Di dunia teknologi jaringan, ada satu kemampuan dasar yang sering menjadi penentu apakah seseorang benar-benar siap menjadi network engineer: subnetting. Meski terdengar rumit, subnetting sebenarnya adalah seni membagi jaringan besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih efisien dan terstruktur. Skill ini sangat penting karena menjadi fondasi dalam memahami bagaimana data bergerak di dalam jaringan.

Lalu, apa sebenarnya subnetting itu, kenapa harus dikuasai, dan bagaimana cara mempelajarinya dengan mudah? Mari kita bahas secara lebih mendalam.

baca juga: Preview Singkat Adalah dalam Bahasa Inggris dan Artinya: Penjelasan Lengkap

Apa Itu Subnetting dan Kenapa Penting?

Subnetting adalah proses membagi satu jaringan IP besar menjadi beberapa jaringan kecil yang disebut subnet. Tujuannya sederhana: membuat penggunaan alamat IP lebih efisien, meningkatkan keamanan, serta mempermudah manajemen jaringan.

Bayangkan jika sebuah perusahaan hanya menggunakan satu jaringan besar untuk semua karyawannya. Hasilnya, lalu lintas data bisa menjadi kacau, rawan gangguan, bahkan sulit dikelola. Dengan subnetting, jaringan bisa dibagi sesuai departemen, fungsi, atau kebutuhan tertentu, sehingga lebih teratur dan stabil.

Pentingnya subnetting bisa dilihat dari:

• Efisiensi alamat IP – tidak ada lagi IP yang terbuang sia-sia.
• Keamanan lebih baik – setiap subnet bisa diatur dengan aturan keamanan berbeda.
• Kinerja optimal – mengurangi broadcast traffic yang bisa membebani jaringan.
• Kemudahan manajemen – admin jaringan bisa lebih cepat menemukan masalah.

Bagaimana Cara Belajar Subnetting untuk Pemula?

Bagi calon network engineer, subnetting memang sering dianggap “momok” karena melibatkan perhitungan biner dan logika IP. Namun, dengan pendekatan yang tepat, sebenarnya subnetting bisa dipelajari step by step.

Beberapa tips praktis untuk mulai belajar subnetting:

1. Pahami dasar IP Address
   Kenali perbedaan IPv4 dan IPv6, serta bagaimana alamat IP diklasifikasikan (Class A, B, C).
2. Kuasai konsep subnet mask
   Subnet mask adalah kunci untuk menentukan seberapa besar atau kecil suatu jaringan.
3. Belajar menghitung jumlah host dan subnet
   Rumus dasar seperti 2^n – 2 akan sering digunakan untuk menentukan kapasitas jaringan.
4. Latih dengan soal nyata
   Misalnya: jika punya IP 192.168.1.0/24, berapa banyak subnet dan host yang bisa dibuat?
5. Gunakan tools bantu
   Awalnya bisa pakai kalkulator subnet online, tetapi lama-lama biasakan diri untuk menghitung manual.

Kenapa Subnetting Jadi Skill Wajib untuk Network Engineer?

Seorang network engineer ibarat “arsitek” jaringan. Tanpa pemahaman subnetting, akan sulit merancang, mengatur, apalagi mengoptimalkan infrastruktur jaringan.

Beberapa alasan subnetting wajib dikuasai:

• Dasar dari sertifikasi jaringan – hampir semua ujian sertifikasi seperti Cisco CCNA atau CompTIA Network+ menekankan soal subnetting.
• Digunakan sehari-hari – dalam pekerjaan nyata, subnetting dipakai saat mendesain VLAN, routing, hingga keamanan jaringan.
• Meningkatkan daya saing – calon network engineer yang mahir subnetting biasanya lebih dilirik perusahaan.

baca juga : Universitas Teknokrat Indonesia Gandeng IIUM Malaysia dalam International Collaborative Visiting Lecture 2025

Apakah Subnetting Masih Relevan di Era IPv6?

Pertanyaan ini sering muncul karena IPv6 menyediakan alamat IP dalam jumlah sangat besar. Meski begitu, subnetting tetap relevan. Alasannya:

• Pengelolaan tetap diperlukan – meski IP banyak, jaringan besar tetap butuh pembagian agar lebih teratur.
• Keamanan dan efisiensi – subnetting membantu mengatur siapa yang bisa mengakses jaringan tertentu.
• Standar industri – banyak perangkat dan protokol masih memanfaatkan konsep subnet untuk manajemen.

Dengan kata lain, subnetting tidak akan hilang, justru semakin penting karena jaringan modern makin kompleks.

penulis: laurashintiarengganis