Jurus Lolos Interview SRE Tooling Developer: Bongkar Rahasia Pertanyaan Teknis, Behavioral, dan Scenario

Selamat! CV kamu sudah lolos saringan HRD dan mesin ATS. Itu artinya, skill dan pengalamanmu sudah diakui di atas kertas. Tapi, ini baru permulaan.

Langkah selanjutnya, yaitu Interview, adalah medan perang sesungguhnya. Untuk posisi sekompleks SRE Tooling Developer, kamu akan menghadapi tiga jenis serangan pertanyaan: Teknis Murni, Skenario/Troubleshooting, dan Behavioral.

Jika developer biasa diuji kemampuan ngoding-nya, SRE Tooling Developer diuji kemampuan ngoding PLUS kemampuan mencegah sistem hancur dan mengotomasi segalanya.

Siapkan mental dan yuk, kita bongkar taktik jitu menghadapi setiap jenis pertanyaan, lengkap dengan cara menjawab yang terstruktur dan memukau Hiring Manager.

baca juga:Beda Jauh Sama Engineer! Ini Pola Pikir Arsitek Keamanan Cloud yang Bikin Recruiter Kagum

Taktik Dasar: Selalu Gunakan Metode STAR untuk Pertanyaan Behavioral dan Scenario

Sebelum kita masuk ke jenis pertanyaan, kuasai dulu jurus wajib untuk menjawab pertanyaan berbasis pengalaman (seperti Ceritakan saat Anda… atau Bagaimana Anda menangani…). Jurus itu adalah Metode STAR:

AkronimKepanjanganPenjelasan
SSituation (Situasi)Jelaskan konteks masalah atau proyek dengan jelas.
TTask (Tugas)Jelaskan apa tanggung jawabmu atau tujuan yang harus dicapai.
AAction (Tindakan)Jelaskan langkah spesifik yang kamu ambil. (Ini bagian terpenting!)
RResult (Hasil)Sebutkan hasil yang terukur dan apa yang kamu pelajari.

Gunakan STAR, dan jawabanmu akan terlihat profesional, terstruktur, dan fokus pada pencapaian.


Serangan #1: Pertanyaan Teknis Murni (Menguji Kedalaman Ilmu)

Ini adalah tes fundamental. Pewawancara ingin memastikan kamu benar-benar tahu tool yang kamu klaim di CV.

1. “Apa perbedaan mendasar antara SLO, SLI, dan SLA, dan bagaimana Anda menerapkannya saat membangun tool otomasi?”

  • Tujuan Pertanyaan: Mengukur pemahamanmu terhadap filosofi SRE (prinsip keandalan Google).
  • Cara Menjawab (Langsung & Tepat):
    • SLI (Service Level Indicator): Metrik yang kamu ukur (misal: Latensi/Kecepatan respons, Error Rate).
    • SLO (Service Level Objective): Target internal yang harus dicapai (misal: 99.9% Uptime).
    • SLA (Service Level Agreement): Kontrak/janji ke pelanggan yang melanggar SLO akan berakibat denda/kompensasi.
    • Aplikasi ke Tooling: Jelaskan bahwa tool otomasi yang kamu buat harus selalu berorientasi pada SLI/SLO. Contoh: “Saya membuat tool CI/CD (Jenkins/Go) yang otomatis berhenti deployment jika metrik Latency (SLI) melanggar batas yang ditentukan dalam SLO, mencegah insiden besar.”

2. “Jelaskan alur kerja (workflow) saat Anda menggunakan Terraform untuk membuat infrastruktur di AWS/GCP/Azure.”

  • Tujuan Pertanyaan: Memverifikasi pengalaman nyata kamu dengan IaC.
  • Cara Menjawab (Langkah-langkah):
    • Jelaskan proses: Menulis code HCL $\rightarrow$ terraform init $\rightarrow$ terraform plan (pengecekan perubahan) $\rightarrow$ terraform apply (eksekusi perubahan).
    • Soroti pentingnya State File dan bagaimana kamu mengelolanya (Remote Backend seperti S3/GCS) untuk kolaborasi tim dan menghindari konflik.
    • Tekankan bahwa IaC membuat infrastruktur menjadi dapat direproduksi (reproducible)—ini adalah manfaat utama.

Serangan #2: Pertanyaan Skenario/Troubleshooting (Menguji Kecepatan dan Logika)

Ini adalah bagian paling menantang. Kamu diberi masalah mendesak dan diminta mengatasinya. Pewawancara ingin melihat alur pikir dan ketenanganmu.

3. “Anda tiba-tiba mendapat alert pukul 3 pagi: Latensi API utama layanan A melonjak 500% dalam 5 menit. Apa langkah-langkah yang akan Anda lakukan untuk troubleshoot?”

  • Tujuan Pertanyaan: Menguji kemampuan problem solving dan manajemen insiden (incident management).
  • Cara Menjawab (Gunakan Prinsip SRE/Troubleshooting):
    1. Konfirmasi & Ketenangan: Cek metrik lain (Error Rate, Throughput, CPU/Memory). Apakah hanya latensi?
    2. Cari Perubahan Terbaru: Gunakan tool untuk melihat apakah ada deployment atau change yang baru dilakukan sebelum alert muncul. (Ini adalah sumber masalah #1).
    3. Isolasi: Jika di Kubernetes, cek Health Check Pod dan Node. Coba Rollback ke versi stabil jika ada deployment baru yang dicurigai.
    4. Analisis Mendalam: Jika rollback gagal, cek log (via ELK/Splunk) di layanan A. Apakah ada error yang masif? Apakah ada bottleneck di database (cek latency DB)?
    5. Komunikasi: Beri update singkat ke tim terkait (meski subuh), agar mereka tahu insiden sedang ditangani.
    6. Penyelesaian: Setelah masalah diatasi, sebutkan langkah wajib: Blameless Post-Mortem untuk mencegah terulang.

4. “Tim Developer sering mengeluh bahwa proses deployment mereka terlalu lambat dan rawan error manual. Bagaimana Anda, sebagai Tooling Developer, merancang solusi otomasi untuk mengatasi masalah ini?”

  • Tujuan Pertanyaan: Menguji kemampuan merancang solusi tooling dan pemahaman CI/CD.
  • Cara Menjawab (Gunakan Metode STAR pada Design):
    • S & T (Situasi & Tugas): Tim Dev lambat karena manual deployment & error (tujuan: buat pipeline otomatis & cepat).
    • A (Action/Rancangan Tooling):
      1. Standardisasi: Buat template Dockerfile & Helm Chart untuk semua layanan.
      2. CI/CD Pipeline: Implementasikan Jenkins/GitLab CI.
      3. Otomasi Inti: Rancang tool (Python/Go) yang menerima request merge dan secara otomatis melakukan: Build Container $\rightarrow$ Unit Test $\rightarrow$ Security Scan $\rightarrow$ Deploy ke Staging (menggunakan strategi Canary atau Blue/Green).
    • R (Result): “Hasilnya, deployment dari commit ke production yang tadinya 2 jam manual, kini menjadi 15 menit otomatis dengan jaminan health check berjalan. Error manual hilang 90%.”

Serangan #3: Pertanyaan Behavioral (Menguji Soft Skill SRE)

Pekerjaan SRE sangat membutuhkan ketenangan, kolaborasi, dan kemauan untuk belajar. Ini adalah pertanyaan yang menguji soft skill kamu.

5. “Ceritakan saat Anda harus bekerjasama dengan tim lain (misal: Developer atau Security) yang memiliki prioritas berbeda dengan Anda. Bagaimana cara Anda menjembatani konflik tersebut?”

  • Tujuan Pertanyaan: Mengukur kemampuan kolaborasi, negosiasi, dan empati.
  • Cara Menjawab (Wajib Gunakan STAR):
    • S (Situasi): “Tim Developer ingin segera deploy fitur baru, tapi Tooling Pipeline saya baru saja mendeteksi kerentanan keamanan kritis yang diwajibkan oleh tim Security untuk diperbaiki dulu.”
    • T (Tugas): Tujuan saya adalah menjamin reliability sistem (tidak vulnerable) sambil tetap memenuhi deadline rilis fitur secepat mungkin.
    • A (Tindakan): “Saya menjadwalkan pertemuan 15 menit dengan Tech Lead Dev dan Security. Saya menyajikan data yang jelas tentang risiko kerentanan itu. Saya tidak bilang ‘TIDAK’, tapi menawarkan kompromi: Saya akan segera membuat tool temporary patch yang bisa di-inject otomatis ke container dalam 30 menit, sehingga mereka bisa deploy fitur hari ini, tapi mereka harus berkomitmen memperbaiki code base permanen dalam 48 jam.”
    • R (Hasil): “Semua tim sepakat. Fitur rilis dengan aman hari itu, dan code base diperbaiki dalam 48 jam. Saya belajar bahwa data dan kompromi adalah kunci negosiasi di SRE.”

6. “Apa yang Anda lakukan untuk mengurangi Toil (pekerjaan manual, repetitif) di pekerjaan Anda sebelumnya, dan tool apa yang Anda kembangkan untuk itu?”

  • Tujuan Pertanyaan: Menguji komitmenmu terhadap filosofi inti SRE: Toil Reduction.
  • Cara Menjawab (Fokus pada Dampak):
    • S & T (Situasi & Tugas): “Di perusahaan lama, kami menghabiskan $\pm 10$ jam per minggu untuk provisioning user baru di puluhan server secara manual (itu adalah toil). Tugas saya adalah mengotomasi proses ini.”
    • A (Tindakan): “Saya merancang dan membuat tool self-service sederhana menggunakan Python dan Ansible. Tool itu mengambil input dari Google Sheet dan menjalankan playbook Ansible ke semua server untuk membuat user dan memberikan hak akses berbasis peran (RBAC).”
    • R (Hasil): “Proses yang tadinya 10 jam per minggu, sekarang menjadi otomatisasi 100% dan hanya butuh 5 menit klik. Tim saya mendapatkan kembali 10 jam tersebut untuk fokus ke pekerjaan engineering yang lebih bernilai.”

baca juga:Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Nasrullah Yusuf Hadiri Rakornas Aptikom 2025 Lampung di Hotel Novotel

Penutup

Wawancara SRE Tooling Developer adalah ujian komprehensif atas skill Dev dan Ops kamu, yang didukung oleh mindset Reliability. Kunci untuk sukses: Kuasai teknik, tapi jual logika dan dampakmu.

Dengan menguasai metode STAR, memahami perbedaan antara SRE Philosophy (SLO/SLI) dan Technical Implementation (IaC/CI/CD), serta mampu bercerita tentang troubleshooting insiden dengan tenang, kamu bukan hanya akan lolos interview, tapi juga akan membuktikan bahwa kamu adalah aset berharga yang bisa menjaga jantung perusahaan tetap berdetak kencang, aman, dan efisien!

penulis: Wilda Juliansyah

More From Author

Nggak Cuma Coding! Tiga Skill Wajib Buat Kamu yang Mau Jadi SRE Tooling Developer Handal

Pengen Jadi Jagoan Cyber Nggak Panikan? Taktik Jitu Lolos Jadi Incident Response Engineer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories