Ultimatum Trump: Perdamaian atau Sanksi Ekonomi
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara langsung menghubungi para pemimpin Thailand dan Kamboja untuk mendesak agar konflik perbatasan antar kedua negara segera diakhiri. Lewat unggahan di platform Truth Social, Trump menyatakan bahwa kedua pihak telah sepakat untuk mengadakan pertemuan dan segera membahas gencatan senjata demi mencapai perdamaian.
Baca Juga : Penyebab Retaknya Rumah Tangga Ruce Nuenda dan Aryo Wiratama: KDRT dan Isu Selingkuh
Tidak hanya itu, Trump juga memberikan tekanan ekonomi sebagai bentuk ultimatum. Ia menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan membuka perundingan dagang dengan kedua negara hingga konflik benar-benar dihentikan.
Ancaman Tarif 36% Jika Konflik Tak Berakhir
Dalam pernyataannya, Trump mengancam akan menerapkan tarif tinggi sebesar 36% atas sebagian besar ekspor dari Thailand dan Kamboja ke Amerika Serikat mulai 1 Agustus. Kebijakan ini akan diberlakukan apabila kedua negara tidak segera mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Langkah ini dinilai sebagai upaya tegas pemerintah AS untuk mendorong kedua negara menyelesaikan konflik yang telah memanas dalam beberapa pekan terakhir, terutama setelah insiden penembakan yang menewaskan tentara Kamboja di wilayah perbatasan.
Dukungan AS dalam Proses Perdamaian
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengungkapkan bahwa delegasi Departemen Luar Negeri AS telah berada di Malaysia untuk membantu memediasi perundingan damai antara Thailand dan Kamboja. Pertemuan ini diharapkan menghasilkan solusi jangka panjang dan meredakan ketegangan di wilayah perbatasan.
Rubio menegaskan bahwa baik Presiden Trump maupun dirinya telah melakukan komunikasi intensif dengan para pemimpin dari kedua negara, dan akan terus memantau situasi dari dekat.
Latar Belakang Konflik Perbatasan Thailand–Kamboja
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat tajam sejak akhir Mei, setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan singkat di perbatasan. Sejak saat itu, pasukan dari kedua belah pihak saling memperkuat posisi mereka, memicu krisis diplomatik yang mengancam stabilitas politik internal Thailand.
Baca Juga : Rahasia Software Produktif: Tingkatkan Kinerja Tim Anda 10x Lipat!
Pada pekan lalu, bentrokan kembali pecah dan berkembang menjadi pertempuran terburuk dalam lebih dari satu dekade antara dua negara tetangga di Asia Tenggara ini.
Penulis : Tamtia Gusti Riana