Dewi Soekarno Dirikan Partai Heiwa 12 dengan Fokus Perlindungan Hewan
Dewi Soekarno, mantan istri Presiden pertama Indonesia Soekarno, kini aktif di dunia politik Jepang dengan mendirikan partai Heiwa 12. Partai ini memiliki misi utama melindungi anjing dan memperjuangkan kehidupan harmonis antara manusia dan hewan. Selain itu, partai tersebut berencana membentuk lembaga khusus untuk mengawasi kasus penyiksaan hewan serta memperberat sanksi bagi pelakunya.
baca juga:Gempa Magnitudo 6.0 Guncang Timur Laut Kota Sorong, Papua Barat
Hambatan Sistematis yang Dialami Dewi Soekarno dalam Politik Jepang
Meski sudah mendirikan partai, Dewi Soekarno mengaku menghadapi berbagai hambatan yang jauh melebihi dugaan awalnya. Ia merasa seolah-olah dilarang secara sistematis untuk berkiprah di dunia politik Jepang.
“Semenjak saya memutuskan terjun ke dunia politik, berbagai pembatasan yang sangat besar mulai menimpa saya,” ujar Dewi Soekarno dalam blog pribadinya pada Kamis (24/7/2025).
Larangan Tampil di Televisi dan Pembatalan Acara Amal
Salah satu hambatan yang paling terasa adalah larangan tampil di televisi, padahal sebelumnya Dewi dikenal sebagai selebritas yang sering muncul di layar kaca Jepang. Selain itu, acara amal rutin yang diadakan Dewi sebanyak enam kali dalam setahun juga terpaksa dihentikan.
Tidak hanya itu, Dewi harus membatalkan seluruh iklan dan menanggung denda besar karena dianggap melanggar aturan ketat bagi calon politikus di Jepang.
Proses Perizinan yang Lambat dan Diduga Ada Tekanan Politik
Dewi Soekarno juga mengaku kesulitan mendapatkan legalitas identitas sebagai warga negara Jepang. Hingga pertengahan Juni 2025, permohonannya untuk kembali menjadi Warga Negara Jepang masih belum dikabulkan, meskipun sudah menunggu lebih dari delapan bulan.
Ia menduga adanya tekanan politik yang menyebabkan proses tersebut berjalan lambat.
Kekecewaan Terhadap Rekan Politik dan Penolakan yang Diterima
Dewi menyayangkan sikap mantan koleganya, Akiko Fujimura, yang dianggapnya mencemarkan nama baik partai dan rekan-rekan aktivis. Ia menutup pengakuannya dengan rasa kecewa atas perlakuan yang diterimanya hanya karena ingin mengabdikan diri melalui jalur politik.
Penulis: Dena Triana
