pada Rabu malam, telah menewaskan sedikitnya 61 orang, dengan beberapa korban lainnya masih hilang. Kebakaran tersebut terjadi di pusat perbelanjaan yang baru dibuka dan menyebabkan banyak orang terjebak, dengan sebagian besar korban meninggal karena terjebak dan mati lemas di kamar mandi. Rekaman dari media sosial menunjukkan orang-orang, termasuk anak-anak, berdiri di atap gedung meminta bantuan.
Korban selamat menyebutkan bahwa kebakaran dimulai setelah unit pendingin udara meledak. Beberapa orang juga kehilangan anggota keluarga mereka yang sedang berbelanja atau makan di mal tersebut. Sementara itu, petugas penyelamat berhasil menyelamatkan lebih dari 45 orang dari dalam gedung, yang mencakup restoran dan supermarket. Namun, banyak keluarga yang berduka menunggu kabar di departemen forensik, dengan beberapa di antaranya ambruk akibat kesedihan.
Gubernur Provinsi Wasit, Mohammed al-Miyahi, menyampaikan bahwa korban terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak, dan lebih banyak jenazah yang belum teridentifikasi. Pemerintah telah mengumumkan tiga hari berkabung, sementara Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani memerintahkan penyelidikan menyeluruh terkait kebakaran ini untuk mengidentifikasi kekurangan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Baca juga: 5 Kesalahan Fatal Memilih Software Bisnis (Dan Cara Menghindarinya).
Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan, tetapi kondisi standar keselamatan di Irak yang sering diabaikan, serta infrastruktur yang rusak akibat konflik bertahun-tahun, menyebabkan kecelakaan dan kebakaran fatal terjadi secara teratur. Kejadian ini mengingatkan kembali pada beberapa insiden kebakaran besar lainnya, termasuk kebakaran di pesta pernikahan pada tahun 2023 dan kebakaran di rumah sakit pada tahun 2021. Pemerintah Irak juga berencana untuk mengajukan gugatan terhadap pemilik mal dan kontraktor bangunan terkait tragedi ini.
Penulis: Kayla Maharani
