Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dalam melakukan operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus meningkat di Riau. Hal ini dilakukan setelah terpantau adanya 135 titik panas yang tersebar di beberapa wilayah provinsi tersebut.
Baca Juga : Sosok yang Tak Akan Pernah Dilawan Oleksandr Usyk di Ring Tinju
1. BMKG Peringatkan Potensi Karhutla di Riau
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengingatkan pemerintah Provinsi Riau untuk mewaspadai risiko tinggi kebakaran hutan dan lahan, terutama memasuki puncak musim kemarau. Saat ini, Riau mengalami curah hujan yang sangat rendah, yang meningkatkan potensi karhutla di wilayah tersebut.
2. Prakiraan Cuaca: Curah Hujan Rendah dan Potensi Karhutla Tinggi
BMKG memprediksi bahwa curah hujan di Riau selama dasarian ketiga Juli akan sangat rendah, bahkan di bawah 20 mm. Hal ini berpotensi memicu meningkatnya karhutla hingga awal Agustus. Ditambah lagi, angin permukaan yang kencang dan kelembapan udara yang rendah memperburuk kondisi, sehingga mempercepat penyebaran api.
3. Pemerintah Siapkan Tanggap Darurat Karhutla
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menyatakan bahwa dua hingga tiga hari ke depan adalah waktu yang krusial untuk mencegah penyebaran kebakaran yang lebih luas. Ia menegaskan pentingnya segera pengerahan pasukan darat, termasuk TNI, Polri, Manggala Agni, dan relawan masyarakat untuk mengantisipasi potensi karhutla yang meluas.
4. Operasi Modifikasi Cuaca untuk Kendalikan Titik Api
Sebagai langkah responsif, BMKG bersama BNPB melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk membantu mengendalikan titik api. OMC ini bertujuan menampung air hujan dan melembapkan lahan gambut agar tidak mudah terbakar.
5. Penyemaian Awan untuk Mengatasi Kekeringan
Penyemaian awan telah dilakukan sejak 21 Juli 2025 dengan total 12.000 kg bahan semai pada 12 sorti penyemaian. Sejauh ini, hasil penyemaian menunjukkan hasil positif, dengan hujan turun di Kota Dumai pada 21 Juli.
6. Perluasan OMC ke Provinsi Prioritas Lainnya
Selain di Riau, OMC juga dilaksanakan di beberapa provinsi prioritas lain yang rawan karhutla, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jambi, dan Sumatra Selatan. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak karhutla di wilayah-wilayah tersebut yang juga menghadapi ancaman serupa.
Baca Juga : Stop Buang Uang Iklan, Ini Strategi Digital Terbaik!
7. Sinergi Lintas Lembaga untuk Cegah Karhutla
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, serta Kepala BNPB, Suharyanto, menegaskan pentingnya dukungan penuh dari berbagai pihak dalam mengoptimalkan OMC dan menangani karhutla. Mereka berharap melalui kolaborasi ini, ancaman karhutla dapat ditekan secara signifikan.
Penulis : Tamtia Gusti Riana