Dalam perdagangan akhir pekan lalu, sejumlah saham dari perusahaan besar menjadi pusat perhatian pelaku pasar global. Di antaranya adalah Puma, LVMH, dan Intel, yang masing-masing mengalami pergerakan harga signifikan akibat laporan keuangan terbaru, revisi pandangan bisnis, hingga tekanan eksternal seperti tarif dagang dan ketidakpastian ekonomi.
Puma Terkapar Setelah Pangkas Proyeksi Laba dan Penjualan
Saham perusahaan olahraga asal Jerman, Puma SE, anjlok hingga 18% pada hari Jumat setelah manajemen mengumumkan pemotongan drastis terhadap proyeksi penjualan dan keuntungan tahun 2025. Perusahaan memperkirakan bahwa pendapatan tahun ini akan turun setidaknya 10%, dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang masih mengindikasikan pertumbuhan. Tak hanya itu, Puma juga memberi sinyal akan membukukan kerugian operasional untuk tahun ini.
Penyebab utama dari penurunan ini adalah melemahnya permintaan di pasar utama seperti Amerika Serikat dan Eropa, serta tekanan dari tarif impor AS yang membebani margin keuntungan perusahaan. CEO baru Puma, Arthur Hoeld, menyebut bahwa 2025 akan menjadi tahun “perubahan arah” bagi perusahaan. Dia menyoroti bahwa merek Puma perlu mengalami reposisi agar tetap relevan di tengah persaingan ketat pasar olahraga global.
Selain tarif, inventaris Puma yang meningkat hingga €2,15 miliar turut menekan kinerja. Perusahaan diketahui melakukan pemesanan besar-besaran tahun lalu untuk menghindari tarif impor tambahan dari AS. Namun, keputusan tersebut berbalik menjadi masalah karena permintaan melambat, membuat stok menumpuk dan terpaksa dijual dengan diskon besar-besaran. Kondisi ini berdampak langsung pada margin kotor Puma yang terkoreksi cukup tajam.
baca juga : Dari Hobi Menjadi Profesi Karier Teknisi yang Menjanjikan
LVMH Tahan Tekanan, Tapi Penjualan Fashion & Leather Goods Menurun
Sementara itu, LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton, raksasa barang mewah asal Prancis, juga merilis laporan keuangan semester pertama tahun 2025. Meski sahamnya sempat menguat di awal sesi, investor tetap mewaspadai penurunan dalam segmen andalan perusahaan: fashion dan barang kulit (leather goods).
Pendapatan sektor fashion LVMH turun 9% secara organik, sementara total pendapatan grup mencapai €39,8 miliar, turun sekitar 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan operasional grup juga terkoreksi hingga 18%, menjadi sekitar €6,6 miliar.
Analis menilai bahwa penurunan ini mencerminkan pergeseran pola konsumsi konsumen kelas atas, terutama di China dan Amerika Serikat, dua pasar utama LVMH. Tekanan makroekonomi, termasuk ketidakpastian geopolitik, pengetatan moneter, serta melemahnya daya beli, turut berkontribusi terhadap hasil ini.
Meski demikian, LVMH masih mendapat dukungan dari lini bisnis lain seperti selective retailing dan parfum, serta tetap menunjukkan kekuatan finansial yang solid. Dalam jangka panjang, strategi ekspansi ke pasar Asia Tenggara dan rencana membangun pabrik di Texas untuk menghadapi tarif AS menjadi langkah antisipatif yang diapresiasi investor.
Intel Umumkan Laba Tipis, Saham Turun Meski Prospek Positif
Perusahaan semikonduktor asal AS, Intel Corporation, juga menjadi sorotan setelah merilis laporan laba kuartalan. Meskipun berhasil membukukan pendapatan yang sesuai ekspektasi analis, Intel tetap mencatat kerugian bersih sebesar US$0,10 per saham, terutama akibat biaya restrukturisasi dan penurunan aset.
Saham Intel sempat mengalami koreksi sekitar 8,5% di tengah kekhawatiran investor terhadap biaya-biaya satu kali tersebut. Namun, prospek kuartal ketiga justru menunjukkan tanda positif: margin kotor diproyeksi naik ke 36% dari 29,7%, mencerminkan efisiensi biaya dan strategi pemulihan yang mulai efektif.
Intel juga mengumumkan akan melakukan pemangkasan tenaga kerja hingga 15%, sebagai bagian dari langkah penghematan dan fokus pada pengembangan produk-produk berbasis AI dan prosesor generasi baru. Para analis menilai langkah ini sebagai upaya mempercepat transformasi bisnis perusahaan menuju kompetisi di pasar chip yang semakin ketat dengan Nvidia dan AMD.
Rangkuman Dampak Saham:
Emiten | Perubahan Saham | Faktor Penyebab |
---|---|---|
Puma | Turun 17–18% | Revisi pandangan bisnis, tarif AS, inventaris tinggi |
LVMH | Fluktuatif, awalnya naik 3% | Penurunan sektor fashion, prospek makro lemah |
Intel | Turun ~8,5% | Kerugian kuartalan, biaya restrukturisasi, efisiensi margin |
penulis : Bagas Reyhan N.