Upaya AS Mendorong Perdamaian di Asia Tenggara
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, mengumumkan bahwa sejumlah pejabat dari Departemen Luar Negeri AS kini berada di Malaysia. Kedatangan mereka bertujuan untuk membantu proses perdamaian antara Thailand dan Kamboja, yang dijadwalkan memulai perundingan gencatan senjata pada hari ini.
Baca Juga : Kopilot Delta Airlines Ditangkap di Bandara San Francisco Setelah Mendarat
Dilansir dari Reuters pada Senin (28/7/2025), pihak Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa Presiden Donald Trump dan Menlu Marco Rubio terus berkomunikasi dengan pemimpin kedua negara dan mengikuti perkembangan konflik secara intens.
Peran AS dalam Proses Gencatan Senjata
Rubio menambahkan, kehadiran pejabat AS di Malaysia merupakan bagian dari upaya aktif Washington untuk mendukung proses perdamaian yang sedang berlangsung. Pemerintah AS berharap perundingan antara Thailand dan Kamboja dapat menghasilkan kesepakatan gencatan senjata yang efektif dan permanen.
Diketahui, pemimpin dari kedua negara dijadwalkan mengikuti perundingan yang dimediasi di Malaysia hari ini, sebagai bagian dari langkah diplomatik untuk menyelesaikan sengketa perbatasan yang telah menelan korban jiwa.
Ketegangan Memuncak di Perbatasan Thailand-Kamboja
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja kembali meningkat sejak insiden penembakan yang menewaskan seorang tentara Kamboja pada akhir Mei lalu. Konflik tersebut memicu peningkatan jumlah pasukan di sepanjang perbatasan dan memperburuk hubungan diplomatik kedua negara.
Bentrok kembali pecah pada Kamis lalu dan dengan cepat berkembang menjadi pertempuran paling parah antara Thailand dan Kamboja dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Donald Trump Turun Tangan dan Berikan Tekanan Ekonomi
Presiden AS Donald Trump mengklaim telah melakukan komunikasi langsung dengan para pemimpin Thailand dan Kamboja. Dalam unggahannya di platform Truth Social, Trump menyatakan bahwa kedua pihak telah setuju untuk bertemu dan menyusun kesepakatan gencatan senjata sebagai langkah menuju perdamaian.
Trump juga menegaskan akan menunda pembicaraan dagang dengan kedua negara selama konflik masih berlangsung. Ia menyebut bahwa pemerintah AS tidak akan melanjutkan negosiasi tarif sebelum kedua belah pihak menghentikan pertempuran.
Baca Juga : Digital Marketing: Solusi Cerdas Tingkatkan Omzet Harian
Ancaman Tarif Jika Gencatan Senjata Gagal
Dalam pernyataannya, Trump mengancam akan mengenakan tarif sebesar 36% terhadap sebagian besar produk ekspor dari Thailand dan Kamboja ke Amerika Serikat, mulai 1 Agustus, jika tidak ada kesepakatan gencatan senjata yang dicapai.
Penulis : Tamtia Gusti Riana