Langkah Hokky Caraka yang menyomasi lima akun media sosial yang mengeluarkan komentar negatif terhadapnya menjadi pengingat pentingnya pembatasan penggunaan media sosial bagi pesepak bola muda, terutama selama turnamen. Selama Kejuaraan ASEAN U-23, para pemain sepak bola Indonesia memiliki kebebasan dalam menggunakan media sosial, namun hal ini perlu dievaluasi kembali.
Baca juga:Pagelaran Sabang Merauke 2025 Libatkan 351 Penari: Angkat Cerita Rakyat Nusantara
Mengapa Pembatasan Media Sosial Penting untuk Pemain Muda?
Penggunaan media sosial yang bebas bisa berisiko bagi pesepak bola muda yang belum memiliki kedewasaan emosional yang cukup untuk menghadapi kritik dari fans. Pesepak bola belia belum sepenuhnya matang dalam menerima respons negatif atau serangan pribadi dari para penggemar. Ini berbeda dengan pemain profesional yang sudah lebih terlatih dalam mengelola emosi dan kritik.
Kematangan Emosional Pemain Profesional vs Pemain Muda
Pemain kelas dunia umumnya lebih stabil dalam menghadapi kritik di media sosial berkat pengalaman dan kecerdasan emosional yang sudah berkembang. Meskipun mereka terus berinteraksi dengan penggemar di media sosial sepanjang turnamen, mereka bisa menjaga performa dengan baik karena kemampuan mereka dalam mengelola tekanan.
Di sisi lain, pemain muda seperti Hokky Caraka sering kali kesulitan menghadapi komentar pedas, apalagi jika datang dari para suporter yang kecewa dengan penampilan mereka.
Serangan di Media Sosial terhadap Hokky Caraka
Hokky Caraka baru-baru ini mendapatkan serangan dari lima akun media sosial yang mengeluarkan komentar tidak pantas dan merendahkan dirinya. Serangan ini dipicu oleh kekecewaan suporter Indonesia terhadap performa Hokky yang dianggap belum memenuhi harapan. Meskipun sudah mendapatkan 61 menit bermain di tiga laga penyisihan grup, Hokky belum dapat memberikan kontribusi signifikan, baik dalam hal gol maupun assist.
Dukungan Pelatih Shin Tae-yong untuk Hokky
Bukan kali ini saja Hokky Caraka menerima serangan pribadi. Pada masa pelatihan bersama Shin Tae-yong, Hokky juga sering kali dihujat oleh netizen yang meragukan kualitasnya sebagai pemain timnas. Namun, Shin Tae-yong tetap mendukungnya dengan mengatakan bahwa para fans sebaiknya bersabar dan memberi waktu kepada Hokky untuk berkembang menjadi pemain hebat.
Baca juga:Perpustakaan Canggih: Teknologi Modern yang Mengubah Dunia Literatur
Kesimpulan: Perlu Ada Pembatasan Media Sosial untuk Pemain Muda
Kasus Hokky Caraka ini mengingatkan kita akan pentingnya karantina media sosial bagi pesepak bola belia, khususnya saat mereka berkompetisi dalam turnamen besar. Pembatasan ini akan membantu mereka untuk fokus pada permainan dan menghindari dampak negatif dari komentar-komentar destruktif di media sosial.
Penulis: Emi Kurniasih.