Insiden pemaksaan yang dilakukan oleh tiga ojek pangkalan (opang) di Stasiun Tigaraksa, Tangerang, menjadi viral dan menuai kecaman publik. Ketiganya memaksa seorang ibu yang menggendong bayinya turun dari taksi online saat hujan, dengan alasan pelanggaran zona penjemputan.
Baca juga: Kenangan Tragis Para Penyintas Kecelakaan Bus Tidur yang Menewaskan 10 Orang di Vietnam
Insiden Terekam Video dan Viral di Media Sosial
Kejadian memilukan ini terekam dalam sebuah video yang tersebar luas di media sosial sejak Jumat, 25 Juli 2025. Dalam video tersebut, terlihat sejumlah pengemudi opang menghadang sebuah taksi online dan memaksa penumpangnya, seorang ibu dengan bayi, turun di tengah jalan saat hujan deras mengguyur.
Bahkan, salah satu opang mengancam akan merusak mobil menggunakan batu, memicu ketegangan antara pengemudi dan para opang.
Dalih Pelanggaran Zona Penjemputan
Aksi para opang itu disebut sebagai bentuk “penegakan aturan” terkait zona eksklusif penjemputan penumpang yang mereka klaim sebagai wilayah ojek pangkalan. Sopir taksi online akhirnya menurunkan penumpang di lokasi tersebut karena tertekan oleh intimidasi.
Polisi Langsung Bertindak dan Lakukan Pendekatan
Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Indra Waspada Amirullah, bersama jajarannya turun langsung ke lokasi untuk menyelidiki kejadian. Polisi menemui pihak opang dan ojol secara terpisah untuk mendapatkan keterangan lengkap.
Indra menegaskan pentingnya menjaga emosi dan menyelesaikan konflik dengan kepala dingin.
“Kata kuncinya, sama-sama cari makan. Jangan sampai yang jadi korban justru penumpang,” tegasnya.
Tiga Opang Diamankan Pihak Kepolisian
Polisi menetapkan tiga terduga pelaku, yakni A, N, dan J, sebagai orang yang terlibat dalam insiden penghadangan taksi online tersebut. Ketiganya kini diamankan untuk menjalani proses penyelidikan lebih lanjut.
Kapolsek Cisoka, Iptu Anggio Pratama, menjelaskan bahwa tindakan ini dilakukan untuk mengusut adanya unsur pidana dalam insiden tersebut. Pihak kepolisian juga menyebutkan bahwa sejumlah saksi akan diperiksa.
Kronologi Kejadian: Cekcok Bermula dari Teguran
Kapolresta Indra menjelaskan, awal kejadian bermula saat pasangan suami istri bersama bayinya turun di Stasiun Tigaraksa dan memesan taksi online melalui aplikasi. Penjemputan dilakukan di depan stasiun.
Beberapa opang menegur sopir taksi online karena dianggap mengambil penumpang di zona mereka. Cekcok terjadi ketika sang ibu turut berbicara menanggapi teguran tersebut. Situasi memanas hingga akhirnya mereka dipaksa turun. Karena enggan naik ojek pangkalan, pasangan itu memilih berjalan kaki sambil membawa bayinya.
Proses Mediasi Dilakukan untuk Cegah Konflik Lanjutan
Pihak kepolisian telah melakukan mediasi antara pengemudi taksi online dan opang. Mediasi ini bertujuan untuk mendinginkan situasi dan mencegah konflik serupa terjadi kembali.
“Permasalahan ini dipicu oleh miskomunikasi terkait zona penjemputan. Kini sedang dalam penyelidikan lebih lanjut,” ujar Indra.
Polisi Imbau Masyarakat Tenang dan Serahkan Proses Hukum
Kombes Indra meminta masyarakat tidak terpancing emosi dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak berwenang. Ia juga menekankan pentingnya kondusivitas dan keamanan bersama di sekitar kawasan stasiun.
Penulis: Fiska Anggraini