Pesta olahraga pacuan kuda terbesar di Indonesia kembali digelar dengan meriah dan penuh semangat. Kejuaraan Nasional Pacuan Kuda Indonesia Derby 2025 mencuri perhatian publik, menjadi penanda kebangkitan olahraga tradisional ini di tanah air.
baca juga : Apakah 18 Agustus 2025 Cuti Bersama? Cek Jadwal Libur Nasional!
Apa yang Membuat Indonesia Derby 2025 Begitu Spesial?
Indonesia Derby 2025 bukan sekadar ajang balapan kuda biasa. Dengan dukungan berbagai pihak, mulai dari kepolisian hingga komunitas pecinta pacuan kuda, ajang ini diselenggarakan secara megah dan profesional. Kapolda DIY Irjen Pol Anggoro Sukartono bersama jajaran pimpinan turut hadir dalam acara tersebut sebagai bentuk dukungan pada dunia olahraga nasional.
Event ini menjadi puncak dari rangkaian kompetisi Triple Crown yang bergengsi di kalangan pehobi dan atlet pacuan kuda. Ribuan penonton memadati stadion, menikmati atmosfer kompetisi yang menegangkan sekaligus penuh hiburan.
Siapa Saja yang Terlibat dan Apa Harapan Mereka?
Anto Odang, pendiri Sarga.co sekaligus penyelenggara, menyatakan rasa bangganya terhadap suksesnya gelaran tahun ini. Ia menegaskan komitmennya untuk terus memajukan olahraga pacuan kuda melalui pendekatan yang inklusif dan kreatif.
“Kami ingin pacuan kuda dikenal bukan hanya di kalangan pehobi, tapi juga di masyarakat luas, terutama generasi muda,” ungkap Anto.
Sebagai bagian dari upaya menarik perhatian anak muda, ajang ini juga diwarnai dengan peluncuran web series “Racing Hearts” yang dibintangi aktor ternama seperti Dion Wiyoko dan Valerie Thomas. Tak hanya pacuan, festival ini juga menghadirkan zona anak dan keluarga, menjadikannya tontonan sekaligus hiburan edukatif.
Berapa Banyak Kuda dan Provinsi yang Berpartisipasi?
Ketua Umum PP Pordasi, Aryo Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa Kejurnas Pacuan Kuda ke-59 ini berhasil menyaring 156 kuda terbaik dari 13 provinsi, diseleksi dari total lebih dari 300 pendaftar.
Yang menjadi sorotan adalah kuda King Argentine, yang berpeluang mencetak sejarah baru sebagai kuda pertama yang meraih Triple Crown tiga kali setelah prestasi serupa pada tahun 2004 dan 2014.
“Kami pastikan penyelenggaraan berlangsung aman, sesuai arahan Presiden agar tidak ada kecelakaan (zero accident) dalam olahraga,” jelas Aryo.
Seberapa Besar Animo Penonton dan Nilai Ekonominya?
Popularitas pacuan kuda nasional terbukti meningkat pesat. Jumlah penonton live streaming via YouTube melonjak dari 2.000 menjadi 8.000 penonton, sementara total penonton event ini secara keseluruhan tembus angka 110 ribu, jauh naik dari 70 ribu tahun sebelumnya.
Di media sosial seperti TikTok, beberapa video pacuan kuda bahkan menembus 8 juta penayangan, membuktikan bahwa daya tarik pacuan kuda kini semakin luas dan diterima semua kalangan.
Tak hanya soal tontonan, sisi ekonomi pun ikut meroket:
- Hadiah total mencapai Rp 1,2 miliar
- Harga anak kuda naik dari Rp 50 juta menjadi Rp 200 juta
- Transaksi kuda lokal tembus angka Rp 61 miliar
Bagaimana Potensi Pacuan Kuda di Luar Jawa?
Aryo juga menyoroti potensi luar biasa pacuan kuda di luar Jawa. Sebagai contoh, saat PON di Takengon, Aceh, penonton pacuan kuda mencapai 120 ribu orang, melebihi penonton sepak bola di lokasi yang sama. Hal serupa juga terjadi di Bima dan Sulawesi Utara, di mana antusiasme masyarakat sangat tinggi.
Namun, ada tantangan tersendiri yaitu terbatasnya stok kuda pacuan berkualitas di Indonesia. Bahkan Aryo menyebut di beberapa daerah seperti Sulawesi Utara, stok kuda pacu sudah habis.
Apa Harapan untuk Masa Depan Pacuan Kuda Indonesia?
Ketua Panitia Penyelenggara, Ir. H. Munawir, menyampaikan optimisme bahwa keberhasilan tahun ini akan menjadi momentum kebangkitan industri pacuan kuda. Ia berharap ajang-ajang seperti ini dapat menjadi jalan bagi kuda-kuda Indonesia bersaing di level internasional.
“Dengan minat peserta yang terus tumbuh, hadiah yang besar, serta nilai jual kuda yang meningkat drastis, kami yakin pacuan kuda punya masa depan cerah,” ujar Munawir.
penulis : elsandria