Sinopsis A Normal Woman dan Jadwal Tayangnya di Netflix

Film A Normal Woman: Mengungkap Luka Psikologis Perempuan Modern

Film A Normal Woman yang tayang pada 24 Juli 2025 di Netflix, mengangkat tema psikologis yang mendalam, khususnya tentang kehidupan perempuan modern. Mengisahkan perjalanan Milla, seorang sosialita yang hidupnya tampak sempurna, namun diam-diam menyimpan luka yang tidak pernah diproses. Film ini menggali berbagai tekanan yang sering dihadapi perempuan, seperti peran sosial, trauma masa lalu, hingga dorongan untuk selalu menyenangkan orang lain.

Baca juga :Agatha Chelsea Hadirkan Cinta yang Tenang dalam Single Terbarunya “Nyaman”

Milla dan Perjalanan Psikologis yang Tak Terlihat

Karakter utama dalam film ini, Milla (diperankan Marissa Anita), mendadak merasa sakit fisik karena penyakit misterius. Seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa gejala tersebut bukanlah masalah medis, tetapi tanda bahwa dirinya telah lama menekan perasaan dan kehilangan hubungan dengan dirinya sendiri. Sutradara Lucky Kuswandi menjelaskan, “Tubuh kita yang paling jujur, dia kasih alarm duluan.”

Gangguan Psikologis yang Terselubung dalam Kehidupan Sehari-hari

Film ini menunjukkan bahwa gangguan psikologis tidak selalu muncul dalam bentuk ledakan emosi. Terkadang, gangguan ini hadir melalui kebiasaan seperti menjadi people pleaser, menjalin relasi yang tidak sehat, atau bahkan merasa hampa tanpa sebab yang jelas. Penulis naskah Andri Cung menambahkan, “Kita hidup di masyarakat yang tidak baik-baik saja, dan film ini ingin mengajak penonton untuk menyadari hal tersebut.”

Peran Marissa Anita sebagai Milla: Memberi Diri untuk Diri Sendiri

Marissa Anita mengungkapkan bahwa karakter Milla adalah seorang perempuan yang terus memberi kepada orang lain, namun melupakan dirinya sendiri. Milla adalah contoh nyata perempuan zaman sekarang yang sering terjebak dalam peran sebagai istri, ibu, anak, dan pekerja, sehingga lupa untuk merawat diri. “Jangan lupa untuk memberi ke diri sendiri supaya bisa terus memberi ke orang lain,” pesan Marissa, yang merasa karakter Milla mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup.

Karakter-Karakter yang Membentuk Perjalanan Milla

Selain Milla, film ini juga menampilkan karakter-karakter lainnya yang memperkaya perjalanan emosionalnya. Ada ibu mertua yang dominan (diperankan Widyawati), anak yang berusaha memutus trauma lintas generasi (diperankan Mima Shafa), dan ibu kandung yang keras (diperankan Maya Hasan). Mima Shafa, yang berperan sebagai Angel, menganggap bahwa keluarga adalah fondasi bagi anak. “Angel berani untuk memutuskan trauma lintas generasi dan membela dirinya sendiri,” katanya.

Tidak Ada Karakter yang Sepenuhnya Jahat

Film ini tidak menggambarkan karakter-karakter dengan cara yang sederhana, seperti tokoh jahat dan baik. Gisella Anastasia, yang berperan sebagai Erika, mengungkapkan bahwa ia belajar untuk tidak menghakimi karakter lain. “Semua orang punya alasan kenapa dia jadi seperti itu,” ujarnya, menambahkan kedalaman emosi pada film ini.

Baca juga :Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Nasrullah Yusuf Hadiri Mubes IKA SMAN 2 Bandar Lampung, Dukung Penuh Mirza Ketua Umum

Atmosfer Batin yang Bergejolak

Di balik sinematografi yang tenang, A Normal Woman menawarkan atmosfer batin yang penuh ketegangan. Film ini tidak bertujuan untuk menakut-nakuti, tetapi mengajak penonton untuk merefleksikan apakah ada bagian dalam diri mereka yang belum terselesaikan. Sutradara Lucky Kuswandi berharap film ini dapat membuka percakapan tentang kejujuran terhadap diri sendiri. “Kami ingin penonton bertanya, sudah jujurkah mereka dengan diri sendiri?” kata Lucky.

Penulis : Naysila pramuditha azh zahra

More From Author

Heboh Soal Amplop Kondangan Kena Pajak: Fakta dari DJP

Polemik Pajak untuk Amplop Kondangan: Anggota DPR Mufti Anam Bunyikan Alarm

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories