Karena pekerjaan System Engineer itu masuk kategori high-impact. Sekali salah konfigurasi, satu server bisa down. Dan kalau server down, satu divisi bisa berhenti kerja. Makanya perusahaan cari orang yang bener-bener ngerti apa yang dia lakukan—bukan yang cuma sekadar tau.
Skill adalah pembeda antara pelamar pemula yang “asal apply” dan kandidat yang benar-benar siap masuk ke dunia DevOps & cloud.
Kabar baiknya: semua skill ini bisa kamu pelajari dari nol, asal konsisten.
Baca juga : Tips Jitu Bangun Portofolio Keren Buat Lamar System Engineer Intern dari Kursus Online
1. Skill Linux yang Kuat: Wajib Banget!
Mayoritas server di dunia pakai Linux. Jadi kalau kamu nggak nyaman buka terminal, susah banget buat bersaing.
Skill dasar Linux yang perlu kamu kuasai:
- Navigasi terminal
- Permission & ownership
- Manajemen file dan folder
- SSH & remote server
- Cronjob
- Monitoring dasar:
top,htop,df -h,free -m - Install dan konfigurasi package
Kenapa harus jago?
Karena ketika sistem error, log yang harus kamu cek dan perbaiki pasti ada di Linux.
Dan perusahaan senang banget dengan kandidat yang kelihatan “nyaman” di terminal.
2. Pemahaman Cloud Platform
Ini inti dari pekerjaan kamu nanti. Pilihan platform populer:
- AWS
- Google Cloud
- Microsoft Azure
Skill cloud yang perlu kamu kuasai:
- Buat dan manage Virtual Machine / EC2
- Konfigurasi VPC / VNET
- Konsep subnet public-private
- Security group / firewall
- Load balancer
- Storage & database managed service
- Auto scaling (dasar aja udah oke)
Kalau baru mulai, fokus satu platform dulu. AWS biasanya jadi pilihan terbaik karena paling banyak dipakai industri.
3. Automation & Scripting
Namanya juga Cloud & Automation, jadi skill automation itu wajib.
Tools automation populer:
- Bash scripting
- Python dasar
- Ansible
- Terraform (untuk IaC: Infrastructure as Code)
Kegunaan automation:
- Install package otomatis
- Deploy aplikasi otomatis
- Provision server otomatis
- Konfigurasi server massal
Dengan automation, kamu bisa ganti kerja manual 2 jam jadi hanya 1 menit. Dan percayalah, perusahaan cinta banget sama engineer yang bisa bikin kerja tim lebih efisien.
4. Container & Docker
Dunia modern bergerak ke containerization.
Minimal kamu harus mengerti:
- Cara build Docker image
- Cara membuat Dockerfile
- Cara menjalankan container
- Cara push/pull image ke registry
- Konsep port, volume, environment variable
Kalau mau upgrade skill, kamu bisa lanjut:
- Docker Compose
- Kubernetes (bonus poin besar!)
Bahkan kalau kamu hanya bisa Docker dasar, itu sudah jauh lebih bagus daripada mayoritas pelamar pemula.
5. Networking Skill: Nggak Bisa Ditinggalin
Engineer cloud tanpa skill networking itu ibarat supir tapi nggak bisa baca peta.
Networking yang wajib kamu paham:
- IP Address
- DNS
- Subnetting
- Routing
- Firewall
- NAT
- Private vs public network
Contohnya: kamu harus tau kenapa server nggak bisa diakses, apakah karena firewall? subnet salah? DNS belum resolve? atau security group tertutup?
Skill ini bakal bikin kamu terlihat jauh lebih profesional.
6. CI/CD (Continuous Integration / Continuous Deployment)
Walaupun bukan fokus utama, banyak perusahaan cari System Engineer yang ngerti CI/CD.
Tools umum:
- GitHub Actions
- GitLab CI
- Jenkins
Yang perlu kamu pahami:
- Build pipeline
- Test pipeline
- Deployment pipeline
- Rollback dasar
Dengan skill ini, kamu memperlihatkan bahwa kamu siap masuk ke lingkungan DevOps modern.
7. Monitoring & Logging
Ketika sistem error, siapa yang bertanggung jawab?
System Engineer.
Makanya kamu harus paham:
- Cara membaca log
- Cara setup basic monitoring
- Tools seperti Prometheus, Grafana, atau Cloud Monitoring
Perusahaan senang engineer yang bisa mendeteksi masalah bahkan sebelum user lapor.
8. Skill Dokumentasi & Komunikasi
Jangan salah, System Engineer bukan cuma soal teknis. Kamu harus bisa:
- Jelasin masalah ke developer
- Diskusi dengan security engineer
- Presentasi infrastruktur ke tim
- Nulis dokumentasi step-by-step
Engineer yang jago komunikasi lebih cepat naik level dibanding yang pendiam tapi jenius (ini fakta di industri).
9. Skill Problem Solving & Analisis
Kadang masalahnya bukan error yang jelas. Kadang sistem pelan, kadang service hilang, kadang server tiba-tiba mati tanpa log.
Di sinilah skill “detektif IT” kamu dipakai:
- Analisis
- Akar masalah
- Troubleshooting
- Pengambilan keputusan cepat
Skill ini hanya bisa diasah lewat latihan dan pengalaman, tapi kamu bisa mulai dengan:
- Belajar kasus troubleshooting
- Simulasi error
- Rajin eksplorasi log
10. Skill Manajemen Waktu & Kerja di Bawah Tekanan
System Engineer kadang mesti standby saat ada insiden. Kamu harus:
- Tenang ketika sistem error
- Tetap rapi dalam berpikir
- Bisa membagi prioritas
Bukan berarti harus lembur tiap hari, tapi kamu perlu siap saat sistem butuh perhatian mendadak.
Lalu, Bagaimana Cara Menguasai Semua Skill Ini?
Biar nggak bingung mulai dari mana, kamu bisa ikuti urutan belajar ini:
- Kuasai Linux
- Belajar networking dasar
- Masuk ke cloud platform
- Pelajari automation scripting
- Lanjut ke Docker
- Tambahkan CI/CD
- Buat portofolio nyata
- Gabungkan semuanya dalam satu project
Ingat: belajar System Engineering itu maraton, bukan sprint. Ambil satu skill dulu, kuasai, baru pindah ke skill berikutnya.
Kesimpulan
Skill utama untuk jadi System Engineer – Cloud & Automation meliputi:
- Linux
- Cloud platform
- Automation
- Infrastructure as Code
- Docker & containerization
- Networking
- CI/CD
- Monitoring
- Dokumentasi
- Problem solving
Menguasai skill ini nggak harus dalam semalam. Yang penting kamu konsisten belajar dan bikin proyek nyata. Perusahaan jauh lebih suka pelamar yang punya portofolio kecil tapi nyata daripada pelamar yang cuma mengaku bisa.
Penulis : adilah az-zahra