AI yang Meniru Manusia Membuat Sam Altman Takut, Tapi OpenAI Tak Ingin Regulasi Lebih Lanjut

AI yang Meniru Manusia Membuat Sam Altman Takut, Tapi OpenAI Tak Ingin Regulasi Lebih Lanjut

Sub Judul 1: Sam Altman Khawatir tentang Ancaman AI yang Meniru Manusia

Sam Altman, CEO OpenAI, baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya tentang AI yang dapat meniru manusia, terutama dalam konteks krisis penipuan yang bisa disebabkan oleh kecerdasan buatan. Altman memperingatkan bahwa aktor jahat dapat menggunakan teknologi AI untuk menipu orang, seperti kloning suara untuk melakukan penipuan keuangan.

baca Juga:Rumah Indoor Outdoor 2025 Solusi Ruang Terasa Lebih Lapang

Meskipun ChatGPT saat ini tidak memiliki kemampuan untuk mereplikasi suara seseorang, teknologi lainnya sudah memungkinkan hal tersebut, yang meningkatkan potensi penyalahgunaan.

Sub Judul 2: Krisis Penipuan AI: Apa yang Dikhawatirkan oleh Sam Altman?

Menurut Altman, salah satu krisis penipuan terbesar yang dapat muncul adalah penggunaan AI untuk memalsukan suara dan video dengan sangat realistis. Misalnya, saat ini, beberapa lembaga keuangan masih menerima sidik suara untuk autentikasi transaksi, yang bisa dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk mencuri uang.

“Saat ini, ini masih berupa panggilan suara; sebentar lagi akan menjadi video atau FaceTime yang tidak dapat dibedakan dari kenyataan,” ujar Altman, yang mengkhawatirkan dampak besar dari penyalahgunaan teknologi AI tersebut.

Sub Judul 3: OpenAI Menginginkan Regulasi AI yang Longgar, Bukan Pengawasan Ketat

Walaupun mengakui potensi bahaya yang ditimbulkan oleh AI, OpenAI tidak mendukung pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah. Sebaliknya, mereka mengusulkan regulasi yang lebih longgar untuk mendukung kemajuan pesat teknologi AI, terutama di AS. Sam Altman mendukung pendekatan yang lebih fleksibel dalam regulasi AI, yang memungkinkan kemitraan sukarela antara sektor swasta dan pemerintah.

Dalam proposalnya, OpenAI menginginkan lebih banyak dukungan infrastruktur dan kebijakan yang memungkinkan perusahaan AI di AS bersaing secara global, terutama dengan perusahaan AI dari Tiongkok.

Sub Judul 4: Perlindungan terhadap Penyalahgunaan AI: Bagaimana Pengguna Bisa Melindungi Diri

Altman mengingatkan bahwa meskipun AI menawarkan banyak manfaat, pengguna juga harus waspada terhadap penyalahgunaan teknologi ini. Pengguna harus menghindari mengirim uang atau data pribadi kepada pihak yang tidak terverifikasi, terutama jika mereka merasa terhubung dengan seseorang melalui panggilan suara atau video yang mungkin dipalsukan menggunakan AI.

Untuk mengurangi risiko, PayPal dan platform lainnya sudah mulai menggunakan AI untuk mencegah penipuan terkait transaksi. Pengguna juga diimbau untuk lebih berhati-hati saat berinteraksi dengan chatbot AI, seperti ChatGPT atau alat canggih lainnya, dan **selalu memverifikasi keaslian pihak yang meminta informasi pribadi atau transaksi.

baca Juga:Universitas Teknokrat Indonesia Gelar Wisuda 2025: Cetak Lulusan Unggul dan Berdaya Saing Global

Sub Judul 5: Solusi di Masa Depan: Bukti Kemanusiaan di Dunia AI

Sebagai langkah maju, Sam Altman mendukung adanya alat yang bisa membuktikan bahwa seseorang adalah manusia, bukan AI. Salah satunya adalah The Orb, alat yang dapat menjadi bukti kemanusiaan di dunia yang semakin dipenuhi oleh kecerdasan buatan.

Di masa depan, dengan alat seperti The Orb, pengguna mungkin dapat menunjukkan bukti kemanusiaan kepada lembaga keuangan dan kesehatan untuk mencegah potensi penipuan berbasis AI.

penulis:Dafa Aditya.f

More From Author

Zulkifli Zaini dan Henry Panjaitan Resmi Masuk Formasi Baru Pengurus Bank Mandiri

Zulkifli Zaini dan Henry Panjaitan Resmi Gabung Jajaran Pengurus Baru Bank Mandiri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories