Setidaknya 12 orang – sebagian besar warga sipil Thailand – dipastikan tewas dalam bentrokan antara pasukan Thailand dan Kamboja di perbatasan kedua negara, yang menandai eskalasi sengketa yang sudah berlangsung lebih dari 100 tahun dan telah memanas dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga : A Normal Woman: Drama Psikologis yang Siap Mengguncang Penonton
Artileri dan roket telah ditembakkan dari Kamboja, dan Thailand telah mengerahkan jet tempur.
Sementara pejabat di Bangkok menyalahkan serangan tersebut sebagai agresi dari Kamboja, Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, menyatakan bahwa Thailand yang melancarkan serangan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Negara-negara tetangga telah menyerukan de-eskalasi, dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengatakan bahwa ia akan berbicara dengan kedua negara tersebut pada akhir hari.
Taman Nasional dan Suaka Margasatwa Akan Digunakan untuk ‘Merencanakan Tanggapan Thailand’
Pada 24 Juli, Direktur Jenderal Taman Nasional Thailand, Atthaphon Charoenchansa, menginstruksikan agar empat suaka margasatwa dan dua taman nasional dibuka untuk digunakan sebagai pangkalan oleh tentara dalam merencanakan dan menanggapi Kamboja, menurut media setempat.
Atthaphon mengatakan bahwa petugas taman nasional dan margasatwa telah diperintahkan untuk meninggalkan area tersebut demi alasan keamanan sehingga petugas militer dapat menggunakannya sebagai pangkalan untuk merencanakan tanggapan.
Taman Nasional Phu Chong Na Yoi, Suaka Margasatwa Yod Dome, dan Taman Nasional Khao Phra Wihan adalah beberapa yang digunakan.
Di beberapa area, petugas taman akan tetap tinggal di area yang ditutup, karena pengalaman sehari-hari mereka dalam patroli taman dan suaka bisa digunakan untuk membantu petugas militer, kata Atthaphon.
Di Mana Area Perbatasan yang Dipersengketakan Tempat Terjadinya Pertempuran?
Setidaknya 12 warga Thailand, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, tewas dalam bentrokan dengan pasukan Kamboja di daerah perbatasan yang dipersengketakan antara kedua negara.
Peta di bawah ini menunjukkan lokasi terjadinya bentrokan, menurut informasi yang dirilis oleh pemerintah Thailand.
Situasi di sisi perbatasan Kamboja tetap tidak jelas, karena pemerintah di sana belum merilis informasi mengenai dampak dari bentrokan tersebut.
Asap Terlihat Meninggi dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang Rusak di Thailand
Asap terlihat mengepul dari sebuah stasiun pengisian bahan bakar di Provinsi Sisaket, Thailand, dekat perbatasan dengan Kamboja, setelah bentrokan antara kedua negara.
Setidaknya 12 orang tewas dan 14 orang terluka, menurut otoritas Thailand.
Kementerian Pendidikan Thailand Perintahkan Penutupan Sekolah
Kementerian Pendidikan Thailand telah memerintahkan penutupan sementara sekolah-sekolah di daerah perbatasan setelah bentrokan dengan Kamboja.
Media berita yang berbasis di Bangkok, Thai Enquirer, melaporkan bahwa 582 sekolah ditutup di Surin, Sisaket, dan Buriram setelah roket ditembakkan ke kawasan permukiman.
Beberapa sekolah di luar zona bahaya juga dilaporkan digunakan sebagai tempat penampungan sementara.
Menteri Pendidikan Prof. Narumon Pinyosinwat mengatakan: “Saya telah mendesak sekolah-sekolah di daerah perbatasan untuk mempersiapkan rencana respons yang sistematis, terutama dengan menyiapkan bunker atau tempat aman bagi siswa, termasuk memerintahkan pendirian tempat penampungan sementara di area yang aman.”
Baca juga : Muhammad Abdullah Azzam Siswa SMA Al Kautsar Lolos Program Pelajar Lampung di Parlemen
Perdana Menteri Malaysia Mengatakan Akan Berbicara dengan Pemimpin Kamboja dan Thailand
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengatakan bahwa ia akan berbicara dengan para pemimpin Kamboja dan Thailand sebelum akhir hari.
“Yang paling tidak bisa kita harapkan dari mereka adalah untuk mundur dan semoga mereka bisa mencoba masuk ke dalam negosiasi,” kata Anwar Ibrahim kepada wartawan.
Malaysia adalah ketua ASEAN saat ini, blok Asia Tenggara tempat kedua negara tersebut menjadi anggotanya.
Penulis : Dina eka anggraini