Hari Hepatitis Sedunia (HHS) 2025 menjadi momentum strategis bagi Indonesia untuk memperkuat komitmen global dalam memberantas hepatitis B dan C. Dengan mengusung tema nasional “Bergerak Bersama, Putuskan Penularan Hepatitis” dan tema global “Let’s Break It Down”, pemerintah mendorong kesadaran, edukasi, dan aksi nyata dari semua lapisan masyarakat.
baca juga : Apakah 18 Agustus 2025 Cuti Bersama? Cek Jadwal Libur Nasional!
Peringatan HHS 2025 Digelar Daring, Fokus pada Kolaborasi Lintas Sektor
Peringatan HHS tahun ini diadakan secara virtual melalui temu media pada Selasa, 22 Juli 2025. Tujuannya adalah membangun kesadaran publik, memperluas pemahaman tentang bahaya hepatitis, dan mendorong aksi kolektif lintas sektor untuk menurunkan angka infeksi.
Hepatitis: Ancaman Global dan Nasional yang Serius
Hepatitis B dan C Kronik Penyebab Utama Kanker Hati
Hepatitis B dan C kronik saat ini menjadi penyebab utama kanker hati, penyakit yang tercatat sebagai penyebab kematian ketiga tertinggi di dunia.
Data Global dan Nasional Hepatitis
- 254 juta orang di dunia menderita hepatitis B kronik
- 50 juta orang menderita hepatitis C kronik
- Di Indonesia (data Survei Kesehatan 2023):
- 6,7 juta penduduk terinfeksi hepatitis B
- 2,5 juta terinfeksi hepatitis C
Indonesia Semakin Dekat dengan Eliminasi Hepatitis
Capaian Positif: Penurunan Prevalensi Hepatitis B
Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI, dr. Ina Agustina Isturini, mengungkapkan bahwa Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan. Prevalensi hepatitis B menurun dari 7,1% (2013) menjadi 2,4% (2023).
Upaya Strategis:
- 89,6% ibu hamil telah diskrining hepatitis B
- 93% bayi dari ibu HBsAg positif telah mendapat imunisasi HB0 dan HBIg dalam 24 jam
- Cakupan imunisasi hepatitis B untuk tenaga kesehatan mencapai 58% sejak Oktober 2023
- Antivirus Tenofovir kini tersedia di 1.410 layanan di 206 kabupaten/kota
Penanganan Hepatitis C: Deteksi dan Terapi Makin Mudah
Pengobatan Efektif dengan DAA (Direct Acting Antiviral)
Penderita hepatitis C kini dapat mengakses pengobatan DAA yang efektif menyembuhkan lebih dari 95% kasus. Obat ini sudah tersedia di 71 rumah sakit di 56 kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Indonesia Punya Peran Kunci di Dunia
Kontribusi Besar untuk Eliminasi Global
Prof. David H. Muljono, anggota Komite Ahli Hepatitis Kemenkes RI, menekankan bahwa Indonesia, bersama China dan India, memikul lebih dari 50% beban hepatitis B global.
Tantangan: Prevalensi Tinggi di Wilayah Tertentu
Daerah seperti Maluku dan Papua masih menunjukkan prevalensi tinggi. Sebanyak 60% masyarakat Indonesia belum memiliki kekebalan terhadap hepatitis B, menjadikan mereka kelompok paling rentan.
Strategi Lokal dan Desentralisasi Jadi Kunci
Pendekatan Spesifik dan Berbasis Komunitas
Prof. David menyarankan strategi eliminasi yang tidak seragam, melainkan disesuaikan dengan kondisi lokal. Melibatkan tokoh agama, adat, dan masyarakat dinilai penting untuk efektivitas penanganan.
Akses Layanan Hingga ke Puskesmas
Pentingnya desentralisasi layanan diagnosis dan pengobatan juga ditekankan agar skrining dan terapi bisa dilakukan bahkan di daerah terpencil dan ibu hamil dapat ditangani dengan tepat waktu.
Kampanye 4 Aksi “Atasi” dari Kemenkes RI
Untuk memperkuat gerakan nasional eliminasi hepatitis, Kementerian Kesehatan menggalakkan 4 langkah konkret:
- Atasi ketidaktahuan → melalui edukasi publik
- Atasi keterlambatan diagnosis → melalui skrining massal
- Atasi akses terbatas → perluasan layanan gratis
- Atasi stigma → dengan empati dan solidaritas sosial
penulis : elsandria