Rupiah Tunjukkan Performa Positif di Pembukaan Perdagangan 23 Juli 2025
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu, 23 Juli 2025, dibuka menguat. Berdasarkan data dari Refinitiv, rupiah mencatatkan apresiasi sebesar 0,25% ke posisi Rp16.265 per dolar AS, setelah sehari sebelumnya ditutup stagnan di level Rp16.305/US$.
Penguatan ini menunjukkan pergerakan positif mata uang Garuda di tengah dinamika pasar global yang masih fluktuatif.
Tren Pelemahan Dolar AS Berlanjut
Salah satu faktor yang memengaruhi penguatan rupiah adalah tren pelemahan indeks dolar AS (DXY). Pada perdagangan sebelumnya, DXY turun sebesar 0,47% dan ditutup di angka 97,39, menandai penurunan selama tiga hari berturut-turut.
Meski demikian, pada pukul 09.00 WIB hari ini, DXY sempat menguat tipis sebesar 0,09% ke level 97,48, yang menunjukkan adanya volatilitas dalam pasar mata uang global.
baca juga : Arsenal Buka Pra-Musim dengan Kemenangan Tipis atas AC Milan
Sentimen Global Masih Jadi Penggerak Pasar
Pergerakan nilai tukar rupiah hari ini juga dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Salah satunya adalah pernyataan Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, dalam konferensi tahunan kebijakan moneter yang digelar oleh Bank Sentral Eropa (ECB) di Sintra, Portugal.
Dalam pidatonya, Powell menekankan bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) masih menunggu data ekonomi tambahan sebelum mengambil langkah kebijakan selanjutnya. Ia menyebut bahwa meskipun inflasi mulai terkendali dan pasar tenaga kerja tetap solid, keputusan terkait suku bunga akan didasarkan pada data yang lebih konkret.
Perjanjian Dagang AS-Indonesia Bisa Pengaruhi Sentimen
Dari sisi domestik, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh kerja sama dagang baru antara Indonesia dan Amerika Serikat. Kedua negara telah menyepakati sebuah Perjanjian Perdagangan Timbal Balik (Agreement on Reciprocal Trade).
Dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa tarif impor AS terhadap produk Indonesia ditetapkan sebesar 19%. Pernyataan ini diumumkan secara resmi oleh Gedung Putih pada Selasa sore, 22 Juli 2025.
baca juga : Bingung SQL Join? Ini Penjelasan Paling Mudah Dipahami!
Dampak Tarif 19% terhadap Komoditas Ekspor Indonesia
Menurut analis pasar dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, kesepakatan dagang ini dapat menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, kerja sama menunjukkan pengakuan atas potensi ekspor Indonesia. Namun di sisi lain, tarif sebesar 19% bisa memberikan tekanan pada beberapa komoditas andalan, seperti:
- Produk tekstil
- Alas kaki
- Furnitur
- Elektronik rumah tangga
Nafan menambahkan bahwa ketidakpastian terkait arah kebijakan perdagangan global, terutama dari pemerintahan Presiden Donald Trump, masih menjadi sumber kekhawatiran pasar.
penulis : elsandria