Transformasi WIFI Jadi Pemain Utama Broadband Nasional
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (kode saham: WIFI), perusahaan milik Hashim Djojohadikusumo, kini fokus mengembangkan infrastruktur broadband terjangkau. Awalnya bergerak di bidang periklanan digital, emiten ini kini bertujuan menjadi pemimpin pasar internet murah di Indonesia.
Melalui anak perusahaannya, IJE/Weave, WIFI telah membangun lebih dari 6.900 km jaringan tulang punggung serat optik yang tersebar di jalur kereta api Pulau Jawa. Infrastruktur ini didukung oleh kerja sama eksklusif jangka panjang dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
baca juga :
Posted inMotoGP
Marquez Beri Pujian untuk Jorge Martin: “Pantas Dapat Nilai A” Setelah Kembali Tampil Cemerlang
Strategi Bisnis: Model Mini-CEO dan Kolaborasi Lokal
WIFI menerapkan strategi “Mini-CEO” dan bermitra dengan ISP lokal di berbagai daerah. Pendekatan ini mempercepat penetrasi pasar, mengurangi biaya operasional, dan menjaga tingkat pelanggan yang rendah berhenti berlangganan (low churn rate).
Melalui merek Starlite, perusahaan menawarkan layanan internet rumah dengan kecepatan hingga 100 Mbps dan 500 Mbps, bebas biaya instalasi, serta gratis satu bulan layanan. Dukungan dari perusahaan global seperti NTT East Jepang, serta mitra domestik seperti Linknet dan PLN ICON Plus, menambah efisiensi dan jangkauan layanan.
Pendanaan Besar untuk Ekspansi Jaringan Nasional
WIFI sedang mengembangkan jaringan serat optik nasional melalui berbagai sumber pendanaan. Investasi langsung dari NTT East (operator broadband ternama asal Jepang dengan 23 juta pelanggan) tidak hanya membawa modal, tetapi juga alih teknologi, pengalaman operasional, serta peluang pendanaan dari Jepang.
Meski NTT memegang 49% saham IJE yang berpotensi mendilusi kepentingan minoritas, langkah ini diantisipasi melalui rights issue sebesar Rp5,9 triliun. Dengan dukungan dari pemegang saham pengendali, ISB, kepemilikan efektif WIFI di IJE ditargetkan naik menjadi 88,2%.
Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan 4 juta home-pass jaringan FTTH di Pulau Jawa, dengan target biaya internet hanya Rp100.000/bulan hingga akhir 2025. Tambahan modal juga diperoleh dari penerbitan sukuk dan obligasi senilai Rp2,5 triliun dengan rating A+ dari PT KRI.
Target Ambisius: 40 Juta Home-Pass dan 5G FWA
Dalam lima tahun ke depan, WIFI menargetkan 40 juta home-pass, baik melalui ekspansi organik maupun anorganik. Ekspansi akan memanfaatkan aset BUMN seperti PLN dan Telkom, serta rute di luar Jawa.
Perusahaan juga berencana mengikuti lelang spektrum 1,4 GHz pada kuartal II 2025 untuk peluncuran layanan 5G Fixed Wireless Access (FWA). Estimasi belanja modal untuk proyek ini diperkirakan mencapai Rp800 miliar. Kemitraan dengan OREX SAI dan Nokia akan menguatkan posisi WIFI dalam pengembangan teknologi Open RAN 5G FWA.
Selain itu, akuisisi aset serat optik yang sudah ada juga akan mendorong pertumbuhan lebih lanjut.
Proyeksi Pendapatan dan Valuasi Saham WIFI
Menurut riset Ciptadana Sekuritas Asia, estimasi pelanggan home-connect WIFI mencapai 1,4 juta rumah pada 2025 dan 3,8 juta rumah pada 2026, sedikit di bawah target manajemen sebesar 5 juta rumah. Namun, pertumbuhan pendapatan diproyeksikan melonjak hingga 144,6% (2025) dan 197,6% (2026).
Dengan asumsi rights issue berhasil, spektrum dimenangkan, dan obligasi diterbitkan, valuasi berbasis DCF menunjukkan proyeksi EV/EBITDA 2025 sebesar 10,1x dan 2026 sebesar 5,3x. Nilai ini jauh lebih rendah dibanding rata-rata sektor industri sejenis, menjadikan saham WIFI menarik secara valuasi.
Kekuatan dan Risiko Saham WIFI
Faktor Pendukung Kuat:
- Pasar luas, sejalan dengan program pemerintah digitalisasi nasional
- Dukungan dari investor strategis seperti NTT East
- Tim manajemen berpengalaman
- Model kemitraan terbuka dan efisien
Potensi Risiko Investasi:
- Kemungkinan gagal mendapatkan spektrum 1,4 GHz
- Tantangan dalam peluncuran FTTH dan 5G FWA
- Persaingan ketat dan perang harga
- Risiko regulasi dan politik
Rekomendasi Saham: BUY dengan Target Harga Rp3.000
Ciptadana Sekuritas merekomendasikan buy saham WIFI dengan target harga Rp3.000 per lembar saham untuk 2025. Pada penutupan 18 Juli 2025, saham WIFI ditutup naik 22,73% menjadi Rp2.700, menyisakan potensi upside sekitar 11,11%.
baca juga :
Posted inMotoGP
Marquez Beri Pujian untuk Jorge Martin: “Pantas Dapat Nilai A” Setelah Kembali Tampil Cemerlang
Investasi Saham Kini Lebih Mudah Lewat Aplikasi Bareksa
Fitur Bareksa Saham, hasil kerja sama antara Bareksa dan Ciptadana Sekuritas Asia, kini tersedia di aplikasi Bareksa. Dengan fitur ini, investor bisa membeli saham seperti WIFI langsung dari satu aplikasi bersama reksadana, SBN, dan emas.
Bareksa memudahkan investor dalam menyusun portofolio yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan. Namun, perlu diingat, investasi saham memiliki risiko dan keputusan sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing investor.
penulis : Elsandria aurora