Momen Canggung Trump Vs Jerome Powell Viral: Ini Latar Belakang Perseteruannya

Video Presiden AS Donald Trump dicecar fakta oleh Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell viral di media sosial. Dalam tayangan yang disebut-sebut “mirip adegan The Office”, Trump tampak disanggah oleh Powell saat membahas proyek renovasi gedung bank sentral AS.

Namun, di balik momen viral itu, ada konflik lama yang menggambarkan ketegangan serius antara kepentingan politik dan kebijakan moneter di Amerika Serikat. Lantas, siapa Jerome Powell? Dan kenapa dia bisa ‘melawan’ presiden secara terbuka?

Baca juga: Nasib Ter Stegen di Barca Kian Suram, Ban Kapten Juga Terancam Dicopot?

Siapa Jerome Powell?

Jerome Powell adalah Ketua The Federal Reserve — bank sentral Amerika Serikat, setara dengan Bank Indonesia (BI) di Indonesia atau Reserve Bank of Australia (RBA) di Australia.

The Fed berperan mengatur sistem keuangan, mengendalikan inflasi, dan menjaga stabilitas ekonomi nasional. Salah satu tugas terpentingnya adalah menentukan suku bunga acuan atau federal funds rate — indikator penting yang memengaruhi suku bunga pinjaman di seluruh negeri.

Yang membedakan The Fed dengan lembaga pemerintahan lain: ia bersifat independen. Artinya, meski pejabatnya ditunjuk oleh presiden, mereka tidak tunduk pada agenda politik siapa pun — termasuk presiden sekalipun.

Apa yang Terjadi di Video Viral Itu?

Dalam video yang viral, Trump dan Powell terlihat sedang meninjau proyek renovasi gedung The Fed di Washington DC. Proyek ini awalnya diperkirakan menelan biaya USD 1,9 miliar, namun kini membengkak menjadi USD 2,5 miliar.

Trump melontarkan komentar sinis bahwa renovasi tersebut kini menelan “sekitar USD 3,1 miliar”. Powell langsung menyanggah, menggelengkan kepala dan menyebut angka itu tidak berasal dari laporan resmi The Fed.

Ketika Trump menunjukkan kertas rincian biaya, Powell menyela, “Apakah Anda menghitung renovasi Martin?” Lalu menambahkan, “Itu bangunan ketiga — dan sudah selesai dibangun lima tahun lalu.”

Klarifikasi Powell secara langsung dan ekspresi seriusnya di depan media membuat momen ini cepat viral dan dijadikan meme di platform X (Twitter).

Apa Masalah Sebetulnya?

Perseteruan antara Trump dan Powell bukan hal baru. Selama bertahun-tahun, Trump secara terbuka menekan Powell untuk memangkas suku bunga acuan agar dapat merangsang pertumbuhan ekonomi.

Trump bahkan mendesak pemangkasan drastis hingga 3 poin persentase — langkah yang hanya lazim diambil saat krisis besar seperti pandemi Covid-19. Namun Powell dan timnya memilih berhati-hati, terutama karena kebijakan tarif Trump dinilai bisa memicu inflasi.

Powell menyatakan bahwa tarif yang diberlakukan “lebih tinggi dari perkiraan” dan berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi, sekaligus mempersulit ruang gerak The Fed dalam menurunkan suku bunga.

Sebagai respons, Trump menyebut Powell sebagai “pecundang besar” dan kembali menekannya untuk “melakukan hal yang benar”.

Bisakah Trump Memecat Powell?

Trump kerap menyuarakan keinginannya untuk memecat Powell. Namun, hal itu tidak semudah mengganti menteri.

Berdasarkan Federal Reserve Act 1913, anggota Dewan Gubernur The Fed (termasuk ketuanya) hanya bisa diberhentikan “dengan alasan yang sah” oleh presiden. Masalahnya, undang-undang tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan “alasan yang sah”.

Hingga saat ini, belum pernah ada presiden yang berhasil memecat Ketua The Fed. Jika Trump mencobanya, besar kemungkinan akan berujung pada gugatan hukum yang rumit dan menimbulkan ketidakstabilan pasar keuangan.

Meski begitu, Trump baru-baru ini menyatakan bahwa Powell “akan segera keluar” dan masa jabatannya akan berakhir delapan bulan lagi. Powell sendiri menyatakan akan tetap menjabat hingga masa tugasnya habis pada 2026.

Apa Dampaknya untuk Ekonomi?

Suku bunga The Fed saat ini masih bertahan di kisaran 4,25%–4,5%. Trump ingin memacu perekonomian melalui suku bunga yang lebih rendah, tapi The Fed khawatir dengan risiko inflasi.

Penurunan suku bunga memang bisa menurunkan bunga kredit dan merangsang belanja konsumen. Namun jika dilakukan terlalu agresif, bisa membuat harga-harga naik tak terkendali.

Di sisi lain, jika The Fed tunduk pada tekanan politik, kredibilitas dan independensinya bisa dipertanyakan — yang justru membahayakan stabilitas ekonomi jangka panjang.

Baca juga : Universitas Teknokrat Indonesia Tuan Rumah Cabang Petanque Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi

Kesimpulan

Perseteruan Trump dan Powell bukan sekadar soal ego dua tokoh besar, tapi mencerminkan pertarungan antara kepentingan jangka pendek politis versus stabilitas ekonomi jangka panjang.

Bagi masyarakat umum, keputusan The Fed soal suku bunga akan berdampak langsung ke kredit rumah, cicilan mobil, kartu kredit, hingga tabungan. Dan selama ketegangan ini terus berlangsung, pasar akan tetap cemas menanti siapa yang akhirnya ‘menang’.

Penulis : Eka sri indah lestary

More From Author

Robot yang melahap keuntungan Google: Kiamat periklanan senyap AI

Robot yang melahap keuntungan Google: Kiamat periklanan senyap AI

Cerita Menarik di Balik Selebrasi 'Tutup Mulut' Viktor Gyokeres

Cerita Menarik di Balik Selebrasi ‘Tutup Mulut’ Viktor Gyokeres

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories