasil menciptakan ketegangan dan ketertarikan terhadap ancaman yang datang dari luar angkasa.

Film ini juga mengisyaratkan bahwa Doctor Doom, musuh ikonik dari The Fantastic Four, akan muncul dalam film mendatang, menambah kegembiraan untuk penggemar setia Marvel.

Baca juga: Hadiri Penutupan Bandar Lampung Expo 2025, Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Nasrullah Yusuf Apresiasi Kreativitas dan Kolaborasi

Sebuah Awal Baru yang Menyegarkan

The Fantastic Four: First Steps menghadirkan sebuah permulaan yang segar dan berbeda dari film-film sebelumnya. Dengan fokus yang tepat pada keluarga, ancaman besar, dan pengembangan karakter yang solid, film ini berhasil membawa Marvel kembali ke jalur yang benar. Dengan pengaturan yang penuh warna, referensi pada komik klasik, dan sedikit sentuhan humor, film ini bisa menjadi titik balik yang dibutuhkan Marvel untuk meraih kembali perhatian penggemar superhero, tanpa harus terjebak dalam kerumitan cerita multiverse yang berlebihan. “First Steps” tidak hanya memulai babak baru bagi Marvel, tetapi juga menyuntikkan semangat baru untuk dunia superhero yang kini mulai terasa jenuh.

Penulis: fiska Anggraini

More From Author

Pentingnya Perlindungan Hak Cipta dalam Konten Business Insight

Gempa Magnitudo 6,3 Guncang Pohuwato, Terasa hingga Manado dan Minahasa Utara

Gempa Magnitudo 6,3 Guncang Pohuwato, Terasa hingga Manado dan Minahasa Utara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories