Organisasi kemahasiswaan lebih dari sekadar tempat berkegiatan. Ini adalah wadah penting untuk membentuk karakter, mengasah kepemimpinan, serta mengembangkan soft skill dan hard skill mahasiswa secara menyeluruh.
baca juga:Harga Keranjang Konsumen Turun BGN 2 Jadi BGN 99 Minggu Lalu
Fathul Bayan: Membangun Kepemimpinan melalui Pengalaman Organisasi
Dalam program SPADA (Selamat Pagi Teman Pro 2) di RRI Mataram, Fathul Bayan, Koordinator Nusantara Bali-Nusra BEM Nusantara, berbagi pengalaman dan pandangannya mengenai pentingnya kepemimpinan di organisasi mahasiswa. Aktif berorganisasi sejak SMP dan kini memimpin BEM Nusantara, Fathul menekankan proses belajar sebagai kunci perubahan perspektif dan kemampuan komunikasi yang efektif.
Membangun Tim Solid dengan Kebermanfaatan dan Empati
Fathul menyoroti pentingnya personal branding yang positif untuk menginspirasi anggota organisasi. Ia memberikan contoh sederhana seperti belajar bersama dalam membuat surat dan administrasi sebagai cara membangun tim yang kompak dan produktif.
Strategi Menghadapi Konflik dan Menjaga Etika Komunikasi
Dalam menghadapi konflik, Fathul menyarankan untuk selalu melihat berbagai sudut pandang dan mencari titik temu tanpa mengabaikan etika komunikasi. Penggunaan kata-kata seperti maaf, tolong, dan terima kasih menjadi kunci menjaga hubungan yang sehat dalam organisasi.
Mengatasi Miskomunikasi dengan Komunikasi yang Terbuka dan Tegas
Salah satu tantangan terbesar dalam organisasi adalah miskomunikasi. Solusinya menurut Fathul adalah menjaga komunikasi terbuka, saling menghargai, serta berani mengambil sikap tegas demi kebaikan bersama.
Pesan Fathul untuk Mahasiswa: Organisasi sebagai Proses Pembelajaran Berkelanjutan
Fathul mengingatkan mahasiswa bahwa bergabung dalam organisasi bukan hanya untuk bersenang-senang, melainkan sebagai proses panjang untuk menambah pengalaman dan mengasah berbagai kemampuan. “Susah senang kita hadapi bersama,” tutupnya, menguatkan semangat kebersamaan dalam perjalanan kepemimpinan.
Penulis: Dena Triana