Rupiah Kembali Menguat Tipis terhadap Dolar AS
Pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (23 Juli 2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali mengalami penguatan, meskipun dalam jumlah yang terbatas. Mengutip data dari Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp16.303 per USD, menguat 16,5 poin atau sekitar 0,10 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya di Rp16.319,5 per USD.
Baca juga :BYD Atto 1 Resmi Hadir di Indonesia, Harga Mulai Rp 190 Jutaan!
Data Keuangan Terkait Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
Data yang dihimpun dari berbagai sumber juga menunjukkan pergerakan serupa. Di Yahoo Finance, rupiah tercatat menguat 15 poin menjadi Rp16.285 per USD, atau naik sekitar 0,09 persen dari posisi sebelumnya di Rp16.300 per USD. Sementara itu, menurut Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah tercatat di level Rp16.298 per USD, menguat sembilan poin dari sebelumnya.
Pengaruh Sentimen Perdagangan AS-Jepang Terhadap Rupiah
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi menyatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah hari ini dipengaruhi oleh perkembangan di pasar global, khususnya terkait dengan kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan bahwa kedua negara telah mencapai kesepakatan yang melibatkan pengurangan tarif impor Jepang menjadi 15 persen dari sebelumnya 25 persen. Selain itu, AS berhasil mengamankan investasi besar dari Jepang senilai USD550 miliar.
Keterhentian Perundingan Dagang AS-Uni Eropa dan Dampaknya
Selain kesepakatan AS-Jepang, perundingan dagang antara Uni Eropa dan AS mengalami kebuntuan, dengan potensi penerapan tarif 30 persen oleh Gedung Putih atas barang-barang Uni Eropa. Jika kesepakatan tidak tercapai sebelum batas waktu 1 Agustus, Uni Eropa berencana untuk melakukan pembalasan.
Kekhawatiran Terhadap Independensi The Fed Menambah Ketidakpastian Pasar
Selain itu, kekhawatiran terkait dengan independensi Federal Reserve (The Fed) menambah ketidakpastian pasar. Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa ketika kredibilitas bank sentral AS dipertanyakan, pasar mulai khawatir bahwa kebijakan moneter dapat dipengaruhi oleh faktor politik, yang pada gilirannya melemahkan kepercayaan terhadap dolar AS.
Perkiraan Pertumbuhan Kredit Baru Melambat, Pengaruhnya terhadap Rupiah
Sementara itu, data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa pertumbuhan penyaluran kredit baru diperkirakan akan melambat pada kuartal II-2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Meski demikian, nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru untuk kuartal II-2025 tercatat sebesar 85,22%, sedikit lebih rendah dari SBT kuartal II-2024 yang mencapai 89,11%.
Perkembangan Sektor Kredit dan Ekonomi Indonesia
Pada sisi lain, meskipun pertumbuhan kredit mengalami pelambatan, pertumbuhan kredit per Juni 2025 tercatat mengalami kenaikan 7,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp7.956,4 triliun. Kredit modal kerja mengalami kenaikan 4,3 persen (yoy), sementara kredit investasi dan konsumsi juga tercatat tumbuh meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Prediksi Pergerakan Rupiah Pada Perdagangan Besok
Melihat berbagai faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah, Ibrahim memprediksi bahwa rupiah pada perdagangan besok, Kamis (24 Juli 2025), akan bergerak fluktuatif namun diperkirakan akan menguat. Ibrahim memproyeksikan rupiah akan berada di rentang Rp16.250 hingga Rp16.300 per USD.
Kesimpulan: Fluktuasi Rupiah dan Pengaruh Faktor Global
Meskipun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan rupiah, seperti kesepakatan perdagangan antara AS dan Jepang serta kondisi pasar global, rupiah diperkirakan akan terus menunjukkan pergerakan yang fluktuatif. Investor dan pelaku pasar diharapkan untuk terus memantau perkembangan terbaru agar dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi di pasar mata uang.
Penulis : Naysila pramuditha azh zahra