Potensi Cuaca Ekstrem Tetap Membayangi Indonesia pada 15-21 Juli 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa meskipun sebagian besar wilayah Indonesia memasuki musim kemarau, potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat, petir, dan angin kencang masih berpeluang terjadi di beberapa wilayah pada periode 15 hingga 21 Juli 2025. Hal ini disampaikan BMKG melalui prospek cuaca mingguan yang dirilis pada Senin, 14 Juli 2025.
Baca juga: Gempa Magnitudo 3,4 Guncang Wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur
Wilayah yang Terkena Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG mencatat bahwa sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa bagian barat, serta wilayah tengah dan timur Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem. Wilayah-wilayah tersebut akan mengalami peningkatan pembentukan awan konvektif yang memicu hujan dan angin kencang.
Faktor Pemicu Cuaca Ekstrem: Aktivitas Gelombang Ekuator dan MJO
BMKG menjelaskan bahwa aktivitas gelombang ekuator di atmosfer, termasuk fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan Mixed Rossby Gravity (MRG), berperan penting dalam memicu cuaca ekstrem. Gelombang-gelombang ini diperkirakan akan aktif di beberapa wilayah seperti Samudra Hindia barat Aceh, Sumatra Barat, dan perairan selatan Jawa Tengah, yang berkontribusi pada pembentukan hujan.
Sirkulasi Siklonik: Peran Penting dalam Memperkuat Cuaca Ekstrem
Selain itu, sirkulasi siklonik yang diperkirakan berkembang di Samudra Hindia barat Sumatra Barat dan Samudra Pasifik utara Papua akan membentuk zona konvergensi dan konfluensi angin. Hal ini memperkuat dinamika atmosfer regional, meningkatkan potensi hujan dan angin kencang di wilayah tersebut.
Kondisi Labilitas Atmosfer yang Tinggi
Cuaca ekstrem juga diperkirakan diperburuk oleh kondisi atmosfer yang labil, yang mendukung peningkatan aktivitas konvektif skala lokal. Wilayah yang akan terdampak oleh kondisi ini meliputi Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, serta Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, dan sebagian besar Papua.
Kecepatan Angin dan Gelombang Laut yang Meningkat
BMKG juga memperingatkan bahwa kecepatan angin permukaan di beberapa wilayah perairan diprediksi melebihi 25 knot, yang dapat menyebabkan peningkatan gelombang laut yang signifikan. Wilayah perairan yang terdampak antara lain Laut Cina Selatan, Samudra Hindia barat Sumatra, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur, dan Samudra Pasifik utara Papua.
Imbauan BMKG: Tetap Waspada terhadap Cuaca Ekstrem
Dengan kondisi atmosfer yang masih aktif dan kompleks, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat berupa hujan lebat, petir, angin kencang, dan gelombang tinggi dalam beberapa hari ke depan.
Baca juga: Rahasia Setting Mikrotik yang Bikin Jaringan Stabil Tanpa Ribet!
Musim Kemarau Meluas, Namun Hujan Masih Muncul
Meskipun sekitar 39 zona musim (ZOM) telah memasuki musim kemarau, BMKG memperkirakan angin monsun Australia yang menguat akan menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia memasuki musim kemarau dalam waktu dekat. Meski demikian, potensi hujan lebat hingga ekstrem masih diperkirakan terjadi, terutama di Sumatra dan Jawa bagian dalam.
Penulis: Nazwatun nurul inayah