BBCA 1H25: Laba Bersih Tumbuh +8% YoY, CoC Direvisi Naik

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kinerja positif pada paruh pertama 2025, dengan laba bersih bank only tumbuh sekitar 8–9% year-on-year (YoY). Meski demikian, manajemen juga menaikkan estimasi Cost of Credit (CoC), sebagai upaya memitigasi risiko kredit ke depan.

baca juga : Panduan Cepat Analisis Sistem Informasi untuk Mahasiswa


📌 Seperti Apa Kinerja Laba BBCA di Semester Pertama 2025?

  • Laporan 2 bulan pertama (Januari–Februari 2025) menunjukkan laba bersih bank only sebesar Rp 9 triliun, tumbuh 8,4% YoY, melampaui konsensus analis yang menargetkan 7% YoY IDN FinancialsStockbit Snips | Berita Saham.
  • Per Mei 2025, laba kumulatif mencapai Rp 25,2 triliun, tumbuh +16% YoY (berdasarkan laba inti, excluding dividen dari anak usaha) dan melampaui estimasi konsensus yang rata-rata berada di kisaran 43% dari target tahunan Bareksa.com.

🤔 Apa Penyebab CoC Kenaikan dan Revisi Guidance?

  • Pada Februari 2025, CoC tercatat turun drastis menjadi 0,05%, membuat rata-rata sepanjang 2M25 menjadi 0,4%, sedikit di atas guidance manajemen yang menetapkan 0,3% untuk tahun 2025 Stockbit Snips | Berita SahamInvesting.com Indonesia.
  • Pada bulan berikutnya, CoC kembali naik ke 0,59% di April 2025, meski secara akumulatif hingga April turun menjadi 0,42%, tetap lebih tinggi dari target awal management yang konservatif stockbit.comBareksa.com.

📉 Bagaimana Kinerja Kredit dan Likuiditas BBCA Saat Ini?


✅ Apa Dampaknya untuk Investor?

📈 Potensi Positif Jangka Panjang

  • Pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari ekspektasi dan rasio pendanaan yang efisien membuat BBCA tetap kuat secara fundamental.
  • Target harga saham BBCA tetap positif, dengan rekomendasi ‘buy’ oleh beberapa analis. Potensi harga target sekitar Rp 11.600, memberi upside sekitar 28–30% dari harga pasar saat tulisan ini dibuat (~Rp 9.000–9.200) Bareksa.com.

⚠️ Risiko yang Perlu Diwaspadai

  • CoC yang lebih tinggi dari ekspektasi menunjukkan adanya risiko kredit dari sektor tertentu (restrukturisasi debitur tekstil dan mineral).
  • Likuiditas ketat (LDR dekat 80%) menunjukkan kebutuhan lebih hati-hati dalam manajemen aset.
  • Arbitrase pasar masih sensitif terhadap prospek makro ekonomi—investor perlu memantau perkembangan kebijakan suku bunga dan kondisi kredit sektor riil.

🔍 Ringkasan Singkat:

IndikatorNilai Semester Pertama 2025Catatan
Laba Bersih (2M25)Rp 9 triliun (+8,4% YoY)Melewati konsensus
Laba Bersih (5B25)Rp 25,2 triliun (+16% YoY)Termasuk pencabangan dividen anak usaha
CoC (per Feb–Apr 2025)0,4–0,42%Lebih tinggi dari target 0,3%
Kredit YoY±12–13%Bergerak menuju target 6–8%
CASA Ratio82–83%Mempertahankan NIM tinggi
LDR~80–81%Kondisi likuiditas mulai ketat

baca juga : Aditya Gumantan Resmi Sandang Gelar Doktor: Kiprah Sang Dosen Pendidikan Olahraga yang Konsisten Mengabdi Lewat Ilmu


✍️ Kesimpulan

Laba bersih BBCA pada 1H25 menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan dukungan efisiensi operasional dan pendanaan murah. Namun, revisi naik pada guidance CoC menandai bahwa quality control terhadap kredit tetap menjadi prioritas utama. Untuk investor, prospek BBCA tetap menarik, asalkan memperhatikan stabilitas aset dan dinamika likuiditas bank.

penulis : Muhammad Anwar Fuadi

More From Author

10 Tsunami Paling Mematikan di Dunia, Bencana Aceh 2004 Masih Jadi yang Terparah

Fed Pertahankan Suku Bunga Tak Berubah untuk Kelima Kalinya Berturut-Turut

Fed Pertahankan Suku Bunga Tak Berubah untuk Kelima Kalinya Berturut-Turut

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories