Menjelang akhir bulan Muharram 1447 H, umat Islam diingatkan untuk memanfaatkan sisa waktu di bulan mulia ini guna memperbanyak amal kebaikan. Berikut ini teks khutbah Jumat singkat, menyentuh hati, dan relevan disampaikan pada tanggal 25 Juli 2025 bertepatan dengan penghujung bulan Muharram.
baca juga:Polda Metro Jaya Konfirmasi Laporan Dugaan Pengancaman oleh Erika Carlina
Keistimewaan Bulan Muharram: Bulan Suci yang Dimuliakan Allah
Bulan Muharram termasuk asyhurul hurum, yaitu empat bulan suci yang dimuliakan Allah SWT. Dalam bulan ini, umat Islam dianjurkan menjauhi perbuatan maksiat dan memperbanyak amal saleh seperti puasa, dzikir, serta sedekah.
QS. At-Taubah ayat 36:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah agama yang lurus.”
Muharram Akan Berlalu, Mari Perkuat Ketakwaan
Saat ini, kita berada di penghujung Muharram dan akan segera memasuki bulan Shafar. Waktu yang tersisa di bulan suci ini sebaiknya kita isi dengan meningkatkan ketakwaan, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semoga setiap hari yang berlalu membawa peningkatan dalam kualitas keimanan kita. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Kalender Hijriah dan Makna Spiritual di Baliknya
Berbeda dengan kalender Masehi yang berbasis peredaran matahari, kalender Hijriah menggunakan peredaran bulan (qamariyah). Namun, lebih dari sekadar sistem waktu, Islam memberikan nilai spiritual pada bulan-bulan tertentu seperti Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.
Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyebut istilah al-ayyâm al-fâdhilah (hari-hari utama) yang mengandung keberkahan khusus. Maka, umat Islam hendaknya memanfaatkan momen ini untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Waktu: Makhluk Allah yang Penuh Nilai Ibadah
Sebagaimana tempat-tempat suci seperti Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dimuliakan, demikian pula waktu memiliki kemuliaan tersendiri. Waktu antara Maghrib-Isya, sepertiga malam, hari Jumat, Ramadhan, dan bulan Muharram adalah contoh waktu-waktu utama.
Dalam waktu-waktu seperti inilah pahala dilipatgandakan, doa lebih mudah dikabulkan, dan dosa diampuni.
Keistimewaan Waktu Bergantung pada Amal Kita
Ulama besar Ibnu ‘Asyur menjelaskan bahwa kemuliaan suatu waktu atau tempat akan berdampak jika manusia mengisinya dengan amal saleh dan akhlak mulia. Jadi, keutamaan Muharram baru akan bermanfaat jika kita sebagai Muslim benar-benar memanfaatkannya dengan memperbanyak ibadah.
baca juga:Muhammad Abdullah Azzam Siswa SMA Al Kautsar Lolos Program Pelajar Lampung di Parlemen
Jangan Percaya Mitos Bulan Shafar, Fokuslah pada Ikhtiar dan Doa
Memasuki bulan Shafar, sebagian orang masih mempercayai mitos tentang kesialan. Padahal, Islam mengajarkan bahwa nasib baik atau buruk tergantung pada usaha dan doa, bukan pada bulan tertentu.
Umat Islam diajarkan untuk hidup bersih, menjaga perencanaan, bekerja keras, dan memohon perlindungan kepada Allah SWT. Misalnya, dengan membaca doa:
Doa Perlindungan dari Bahaya:
Bismillāhilladzī lā yaḍurru ma‘asmihi syai’un fil-arḍi wa lā fis-samā’i wa huwa as-samī‘ul ‘alīmArtinya: Dengan nama Allah, yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi maupun di langit. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Penulis: Dena Triana