Konflik mematikan yang terjadi di perbatasan Thailand-Kamboja mempertemukan sekutu lama Amerika Serikat (AS), Thailand, yang memiliki pengalaman militer bertahun-tahun, melawan pasukan yang relatif muda, Kamboja, yang memiliki hubungan erat dengan China.
Bangkok dan Phnom Penh bertikai mengenai wilayah yang diperebutkan sejak masa penjajahan Prancis lebih dari seratus tahun yang lalu.
Baca Juga : Popularitas Padel Meningkat Pesat di Indonesia: Akankah Bertahan Lama?
Lebih dari belasan orang dilaporkan tewas dan lebih dari 100.000 warga sipil telah dievakuasi sejak pertempuran dimulai pada Kamis.
Berikut adalah tinjauan mengenai sejarah dan kemampuan militer kedua pihak yang terlibat.
Keunggulan Angkatan Laut Thailand dalam Hal Angka dan Persenjataan
Secara keseluruhan, militer Thailand jauh lebih besar dan lebih terperlengkapi dibandingkan dengan Kamboja, baik dari segi jumlah personel maupun persenjataan.
Thailand memiliki total 361.000 personel aktif yang tersebar di semua cabang militer, lebih dari tiga kali lipat jumlah pasukan Kamboja. Dan pasukan Thailand dilengkapi dengan senjata yang jauh lebih canggih daripada yang dimiliki oleh pasukan Kamboja.
“Thailand memiliki militer yang besar dan didanai dengan baik, serta angkatan udaranya merupakan salah satu yang paling terlatih dan dilengkapi di Asia Tenggara,” tulis International Institute for Strategic Studies (IISS) dalam laporan Military Balance 2025 mengenai kekuatan militer dunia.
Menurut peringkat Lowy Institute pada 2024, Thailand berada di posisi ke-14 dalam hal kemampuan militer, sementara Kamboja berada di posisi ke-23.
Sejarah Keterlibatan Thailand dengan Amerika Serikat
Thailand telah menjadi sekutu utama AS sejak penandatanganan Perjanjian Pertahanan Kolektif Asia Tenggara atau Manila Pact pada tahun 1954. Negara ini memainkan peran penting selama Perang Vietnam, dengan AS menempatkan aset udara, termasuk bomber B-52, di beberapa pangkalan udara Thailand dan pasukan Thailand bertempur di sisi Vietnam Selatan yang didukung AS.
Thailand juga menjadi sekutu utama AS di kawasan Indo-Pasifik dan terlibat dalam latihan militer tahunan terbesar, Cobra Gold, yang dimulai pada tahun 1982 dan diikuti oleh puluhan negara lainnya. Latihan ini kini menjadi latihan militer internasional yang paling lama berlangsung di dunia.
Meskipun Thailand memiliki hubungan erat dengan AS, dalam beberapa tahun terakhir, militer Thailand telah berusaha untuk mempertahankan kebijakan militer yang lebih netral, dengan meningkatkan hubungan dengan China.
Dukungan China untuk Kamboja
Sementara Thailand memiliki hubungan dekat dengan AS, Kamboja semakin bergantung pada China untuk dukungan militer. China telah menjadi pemasok utama peralatan pertahanan bagi Kamboja, menggantikan Rusia, yang sebelumnya menjadi mitra utama mereka.
Pada tahun 2025, China dan Kamboja menyelesaikan latihan militer Golden Dragon yang terbesar, yang menampilkan latihan tembak langsung. Selain itu, China juga membangun Pangkalan Laut Ream di Kamboja yang dapat menampung kapal induk China di masa depan.
Perbedaan Persenjataan antara Thailand dan Kamboja
Thailand memiliki angkatan udara yang sangat terperlengkapi, dengan setidaknya 11 jet tempur modern Gripen buatan Swedia dan puluhan jet F-16 dan F-5 buatan AS. Sebaliknya, Kamboja tidak memiliki angkatan udara yang siap tempur.
Di darat, Thailand memiliki banyak tank tempur, termasuk 60 tank VT-4 buatan China dan ratusan tank T-55 buatan Uni Soviet dan AS. Kamboja hanya memiliki sekitar 200 tank lawas yang sebagian besar buatan China dan Uni Soviet.
Di sisi artileri, Thailand memiliki lebih dari 600 unit, termasuk setidaknya 56 senjata 155mm dan lebih dari 550 senjata tarik 105mm. Sementara itu, Kamboja hanya memiliki sekitar 12 senjata 155mm.
Keunggulan Medan Perang bagi Kamboja
Meskipun Thailand unggul dalam jumlah dan kualitas persenjataan, Kamboja memiliki keuntungan dalam hal medan perang. Analisis oleh Carl Schuster, mantan Direktur Operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS, mengungkapkan bahwa medan di Kamboja memberikan keuntungan bagi pasukan Kamboja dalam mengakses wilayah yang diperebutkan.
Kamboja juga dikabarkan telah menanamkan ranjau darat dan jebakan di wilayah yang diperebutkan, yang dapat memaksa Thailand untuk bergantung pada senjata jarak jauh dan daya tembak udara.
Baca Juga : Digital Marketing: Solusi Cerdas Tingkatkan Omzet Harian
Menghadapi Masa Depan: Strategi Thailand dalam Konflik
Thailand diperkirakan akan mengandalkan keunggulan udara dan pasukan khusus untuk mengatasi pertempuran. Pasukan udara kerajaan Thailand diyakini memiliki keunggulan dalam pertempuran ini, dengan kemampuan untuk memanfaatkan serangan udara dan serangan jarak jauh untuk memukul mundur pasukan Kamboja.
Penulis : Tamtia Gusti Riana