Dalam dunia pengembangan perangkat lunak yang bergerak cepat dan penuh tantangan, dua metode ini mencuri perhatian banyak tim developer: Scrum dan Kanban. Keduanya dikenal sebagai pendekatan modern dalam manajemen proyek yang membantu tim menjadi lebih lincah, terorganisir, dan produktif. Tapi apa sebenarnya bedanya Scrum dan Kanban? Mana yang lebih cocok untuk proyek Anda?
Scrum dan Kanban sama-sama masuk dalam kategori Agile Framework. Meski sering disebut bersamaan, keduanya punya filosofi dan praktik yang cukup berbeda. Nah, jika Anda penasaran bagaimana cara kerja masing-masing dan kapan harus digunakan, yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
baca juga : Instalasi Otomatis Tanpa Coding, Bisa Kok!
Apa Itu Scrum? Kenapa Banyak Tim Mengandalkannya?
Scrum adalah salah satu metode Agile paling populer. Fokus utamanya adalah pembagian kerja dalam siklus pendek yang disebut sprint (biasanya 1–4 minggu). Di setiap akhir sprint, tim akan menyelesaikan satu bagian produk yang sudah bisa digunakan atau diuji.
Beberapa komponen utama dalam Scrum adalah:
- Product Owner – orang yang mewakili kebutuhan pengguna dan memprioritaskan backlog (daftar kerja)
- Scrum Master – fasilitator yang memastikan proses Scrum berjalan lancar
- Development Team – tim yang mengerjakan backlog secara kolaboratif
- Sprint Planning – pertemuan untuk menentukan pekerjaan selama sprint
- Daily Stand-up – pertemuan harian singkat untuk melaporkan progres
- Sprint Review & Retrospective – sesi untuk mengevaluasi hasil dan perbaikan tim
Dengan struktur yang jelas dan iterasi yang cepat, Scrum cocok untuk proyek yang kompleks namun butuh pengembangan bertahap.
Lalu, Apa Bedanya dengan Kanban?
Kanban, di sisi lain, lebih visual dan fleksibel. Ia menggunakan papan atau board berisi kolom-kolom yang menggambarkan status tugas: “To Do”, “In Progress”, dan “Done”. Tugas-tugas dikelola dalam bentuk card, dan tim bisa langsung melihat siapa mengerjakan apa, serta di mana bottleneck terjadi.
Ciri khas dari Kanban adalah:
- Visualisasi alur kerja – semua anggota tim bisa melihat pekerjaan secara real-time
- Batasan Work In Progress (WIP) – untuk menghindari tim mengerjakan terlalu banyak hal sekaligus
- Continuous Delivery – tidak ada sprint, jadi pekerjaan diselesaikan secepat mungkin secara berkelanjutan
- Fleksibel dalam perubahan – tidak ada perencanaan sprint, sehingga bisa lebih cepat merespons perubahan kebutuhan
Kanban sangat ideal untuk tim yang menginginkan alur kerja stabil, tidak terlalu formal, dan tetap efisien.
Scrum vs Kanban: Mana yang Lebih Baik?
Pertanyaan ini sering muncul di kalangan pengembang dan manajer proyek. Jawabannya? Tidak ada yang mutlak lebih baik—semua tergantung konteks proyek dan budaya kerja tim.
Gunakan Scrum jika:
- Proyek memiliki banyak fitur baru atau kompleksitas tinggi
- Tim ingin pengembangan bertahap yang terukur
- Diperlukan struktur dan perencanaan jangka pendek (sprint)
Gunakan Kanban jika:
- Tim sudah berjalan dan ingin meningkatkan efisiensi
- Tidak ada tenggat waktu sprint, tapi tetap ingin kontrol progres
- Proyek bersifat pemeliharaan atau perbaikan rutin (maintenance)
Menariknya, banyak perusahaan kini menggabungkan keduanya dalam pendekatan hybrid, yang dikenal sebagai Scrumban. Ini memungkinkan fleksibilitas Kanban dengan struktur rapi ala Scrum.
Apa Keuntungan Utama Menggunakan Model Scrum dan Kanban?
Baik Scrum maupun Kanban terbukti membawa banyak manfaat dalam proses pengembangan perangkat lunak. Beberapa keuntungan yang paling sering dirasakan tim antara lain:
- Peningkatan transparansi kerja
Tim dan stakeholder bisa melihat proses dengan jelas. - Respon cepat terhadap perubahan
Apalagi dengan Kanban yang sangat fleksibel terhadap kebutuhan baru. - Kolaborasi dan komunikasi tim meningkat
Daily stand-up di Scrum, atau diskusi ringan saat update Kanban board, menjaga semua orang tetap terhubung. - Pengiriman produk lebih cepat dan berkualitas
Dengan pembagian sprint atau pembatasan WIP, tim tidak mudah overload dan bisa fokus menyelesaikan pekerjaan satu per satu. - Evaluasi dan perbaikan terus-menerus
Dalam Scrum, ada retrospektif rutin. Sementara di Kanban, data visual mempermudah analisis performa tim.
baca juga : Muhammad Abdullah Azzam Siswa SMA Al Kautsar Lolos Program Pelajar Lampung di Parlemen
Apakah Tim Pemula Bisa Langsung Menggunakan Scrum atau Kanban?
Tentu bisa! Justru banyak tim pemula merasa terbantu dengan adanya kerangka kerja seperti Scrum dan Kanban. Namun, ada beberapa tips penting untuk memulainya:
- Mulai dari yang sederhana. Tidak perlu langsung menerapkan seluruh praktik sekaligus.
- Pastikan semua anggota tim memahami peran dan prosesnya.
- Pilih tools yang mudah digunakan seperti papan fisik atau digital.
- Rutin lakukan evaluasi dan terbuka pada perubahan alur.
Intinya, baik Scrum maupun Kanban bukan soal metode semata, tapi tentang membentuk pola pikir yang lincah, terbuka, dan selalu ingin berkembang.
penulis : elsandria