Jurusan IT? Ini Dia Jalan Ninja Jadi SRE Tooling Developer Kece Badai

Pasti di antara kalian banyak yang lagi bingung mau fokus ke mana setelah lulus atau setelah bosan jadi developer biasa. Dunia IT itu luas banget, tapi ada satu profesi yang belakangan ini lagi naik daun, gajinya oke punya, dan perannya super penting: SRE Tooling Developer!

Mungkin kamu sering dengar istilah SRE (Site Reliability Engineer), tapi SRE Tooling Developer ini punya level keren yang berbeda. Kamu bukan cuma ngoprek sistem biar stabil, tapi kamu adalah si jagoan yang menciptakan alat (tool) yang membuat kerjaan SRE jadi “sat set, anti ribet.”

Anggap saja, SRE itu seperti pembalap F1 yang harus cepat dan stabil. Nah, kamu adalah insinyur super-jenius yang merancang mobil (sistem) dan semua tool canggih untuk memastikan mobil itu tidak akan mogok, kecepatannya maksimal, dan perawatannya otomatis! Keren, kan?

Kalau kamu anak IT yang suka ngoding, suka otomasi, dan punya passion buat bikin hidup orang lain (dalam hal ini, tim operations dan developer) jadi lebih mudah, maka ini adalah “Jalan Ninja” yang wajib kamu ambil.

baca juga:Tragisnya Kisah Timothy Anugerah Korban Bullying di Kampus yang Mengguncang Hati Banyak Orang

Kenalan Dulu: SRE Tooling Developer Itu Kerjaan Ngapain Sih?

Intinya begini, di perusahaan teknologi besar, pekerjaan operasional itu banyak banget yang sifatnya repetitif (diulang-ulang) dan rawan error kalau dikerjakan manual. Di sinilah kamu masuk.

Tugas utama kamu adalah:

  1. Mengidentifikasi Masalah: Cari tahu, task apa yang paling sering bikin pusing tim SRE atau Developer? (Contoh: deployment, monitoring, troubleshooting).
  2. Menciptakan Tool Otomasi: Tulis code untuk membuat tool khusus (bisa berupa script, dashboard, atau platform kecil) yang bisa menyelesaikan masalah itu secara otomatis, cepat, dan akurat.
  3. Membuat Sistem Lebih “Reliable”: Dengan tool buatanmu, sistem perusahaan jadi lebih andal (reliable), jarang down, dan kalaupun ada masalah, bisa dideteksi dan diperbaiki lebih cepat.

Gimana? Kelihatan kayak gabungan Developer dan Engineer yang powerful, kan?

Bekal Sakti: Skill yang Wajib Kamu Punya (The ‘Ninjutsu’ List)

Untuk menempuh Jalan Ninja ini, kamu nggak bisa cuma modal semangat. Ada beberapa skill teknis dan non-teknis yang harus kamu kuasai. Ini dia daftar skill andalan si SRE Tooling Developer:

1. Jago Ngoding (Programing & Scripting)

Ini mutlak. Sebagai Tooling Developer, kamu akan menghabiskan banyak waktu untuk menulis kode.

  • Python: Ini bahasa wajib. Python super fleksibel buat bikin script otomasi, tools kecil, hingga mengolah data log.
  • Go (Golang): Banyak tool modern SRE (termasuk Kubernetes) dibuat pakai Go karena performanya cepat dan efisien. Kalau kamu kuasai Go, nilai jualmu langsung melompat tinggi!
  • Bash/Shell: Untuk urusan administrasi sistem Linux dan scripting dasar, skill ini harus mantap.

Tips dari kita: Fokuslah untuk membuat kode yang bersih, efisien, dan mudah dirawat (maintainable). Karena tool buatanmu akan dipakai tim lain.

2. Akrab dengan Dunia “Cloud” (Cloud Computing)

Semua perusahaan besar saat ini lari ke Cloud (AWS, Google Cloud, Azure). Kamu harus tahu cara ngoprek infrastruktur di sana.

  • Konsep Dasar Cloud: Pahami apa itu IaaS, PaaS, Serverless, dan cara kerja layanan utama seperti Virtual Machine, Storage, dan Networking di Cloud.
  • Containerization: Wajib banget menguasai Docker dan terutama Kubernetes (K8s). Tool yang kamu buat pasti akan berinteraksi atau berjalan di atas container ini.

3. Ahli Alat Otomasi Infrastruktur (Infrastructure as Code/IaC)

Sebagai Tooling Developer, kamu harus menciptakan tool yang bisa memanipulasi infrastruktur secara otomatis.

  • Terraform atau Pulumi: Ini adalah tool dewa untuk mengatur infrastruktur (server, database, network) hanya dengan menulis code. Kamu harus mahir dalam hal ini!
  • Ansible, Chef, atau Puppet: Digunakan untuk mengelola konfigurasi di dalam server. Ini penting untuk memastikan semua server punya setelan yang sama dan konsisten.

4. Kuasai Perangkat Monitoring & Logging

Tool yang baik harus dilengkapi dengan kemampuan “mata” dan “telinga” agar bisa tahu kalau ada masalah.

  • Prometheus & Grafana: Standar industri untuk monitoring dan visualisasi metrik sistem. Tool buatanmu harus bisa terintegrasi dengan ini.
  • ELK Stack (Elasticsearch, Logstash, Kibana) atau Splunk: Untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis log (catatan kejadian) dari sistem.

5. Punya Jiwa “Troubleshooter” Sejati (Problem Solving)

Ini adalah soft skill paling penting. SRE pada dasarnya adalah pemecah masalah. Kamu harus punya mental “kenapa ini bisa terjadi?” dan bukan hanya “bagaimana cara memperbaikinya?”

Kemampuan untuk menganalisis log, metrik, dan trace untuk menemukan akar masalah (Root Cause Analysis/RCA) adalah hal yang membedakan SRE Tooling Developer yang biasa dengan yang kece badai.

Jurusan IT? Nggak Harus! Yang Penting Lakukan Ini

Meskipun jurusan Ilmu Komputer, Teknik Informatika, atau Sistem Informasi adalah jalur umum, jangan berkecil hati kalau kamu datang dari background lain. Di dunia IT, skill lebih penting daripada ijazah.

Ini trik “Jalan Ninja” agar kamu dilirik rekruter:

1. Bikin Proyek SRE Sendiri (Portofolio Keren!)

  • Jangan cuma teori. Ambil proyek kecil. Misalnya, deploy aplikasi sederhana (pakai Nginx atau aplikasi web buatanmu) di Cloud (pakai free tier AWS/GCP).
  • Otomasi! Gunakan Terraform untuk membuat infrastrukturnya, script Python untuk mengotomasi deployment-nya, dan setup Prometheus/Grafana untuk monitoring.
  • Tunjukkan di GitHub! Pastikan repository-mu rapi, ada dokumentasi yang jelas. Ini adalah “CV” paling sakti di mata hiring manager.

2. Kuasai Linux Hingga ke Akar-Akarnya

Kebanyakan sistem production berjalan di Linux. Kamu harus nyaman bekerja di command line interface (CLI) Linux. Mulai dari administrasi dasar, networking, hingga troubleshooting dengan perintah-perintah powerfull.

3. Pahami Konsep DevOps & SRE

Baca buku legendaris seperti “Site Reliability Engineering” dari Google. Pahami filosofinya:

  • Error Budget: Batas kegagalan yang masih bisa diterima.
  • Toil: Tugas manual, repetitif, dan tanpa nilai tambah (tugas yang harus kamu otomasi!).
  • SLO (Service Level Objective): Target keandalan yang harus dicapai.

4. Jangan Malu Cari Mentor & Komunitas

Bergabunglah di komunitas DevOps atau SRE Indonesia (online atau offline). Bertanya, berbagi insight, dan ikut workshop akan mempercepat progress-mu. Cari mentor yang sudah jadi SRE atau DevOps senior, dan serap ilmunya!

baca juga:Universitas Teknokrat Indonesia Siap Kontribusi Konkret Kembangkan AI untuk Pembangunan Lampung

Penutup: Saatnya Gas Pol!

SRE Tooling Developer bukan cuma sekadar pekerjaan, ini adalah peran kunci yang menentukan kestabilan dan kesuksesan sebuah produk digital. Kamu yang akan menjadi “pahlawan di balik layar” yang membuat segalanya berjalan mulus, cepat, dan otomatis.

Jadi, buat kamu yang dari jurusan IT atau bahkan fresh graduate yang punya ambisi besar, persiapkan “Jalan Ninja” ini dari sekarang. Kuasai skill utamanya, bangun portofolio tooling yang mantap di GitHub, dan tunjukkan kalau kamu siap jadi SRE Tooling Developer yang kece badai!

penulis: Wilda Juliansyah

More From Author

Gak Cuma Ngoding! Ini Trik Jitu Biar CV-mu Dilirik Rekruter SRE Tooling Developer

Bikin CV Auto-Dilirik HRD! Bongkar Taktik Jitu Lolos Jadi SRE Tooling Developer Kece Badai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories