Keywords: Argo CD vs Flux CD, tool GitOps terbaik, deployment Kubernetes, Continuous Delivery GitOps, memilih tool CD, kelebihan Argo CD, kelebihan Flux CD.
Dunia Cloud-Native terus berputar cepat, dan GitOps telah menjadi standar emas untuk manajemen deployment Kubernetes. Dengan GitOps, proses release aplikasi menjadi otomatis, transparan, dan auditable, sebab Git menjadi satu-satunya Sumber Kebenaran (Single Source of Truth).
Di garis depan pergerakan GitOps, ada dua tool open-source raksasa yang saling bersaing ketat: Argo CD dan Flux CD. Keduanya melakukan pekerjaan inti yang sama—memastikan cluster Kubernetes kamu selalu sesuai dengan konfigurasi di Git—namun mereka melakukannya dengan arsitektur dan filosofi yang berbeda.
Lalu, mana yang harus kamu pilih? Argo CD yang kaya fitur UI, atau Flux CD yang ramping dan sangat Kubernetes-Native?
Artikel ini akan mengupas tuntas perbandingan Argo CD vs Flux CD di tahun 2025, membantu kamu memilih tool yang paling tepat untuk tim, proyek, dan skala perusahaanmu.
baca juga:Analisis Malware: Senjata Rahasia Incident Response Engineer Melawan Ancaman Siber
1. Filosofi dan Arsitektur Inti: Pull-Based yang Berbeda
Baik Argo CD maupun Flux CD menganut model Pull-Based GitOps, di mana operator di dalam cluster menarik konfigurasi dari Git, bukan di-push oleh pipeline CI. Namun, perbedaan mendasarnya terletak pada cara mereka dibangun.
Argo CD: Model Sentralistik dan Berfokus Aplikasi
Argo CD dirancang dengan arsitektur yang lebih sentralistik.
- Unit Utama: Application: Argo CD mengelola deployment sebagai entitas Aplikasi (didefinisikan sebagai
ApplicationCustom Resource). Semua terkait status, health check, dan rollback diletakkan di bawah payung resource Aplikasi ini. - UI dan API Centric: Argo CD memiliki API dan Web UI yang kaya fitur. Komponen utama (termasuk controller, API server, dan Repo Server) bekerja bersama, membuat deployment menjadi lebih mudah dipantau dari satu dashboard tunggal.
- Cocok untuk Transisi: Tim yang baru beralih dari pipeline CI/CD tradisional (misalnya Jenkins) sering merasa lebih nyaman dengan Argo CD karena menawarkan tingkat visibilitas visual yang tinggi.
Flux CD: Model Modular dan Kubernetes-Native
Flux CD menganut arsitektur yang sangat modular (microservice-oriented).
- Unit Utama: Toolkit Controller: Flux terdiri dari beberapa controller kecil dan independen (misalnya
Source Controller,Kustomize Controller,Helm Controller). Setiap controller hanya melakukan satu tugas. - Git-Centric dan CLI-Driven: Flux berintegrasi lebih dalam ke ekosistem Kubernetes. Interaksi utamanya adalah melalui CLI (
fluxctl) dan Custom Resource Definitions (CRD) Kubernetes standar. - Cocok untuk Otomasi Penuh: Flux ideal untuk tim yang sudah sangat mahir dengan Kubernetes dan Infrastructure as Code (IaC), yang lebih suka mengotomasi segala sesuatu dengan skrip dan CLI daripada melalui dashboard.
2. Fitur Pembeda Utama: UI, RBAC, dan Ekstensibilitas
Ketika membandingkan secara detail, muncul beberapa perbedaan fungsional yang sangat krusial:
A. User Interface (UI) dan Visibilitas
| Fitur | Argo CD | Flux CD |
| UI Bawaan | YA. Dilengkapi dashboard visual intuitif, real-time status, perbandingan live dengan Git (diff), dan tombol rollback/sync sekali klik. | TIDAK (Native). Pengguna harus menggunakan alat pihak ketiga (seperti Weave GitOps) atau CLI untuk melihat status. |
| Keunggulan | Memudahkan tim non-teknis, manager, atau engineer baru untuk memantau status dan melakukan troubleshooting cepat. | Ramping dan ringan. Mengurangi resource yang terpakai di cluster. |
Keputusan: Jika tim Anda mengutamakan Visibilitas, Auditability, dan Kemudahan Penggunaan untuk banyak pihak, Argo CD unggul jauh.
B. Manajemen Role-Based Access Control (RBAC)
- Argo CD: Memiliki sistem RBAC internal yang built-in dan terintegrasi dengan UI. Kamu bisa mendefinisikan Project dan peran pengguna yang boleh deploy hanya ke Project atau lingkungan tertentu. Ini sangat kuat untuk Multi-Tenancy dan tata kelola perusahaan.
- Flux CD: Sangat bergantung pada RBAC Kubernetes Native. Akses dikontrol melalui Service Account Kubernetes dan Namespace. Pendekatan ini lebih “murni” Kubernetes tetapi membutuhkan konfigurasi RBAC yang lebih detail.
C. Integrasi dan Ekstensibilitas
- Argo CD: Memiliki ekosistem yang luas (Argo Rollouts, Argo Workflows, Argo Events). Dukungan untuk templating tool seperti Helm, Kustomize, dan Jsonnet sangat solid. Ia mendukung Custom Plugin, memungkinkan kamu mengintegrasikan tool khusus ke dalam alur kerjanya.
- Flux CD: Karena arsitektur modularnya, Flux sangat fleksibel melalui Controller Extension. Ia juga memiliki dukungan yang sangat kuat dan native untuk Helm dan Kustomize, bahkan menawarkan fleksibilitas yang lebih besar untuk skenario layering konfigurasi yang rumit.
3. Studi Kasus dan Skenario Penggunaan: Kapan Memilih Mana?
Memilih antara Argo CD dan Flux CD harus didasarkan pada kebutuhan nyata organisasi Anda, bukan hanya popularitas.
Pilih Argo CD, Jika:
- Anda Butuh Dashboard Sentralistik: Perusahaan yang mengelola puluhan atau ratusan aplikasi di berbagai cluster membutuhkan satu titik pandang (Single Pane of Glass) untuk monitoring, health check, dan rollback. UI Argo CD adalah solusi terbaik untuk ini.
- Anda Mengutamakan Developer Experience (DX) dan Onboarding: Tim developer yang tidak ingin pusing dengan detail Kubernetes dapat memanfaatkan Argo CD UI untuk melihat status deployment mereka tanpa harus menggunakan
kubectl. - Anda Menggunakan Argo Ekosistem Lain: Jika Anda sudah menggunakan Argo Workflows (untuk CI) atau Argo Rollouts (untuk Canary dan Blue/Green Deploy), Argo CD akan terintegrasi lebih mulus.
Pilih Flux CD, Jika:
- Anda Memprioritaskan Kubernetes-Native dan Ringan: Organisasi yang mengutamakan minimalis, footprint kecil, dan pengelolaan sepenuhnya melalui CRD dan CLI akan menyukai Flux. Ideal untuk lingkungan Air-Gapped atau sangat terbatas sumber daya.
- Anda Butuh Fleksibilitas Tinggi untuk Sumber Git: Flux memiliki kapabilitas unik untuk men-sync dari berbagai sumber selain Git, seperti Artifact Registries (OCI, S3 Buckets).
- Anda Adalah Tim Platform Engineering Tingkat Lanjut: Jika tim Anda ahli dalam K8s dan bertujuan membangun platform self-service yang sepenuhnya otomatis dan berbasis controller, Flux menawarkan modularitas yang lebih baik.
Kesimpulan: Tidak Ada Pilihan yang Salah!
Baik Argo CD maupun Flux CD adalah tool yang matang, kuat, dan didukung komunitas besar. Keduanya adalah masa depan GitOps dan Continuous Delivery di Kubernetes.
| Kriteria | Pilih Argo CD | Pilih Flux CD |
| Tim & Mindset | Tim campuran (Dev/Ops/Manajer), butuh visualisasi. | Tim cloud-native tingkat lanjut, CLI-driven. |
| Visibilitas | Paling unggul (UI Bawaan, Diff Jelas). | Membutuhkan tool pihak ketiga/CLI. |
| Arsitektur | Sentralistik, fokus pada Application. | Modular, fokus pada Controller dan CRD. |
| Manajemen Secrets | Integrasi dengan tool eksternal (Vault). | Dukungan native untuk SOPS/KMS. |
Pesan Kunci: Jika tim kamu baru memulai GitOps atau membutuhkan alat yang mudah dipakai dengan visibilitas luar biasa, Argo CD adalah titik awal yang fantastis. Jika kamu membangun platform yang sangat Kubernetes-Native dengan otomatisasi mendalam, Flux CD menawarkan fondasi modular yang lebih ramping.
Pilihan terbaik adalah yang sesuai dengan kebutuhan spesifik dan cultural fit tim Anda. Uji coba kedua tool ini di lingkungan non-produksi Anda, dan biarkan kebutuhan Anda yang menentukan pemenangnya!
penulis: Wilda Juliansyah