Bentrokan dengan Milisi Pro-Iran di Baghdad: Polisi Irak Tewas, Sejumlah Terluka

Bentrokan dengan Milisi Pro-Iran di Baghdad: Polisi Irak Tewas, Sejumlah Terluka

Ketegangan Meningkat Usai Milisi Serbu Kantor Pemerintah

Seorang polisi Irak tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan antara pasukan keamanan Irak dan milisi Syiah yang didukung Iran di Baghdad pada Minggu. Insiden terjadi setelah anggota milisi menyerbu sebuah kantor pemerintah untuk memaksa pengangkatan kembali seorang pejabat yang telah diberhentikan.

Baca Juga :David Raya Siap Bersaing dengan Arrizabalaga Jadi Kiper Utama Arsenal

Milisi Serbu Kementerian Pertanian, Tim Keamanan Diserang

Milisi yang teridentifikasi sebagai anggota Brigade 45 dan 46 dari Popular Mobilisation Forces (PMF) yang berafiliasi dengan Kataib Hezbollah, memasuki gedung Kementerian Pertanian di mana direktur baru sedang melakukan pertemuan dengan staf. Insiden ini memicu kepanikan di kalangan pegawai, yang kemudian meminta bantuan keamanan.

Saat pasukan dari Polisi Federal dan Tim Tanggap Darurat tiba di lokasi, mereka langsung mendapat tembakan dari kelompok bersenjata tersebut. Akibatnya, sejumlah petugas keamanan terluka dan setidaknya 14 milisi berhasil ditangkap, menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri Irak.

Video Medsos Ungkap Kekacauan: Suara Tembakan dan Korban Luka

Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan pasukan keamanan Irak bergegas ke lokasi kejadian di kawasan Saydiyah, Baghdad Selatan, dengan suara tembakan terdengar di latar. Beberapa video lainnya memperlihatkan petugas keamanan yang terluka sedang mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.

PMF dan Kataib Hezbollah: Sejarah, Kekuatan, dan Kontroversi

PMF merupakan kelompok paramiliter yang terdiri dari berbagai milisi Syiah pro-Iran. Brigade 45 dan 46, yang terlibat dalam insiden ini, secara langsung terafiliasi dengan Kataib Hezbollah — salah satu milisi paling berpengaruh dan paling kontroversial di Irak.

PMF awalnya dibentuk untuk menghadapi ancaman dari ISIS pada 2014. Ribuan relawan Syiah bergabung atas seruan Ayatollah Ali Al Sistani, dan pemerintah Irak saat itu menyusun PMF sebagai kekuatan militer paralel. Seiring waktu, milisi yang didukung Iran seperti Kataib Hezbollah juga bergabung.

Tuduhan Pelanggaran HAM dan Tindakan AS

Selama konflik melawan ISIS, beberapa milisi PMF dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga sipil di wilayah Sunni. Pemerintah Irak dan PMF menyebut pelanggaran itu sebagai “tindakan individu”.

Amerika Serikat telah menetapkan sanksi terhadap sejumlah pemimpin PMF sebagai bagian dari tekanan terhadap pengaruh Iran di Irak. Antara 2019 hingga 2021, beberapa tokoh senior PMF dikenai sanksi berdasarkan Global Magnitsky Human Rights Accountability Act.

Baca Juga : 5 Kesalahan Routing yang Harus Dihindari di Jaringan

PMF Pasca-ISIS: Semakin Kuat, Semakin Membangkang

Sejak deklarasi kekalahan ISIS pada akhir 2017, PMF — terutama milisi yang bersekutu dengan Teheran — tumbuh menjadi kekuatan besar di Irak. Mereka kini kerap menunjukkan sikap menantang terhadap pemerintah maupun kelompok oposisi, memicu kekhawatiran akan stabilitas dan keamanan nasional.

Penulis : Tamtia Gusti Riana

More From Author

Resmi! Emil Audero Gabung Klub Promosi Serie A, Cremonese

Hasil Arsenal vs Newcastle: The Gunners Menang 3-2 dan Perkenalkan Viktor Gyokeres

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories