Sosok dengan kekayaan diperkirakan mencapai Rp 2.300 triliun—CEO Nvidia, Jensen Huang—baru-baru ini mengungkapkan bahwa jika ia mengulang masa kuliah hari ini, ia tidak akan memilih jurusan Teknologi Informasi atau Software Engineering, melainkan fokus ke ilmu fisika. Pernyataan ini mengejutkan banyak pihak, terutama di era digital saat ilmu komputer sedang sangat diminati.Instagram+5Detik Finance+5Google News+5
Mengapa Fisika, Bukan IT?
Menurut Jensen Huang, meskipun dunia teknologi berkembang pesat, jurusan fisika menawarkan landasan pemahaman ilmiah dan analitis yang kuat—dasar bagi perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi mutakhir. Dengan bekal fisika, seseorang bisa lebih mudah memahami arsitektur chip, desain sistem embedded, dan cara kerja hardware—berbeda dari jurusan IT yang lebih fokus ke aspek pemrograman.CNBC IndonesiaDetik Finance
Apa Keunggulan Ilmu Fisika dalam Era Teknologi?
1. Basis Fundamental
Fisika memungkinkan seseorang memahami prinsip dasar alam semesta, mulai dari mekanika kuantum hingga elektromagnetika—pengetahuan yang sangat penting di balik riset AI, pemrosesan data besar, dan desain perangkat keras komputer.
2. Kemampuan Analitis Tinggi
Mahasiswa fisika terbiasa memecahkan masalah kompleks yang sering kali tidak terstruktur. Kemampuan ini berguna ketika merancang algoritma AI, bekerja pada riset ilmiah, atau mengembangkan teknologi mutakhir.
3. Potensi Karier yang Lebih Luas
Lulusan fisika sering bekerja di bidang teknologi tinggi, riset laboratorium, pengembangan produk elektronik, atau bidang energi—dengan peluang untuk bekerja di perusahaan seperti Nvidia, Tesla, ruang angkasa, dan laboratorium penelitian.DetikDetik Finance
baca juga : 5 Kesalahan Fatal Saat Memasang Kabel Cross
Pengalaman Jensen Huang: Pelajaran untuk Banyak Orang
Jensen menyampaikan bahwa keputusan mengikuti jurusan software engineering atau IT mungkin tidak akan memberikan pemahaman mendalam tentang hardware dan fisika dasar teknis yang menjadi fondasi AI. Ia menilai bahwa fisika memberi seseorang kerangka berpikir yang lebih fundamental saat merancang sistem teknologi masa depan.
Pilihan ini menunjukkan bahwa meskipun industri saat ini menaruh perhatian besar pada software, ilmu di balik perangkat keras dan teori ilmiah tetap menjadi aset langka dan bernilai tinggi.Instagram
Trend Global: Ilmu Fisika Semakin Dibutuhkan?
Fenomena yang diungkap Jensen juga mencerminkan tren global di mana profesi berbasis riset ilmiah dan teknologi hardware semakin dicari seiring berkembangnya AI, komputasi kuantum, dan teknologi chip canggih.
Contoh:
- Riset fisika kuantum yang menjadi dasar pengembangan prosesor baru.
- Insinyur hardware yang merancang chip AI memerlukan pemahaman fisika material dan elektronika secara mendalam.
Sehingga, lulusan fisika bisa melangkah ke berbagai bidang: mulai dari R&D hardware, pengembangan sistem embedded, hingga riset AI tingkat lanjut.
Apakah Ini Artinya Jurusan IT Jadi Tidak Relevan?
Tentu tidak. Jensen tidak mengatakan bahwa jurusan IT tidak berguna—tetapi ia menyoroti pentingnya landasan ilmiah yang kuat sebagai keunggulan jangka panjang. Bagi yang ingin langsung bekerja sebagai programmer atau membangun aplikasi, jurusan IT masih sangat relevan.
Namun untuk posisi strategis dalam pengembangan teknologi hardware atau memimpin riset teknologi mutakhir, latar belakang fisika dianggap memberikan keunggulan kompetitif.
Tips Memilih Jurusan Kuliah di Era AI
- Pertimbangkan apa yang ingin kamu pelajari lebih dalam: hardware dan komputasi fisik (fisika), atau software dan aplikasi (IT).
- Pikirkan karier jangka panjang: Jika kamu tertarik pada riset, hardware, atau inovasi teknologi tingkat tinggi, fisika dapat membuka peluang yang lebih luas.
- Integrasikan skill lintas disiplin: Banyak informasi yang menyebut fisika + programming adalah paduan yang powerful dalam pengembangan AI dan teknologi mutakhir.
- Pantau minat industri dan pendidikan global: Banyak riset besar dan perusahaan teknologi kelas dunia kini merekrut lulusan fisika untuk mengembangkan inovasi masa depan.
penulis : Bagas Reyhan N.