Kelaparan di Gaza telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan ribuan orang, termasuk anak-anak, meninggal setiap hari akibat malnutrisi dan penyakit. Konflik berkepanjangan dan blokade yang diberlakukan Israel semakin memperburuk krisis ini, menyebabkan banyaknya korban yang tidak dapat menerima bantuan tepat waktu.
Baca juga: Perancis Akan Akui Negara Palestina: Apa Dampaknya?
Mengapa Gaza Mengalami Kelaparan Parah?
Kelaparan yang melanda Gaza adalah hasil dari blokade yang diberlakukan Israel, yang menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan. Pada Maret 2025, Israel mengumumkan larangan total terhadap pengiriman makanan, air, dan obat-obatan ke wilayah Gaza. Satu-satunya pengecualian adalah sedikit distribusi pangan di wilayah selatan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang juga sangat berbahaya bagi para penerimanya. Menurut data PBB, hampir 900 orang telah tewas saat mencari makanan.
Krisis ini semakin diperburuk oleh kenyataan bahwa banyak truk bantuan yang terjebak di perbatasan, sementara kebutuhan mendesak untuk makanan dan obat-obatan terus meningkat. Israel baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan membuka “rute yang aman” bagi konvoi bantuan, tetapi efektivitas langkah ini masih belum jelas.
Apa yang Membuat Kelaparan di Gaza Unik?
Menurut Ingrid de Zwarte, seorang ahli dalam studi kelaparan di masa perang dari Wageningen University (WUR), kelaparan yang terjadi di Gaza berbeda dengan kasus kelaparan lainnya. “Apa yang membuat Gaza unik adalah kenyataan bahwa bantuan sudah tersedia hanya beberapa jam dari perbatasan, namun tidak dapat masuk,” ujar de Zwarte. Hal ini menunjukkan bahwa kelaparan ini bukan hanya akibat dari kelangkaan pangan, tetapi juga akibat dari kebijakan yang sengaja membatasi bantuan kemanusiaan.
Alex de Waal, seorang pakar kelaparan asal Inggris, mengungkapkan bahwa situasi di Gaza merupakan satu-satunya kasus dalam sejarah modern di mana kelaparan sengaja “diorkestrasi” dengan sangat rinci. “Jika Israel ingin memastikan bahwa setiap anak di Gaza mendapat sarapan besok, mereka hanya perlu mengatakan itu, dan akan terjadi,” kata de Waal.
Bagaimana Dampak Krisis Kelaparan pada Penduduk Gaza?
Kondisi di Gaza sangat parah. Menurut data dari PBB, lebih dari setengah juta orang di Gaza kini menghadapi kelaparan ekstrem. Salah satu dari lima anak di Gaza mengalami malnutrisi akut. Satu anggota tim bantuan dari UNRWA menggambarkan kondisi ini dengan menyatakan bahwa banyak penduduk Gaza kini “hanya hidup seolah-olah mereka mati perlahan setiap hari.”
Menurut Caroline Willemen, koordinator bantuan darurat untuk Médecins Sans Frontières (MSF) di Gaza, keadaan yang dihadapi penduduk sangat tragis. “Apa yang kami lihat di sini tidak bisa digambarkan dengan kata-kata,” ujar Willemen. Video yang beredar menunjukkan bayi-bayi yang sangat kurus akibat kekurangan gizi, sementara makanan bayi juga tidak diizinkan masuk ke Gaza.
Apakah Ada Tindakan dari Pihak Israel?
Israel terus membantah tuduhan bahwa mereka menggunakan kelaparan sebagai senjata perang. Mereka menuduh organisasi bantuan menyebarkan “propaganda Hamas,” meskipun bahkan tentara Israel sendiri tidak menemukan bukti yang mendukung klaim tersebut. Organisasi bantuan internasional seperti USAID juga menyatakan tidak ada bukti bahwa Hamas secara sistematis mencuri bantuan pangan yang dikirimkan.
Namun, meskipun bantuan sudah tersedia, Israel terus membatasi aksesnya ke Gaza, dengan alasan masalah keamanan. Tindakan ini telah menyebabkan kesulitan yang sangat besar bagi penduduk Gaza yang terperangkap dalam blokade tersebut.
Kerusakan Jangka Panjang Akibat Kelaparan
Kerusakan akibat kelaparan di Gaza tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek, tetapi dapat memengaruhi generasi mendatang. Anak-anak yang menderita malnutrisi parah membutuhkan perawatan medis khusus, dan banyak dari mereka akan menghadapi gangguan perkembangan jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang lahir selama kelaparan, seperti pada periode Hongerwinter di Belanda setelah Perang Dunia II, cenderung menderita masalah kesehatan seumur hidup mereka.
Laporan menunjukkan bahwa kelaparan ini memiliki dampak yang sangat merusak. Tidak hanya pada kesehatan fisik anak-anak, tetapi juga pada kemampuan mereka untuk berkembang dan bertahan dalam kehidupan mereka yang lebih panjang.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Krisis Ini?
PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya terus berupaya untuk meningkatkan akses bantuan ke Gaza, namun tantangan besar tetap ada. Kelaparan di Gaza sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dan bantuan internasional semakin mendesak agar dapat segera masuk. Namun, tanpa perubahan besar dalam kebijakan blokade dan aksesibilitas bantuan, kelaparan ini bisa berlanjut dan bahkan memburuk.
Masyarakat internasional harus mendesak agar langkah-langkah lebih konkret diambil untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat sampai ke Gaza, dan bahwa tidak ada pihak yang menggunakan kelaparan sebagai alat perang.
Penulis: Fiska Anggraini