Ulasan The Fantastic Four: First Steps – Marvel Kembali Menghadirkan Keceriaan dengan Keluarga Superhero yang Kocak

Marvel Studios akhirnya berhasil menghadirkan The Fantastic Four dengan nuansa yang menyegarkan, kembali ke aspek keceriaan yang selama ini hilang dalam banyak film superhero modern. Dengan sentuhan retro-futuristik yang menyenangkan dan karakter-karakter yang lebih ringan, The Fantastic Four: First Steps membawa kembali keluarga superhero ikonik ini dalam versi yang lebih ringan dan menghibur.

Baca juga: Ulasan The Fantastic Four: First Steps – Marvel Membawa Sentuhan Segar dan Optimis untuk Tim Ikonik

Keluarga Superhero yang Lucu dan Menggemaskan

Film ini menghadirkan kembali Fantastic Four dalam format yang jauh lebih ceria dan ringan dibandingkan dengan film-film superhero lainnya. Dr. Reed Richards, alias Mr. Fantastic, diperankan oleh Pedro Pascal, dengan gaya suara yang lebih ringan dari biasanya. Ia menggambarkan seorang ilmuwan yang penuh rasa ingin tahu, tetapi tetap canggung dalam menghadapi dunia di sekitarnya. Sue Storm, yang dimainkan oleh Vanessa Kirby, kembali sebagai Invisible Woman, memberikan nuansa ibu yang protektif dan penuh kasih sayang, memimpin rumah tangga bersama suaminya, Reed.

Keduanya tinggal bersama dua pria dewasa, Johnny Storm, alias Human Torch (Joseph Quinn), yang kini lebih dari sekadar sosok yang cenderung bersikap gegabah, dan Ben Grimm (The Thing) yang diperankan oleh Ebon Moss-Bachrach. Kehidupan mereka digambarkan sebagai kehidupan keluarga yang penuh keceriaan dan kekonyolan, seperti dalam serial TV klasik Bewitched atau I Dream of Jeannie, dengan pakaian biru yang nyaman ala piyama yang sering mereka kenakan.

Cerita yang Fokus pada Kehidupan Keluarga dan Kehadiran Superbaby

Cerita di The Fantastic Four: First Steps jauh lebih berfokus pada dinamika keluarga dan interaksi antar karakter. Menariknya, Sue Storm yang sebelumnya sudah menyerah untuk memiliki anak, kini mendapati dirinya hamil. Pertanyaannya, apakah anak yang lahir nanti akan mewarisi kekuatan super dari orang tuanya? Atau malah menjadi semacam beban seperti yang dialami oleh Ben Grimm dengan penampilannya yang berubah menjadi makhluk batu?

Terdapat juga cerita romansa Ben Grimm dengan seorang guru lokal, yang diperankan oleh Natasha Lyonne, yang harus menghadapi kenyataan bahwa kekasihnya adalah makhluk berbentuk batu yang sulit diterima oleh orang lain. Sementara itu, Johnny Storm tampaknya terlibat dengan Silver Surfer (Julia Garner), yang datang sebagai utusan dari Galactus, musuh besar yang mengancam Bumi.

Dunia 60-an yang Penuh Warna dan Sentuhan Humor

Salah satu aspek yang menyegarkan dalam The Fantastic Four: First Steps adalah desain produksinya yang terinspirasi dari dunia tahun 1960-an. Dunia yang dibangun dalam film ini adalah sebuah kota futuristik yang penuh dengan mobil terbang, roket, dan teknologi yang lebih klasik dibandingkan dengan dunia kita saat ini. Setiap elemen visual film ini—dari pakaian hingga dekorasi—memunculkan nuansa retro yang menggemaskan dan membawa penonton kembali ke era yang penuh optimisme.

Ada banyak keasyikan dalam menikmati desain produksi yang penuh warna ini, dari film fiksi yang diputar di bioskop hingga buku-buku bayi yang menjadi elemen penting dalam cerita. Di tengah-tengah kekacauan dunia superhero, film ini berhasil menjaga keinginan untuk tetap menghibur dengan mengangkat tema keluarga yang penuh kasih dan penuh dengan humor.

Tugas Galactus yang Mengancam Bumi dengan Cara yang Berbeda

Meskipun The Fantastic Four: First Steps lebih banyak berfokus pada karakter dan interaksi keluarga, film ini tetap menyajikan ancaman besar dalam bentuk Galactus, musuh legendaris Marvel. Namun, kali ini, Galactus tidak digambarkan sebagai sosok kosmik tanpa bentuk seperti di Rise of the Silver Surfer. Sebaliknya, ia dihidupkan dalam bentuk humanoid yang mengerikan, siap mengancam keberadaan Bumi dengan cara yang sangat besar.

Keadaan menjadi semakin intens ketika Silver Surfer, yang datang sebagai utusan Galactus, mengungkapkan bahwa Galactus mungkin akan menghancurkan Bumi dengan harga yang sangat tinggi. Tentu saja, seperti yang diharapkan, adegan aksi yang melibatkan Galactus memberikan efek visual yang luar biasa meskipun dengan beberapa kekurangan dalam CGI.

Baca juga: Nasrullah Yusuf Serahkan Progres Pembangunan Masjid Agung Al Hijrah Kota Baru ke Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal

Sebuah Kembali ke Akarnya dengan Sentuhan Baru yang Menghibur

Secara keseluruhan, The Fantastic Four: First Steps berhasil membawa kembali esensi keluarga superhero dengan cara yang ringan, lucu, dan menyegarkan. Film ini menyuguhkan nuansa nostalgia dengan desain dunia 1960-an yang ceria, karakter-karakter yang lebih manusiawi dan penuh emosi, serta cerita yang lebih fokus pada keluarga daripada sekadar aksi heroik.

Meskipun film ini menampilkan akhir yang sedikit konvensional dengan keruntuhan kota yang menjadi ciri khas film superhero, The Fantastic Four: First Steps tetap berhasil menciptakan keseimbangan antara humor, kehangatan keluarga, dan ancaman besar dari musuh yang datang. Ini adalah film yang mengingatkan kita bahwa dalam dunia superhero, kadang-kadang kesederhanaan dan keceriaan adalah hal yang paling kita butuhkan.

Penulis: Fiska Anggraini

More From Author

Harga Saham SoundHound AI (SOUN) Turun Meski Pasar Menguat: Fakta Penting yang Perlu Diketahui

Timnas Putri Spanyol Tantang Inggris di Final Euro 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories