Presiden Donald Trump kembali menekan Federal Reserve (The Fed) agar segera memangkas suku bunga acuan. Dalam unggahan di Truth Social baru-baru ini, Trump menyebut bahwa suku bunga yang tinggi menyakiti keluarga Amerika dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Namun, The Fed tampaknya tetap bersikap hati-hati.
Baca juga: Hansi Flick Terlihat Canggung Bersama Joan Laporta Saat Tur Barcelona di Jepang
Di tengah hubungan yang semakin panas antara Trump dan Ketua The Fed Jerome Powell, muncul pertanyaan: bagaimana keputusan suku bunga ini berdampak langsung ke dompet masyarakat?
Tekanan Trump dan Sikap Hati-Hati The Fed
Sejak Desember, suku bunga acuan The Fed berada pada kisaran 4,25% hingga 4,5%. Trump ingin angka ini dipangkas hingga 3 poin persentase, sesuatu yang ekstrem dan hanya terjadi dalam kondisi krisis seperti pandemi Covid-19.
Namun, Jerome Powell menahan diri. Menurutnya, ketidakpastian ekonomi dan risiko inflasi akibat kebijakan tarif Trump menjadi alasan utama kenapa suku bunga belum diturunkan. Sejumlah ekonom menyebut dampak tarif ini belum terasa sepenuhnya dan bisa memicu inflasi pada paruh kedua tahun ini.
Pasar pun tidak terlalu yakin The Fed akan mengambil langkah pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Indikator FedWatch dari CME Group memperlihatkan peluang hampir nol untuk pemangkasan suku bunga dalam pertemuan minggu depan. Potensi penurunan lebih besar diprediksi terjadi pada bulan September.
Apa Itu Suku Bunga The Fed dan Kenapa Penting?
Suku bunga acuan The Fed bukan hanya memengaruhi pinjaman antar bank, tapi juga merambat ke berbagai sektor keuangan konsumen. Mulai dari kartu kredit, pinjaman mobil, KPR, hingga tabungan, semuanya terpengaruh oleh keputusan The Fed.
Bagi masyarakat, setiap perubahan suku bunga bisa berdampak langsung pada pengeluaran harian hingga keputusan investasi jangka panjang.
Dampaknya ke Kehidupan Sehari-hari
Berikut beberapa sektor keuangan yang terpengaruh oleh kebijakan suku bunga:
1. Kredit Pemilikan Rumah (KPR):
Trump mengatakan pasar perumahan Amerika melambat karena Powell enggan menurunkan suku bunga. Tapi kenyataannya, bunga KPR tetap tinggi bukan hanya karena The Fed. Bunga KPR lebih banyak dipengaruhi oleh yield obligasi pemerintah AS dan kondisi ekonomi global. Ketika kekhawatiran soal tarif dan ekonomi meningkat, yield naik, dan bunga KPR ikut melambung.
2. Kartu Kredit dan Pinjaman Konsumen:
Berbeda dengan KPR, bunga kartu kredit sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga The Fed. Jadi, kalau suku bunga dipangkas, konsumen bisa sedikit bernapas lega karena tagihan bunga kartu kredit dan cicilan jangka pendek bisa turun.
3. Tabungan dan Deposito:
Saat The Fed menurunkan suku bunga, suku bunga tabungan juga ikut turun. Artinya, imbal hasil dari menabung di bank akan lebih kecil. Jadi meski cicilan lebih ringan, pendapatan pasif dari tabungan juga ikut menyusut.
4. Pinjaman Mobil dan Kredit Usaha Kecil:
Pinjaman jangka pendek seperti pembiayaan kendaraan atau modal kerja juga mengikuti arah suku bunga The Fed. Jika suku bunga turun, pelaku usaha kecil dan konsumen akan lebih mudah mengakses pinjaman murah.
Tarik Ulur Antara Politik dan Ekonomi
Perdebatan Trump dan Powell mencerminkan tarik ulur antara kepentingan politik dan kebijakan ekonomi. Trump ingin pertumbuhan ekonomi melesat demi menopang posisinya di tahun pemilu, sedangkan The Fed lebih fokus menjaga inflasi dan stabilitas jangka panjang.
Banyak analis memperingatkan, jika The Fed terlalu menuruti tekanan politik dan menurunkan suku bunga secara agresif, inflasi bisa kembali melonjak. Hal ini justru bisa berbalik merugikan masyarakat.
Brett House, profesor ekonomi di Columbia Business School, menyebut bahwa penurunan suku bunga pun belum tentu langsung berdampak pada semua sektor. “Bunga KPR, misalnya, tidak selalu bergantung pada kebijakan The Fed,” ujarnya.
Jadi, Haruskah Kita Khawatir?
Jawabannya tergantung. Jika Anda tengah merencanakan membeli rumah atau kendaraan dengan pinjaman, maka keputusan The Fed bisa berdampak langsung pada total biaya yang harus Anda bayar. Sebaliknya, jika Anda mengandalkan pendapatan dari tabungan dan deposito, maka suku bunga tinggi justru memberi keuntungan.
Yang pasti, masyarakat perlu memahami bahwa suku bunga adalah instrumen ekonomi yang kompleks. Bukan hanya soal menaikkan atau menurunkan, tapi soal menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga.
Penulis: Eka sri indah lestary