Gempa bumi berkekuatan M 5,7 mengguncang wilayah Poso, Sulawesi Tengah pada Kamis malam (24/7/2025) pukul 20.06 WIB. Guncangan kuat yang berasal dari zona Sesar Poso ini menyebabkan kerusakan bangunan dan kepanikan warga di sejumlah titik.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa gempa ini tergolong dangkal dengan kedalaman hanya 10 kilometer, dan memiliki episenter di darat. Getaran terasa cukup luas dan memicu masyarakat untuk segera keluar rumah.
baca juga:Marcus Rashford: Barcelona Menjadi Rumah Kedua Baginya
Apa Penyebab Gempa Poso 5,7 SR?
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif di zona Sesar Poso. Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa analisis mekanisme sumber menunjukkan pergerakan sesar dengan pola geser (strike-slip).
BMKG memastikan bahwa meskipun guncangannya cukup kuat, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. “Gempa ini merupakan tipe gempa dangkal dengan sumber di darat akibat aktivitas sesar aktif di wilayah Poso,” jelas Daryono.
Wilayah Mana Saja yang Terdampak Gempa?
Getaran gempa terasa cukup signifikan di lima kecamatan di Kabupaten Poso:
- Pamona Tenggara
- Pamona Selatan
- Pamona Barat
- Pamona Puselemba
- Pamona Timur
Di beberapa titik, seperti RSUD Poso dan RS Sinar Kasih Tentena, pasien sempat dievakuasi keluar gedung demi keamanan. Masyarakat di sekitar pusat gempa juga memilih bertahan di luar rumah untuk menghindari kemungkinan gempa susulan.
Bagaimana Dampak Kerusakan Gempa?
Berdasarkan laporan sementara dari BNPB:
- 1 rumah dilaporkan roboh di sekitar pusat gempa
- 3 rumah mengalami kerusakan ringan, masing-masing di:
- Desa Tokilo dan Desa Tindoli (Pamona Tenggara)
- Desa Pendolo (Pamona Selatan)
Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa, namun proses pendataan masih berlangsung. Hal ini terkendala oleh pemadaman listrik dan gangguan jaringan komunikasi di beberapa wilayah terdampak.
Adakah Gempa Susulan Setelah Gempa Utama?
Ya, hingga pukul 20.40 WIB, BMKG mencatat 11 kali gempa susulan. Kekuatan gempa susulan terbesar tercatat M 5,5 dan yang terkecil M 2,4. Warga diminta tetap waspada dan menghindari bangunan yang retak atau berpotensi roboh.
Daryono juga mengimbau masyarakat untuk:
- Memeriksa ulang struktur bangunan sebelum kembali ke rumah
- Tidak berada di dalam bangunan yang rusak parah
- Tetap mengikuti informasi resmi dari BMKG dan BNPB
Sesar Poso, Palolo Graben, dan Sejarah Seismik Wilayah Poso
Kabupaten Poso merupakan wilayah yang memiliki tingkat kerawanan gempa cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh keberadaan tiga sesar aktif utama:
- Sesar Poso Barat – terletak di sepanjang sisi barat Danau Poso
- Sesar Poso – mengikuti alur Sungai Poso hingga Kota Poso
- Sesar Tokararo – berada di wilayah Poso Pesisir
Selain itu, wilayah ini juga dekat dengan Sesar Palolo Graben, sumber gempa kuat yang pernah mengguncang wilayah tersebut, termasuk gempa M 6,6 pada Mei 2017 yang merusak puluhan bangunan. Sesar ini berpotensi menghasilkan gempa hingga M 6 berdasarkan panjang struktur patahannya, yang mencapai 70 km.
Sejarah mencatat, gempa signifikan juga pernah terjadi di zona ini:
- Tahun 1977: M 5,1
- Tahun 2005: M 5,3
- Tahun 2019: M 5,7 di barat daya Poso
baca juga:Pengembangan Software Lebih Cepat dengan Model Iteratif!
Upaya Tanggap Darurat dan Pemantauan Lanjutan
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Poso telah dikerahkan ke lokasi-lokasi terdampak, terutama di wilayah sekitar Danau Poso yang dekat dengan episenter gempa. Tim bertugas:
- Melakukan penilaian kerusakan
- Verifikasi dampak di lapangan
- Mengumpulkan data dari masyarakat terdampak
BNPB dan BPBD juga terus memantau potensi gempa susulan dan memastikan kebutuhan darurat warga, terutama di daerah yang masih terisolasi atau mengalami gangguan komunikasi.
Penulis: Dena Triana