Program Indonesia Pintar (PIP) memberikan harapan besar bagi jutaan siswa di Indonesia untuk melanjutkan pendidikan meski terkendala masalah biaya. Namun, tidak sedikit orang tua dan siswa yang mengalami kendala, seperti data tidak ditemukan meskipun mereka sudah terdaftar sebagai penerima bantuan. Apa saja penyebabnya? Simak penjelasannya berikut ini.
Baca Juga : Menaker Yassierli: BSU Rp600 Ribu untuk Pekerja Gaji Rp3,5 Juta Hanya Sekali
1. Data Dapodik Tidak Lengkap atau Tidak Valid
Salah satu penyebab utama data PIP tidak ditemukan adalah masalah pada data di Dapodik (Data Pokok Pendidikan). PIP hanya diberikan kepada siswa dengan data yang lengkap, valid, dan logis. Kesalahan pada NIK, NISN, tanggal lahir, atau penghasilan orang tua dapat menyebabkan siswa gagal terverifikasi.
2. Sekolah Tidak Menandai “Layak PIP”
Meskipun data siswa sudah lengkap, penetapan penerima PIP juga sangat bergantung pada pihak sekolah. PWI LS mengungkapkan bahwa lebih dari 5,5 juta siswa yang memiliki data lengkap, valid, dan sinkron dengan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) dan P3KE (Pusat Pengendalian Kesejahteraan) gagal menerima PIP karena sekolah tidak menandai mereka sebagai “Layak PIP”.
3. Ketidaksinkronan dengan DTKS atau P3KE
Proses verifikasi PIP juga melibatkan sinkronisasi dengan data yang ada di DTKS dan P3KE. Jika data siswa tidak sinkron atau tidak cocok dengan data yang ada di kedua sistem tersebut, maka siswa tersebut tidak akan terdaftar sebagai penerima bantuan.
4. Kendala Teknis Identitas
Beberapa kendala teknis juga dapat menyebabkan data PIP tidak ditemukan. Menurut Puslapdik, ada sejumlah masalah teknis yang ditemukan pada data siswa, antara lain:
- 1.573.511 siswa bermasalah pada NIK.
- 572.507 siswa bermasalah pada NISN.
- 162.532 siswa salah dalam penulisan tanggal lahir.
- 70.066 siswa bermasalah pada data penghasilan orang tua.
- 138.357 siswa terdeteksi ganda karena terdaftar di madrasah atau pesantren.
Masalah ini bisa menghambat proses verifikasi data dan penerimaan bantuan PIP.
5. Tidak Diusulkan Kembali ke Jenjang Selanjutnya
PIP tidak otomatis berlanjut ke jenjang pendidikan berikutnya. Artinya, jika seorang siswa menerima PIP di tingkat SD atau SMP, mereka perlu diusulkan kembali oleh sekolah atau dinas pendidikan untuk menerima PIP di jenjang SMA atau SMK. Jika tidak diusulkan kembali, mereka mungkin tidak akan menerima bantuan tersebut.
Besaran Dana PIP 2025 dan Cara Penyalurannya
Pada tahun 2025, dana PIP yang diberikan untuk sekolah menengah mengalami peningkatan. Dana PIP untuk siswa meningkat menjadi Rp1.800.000 per tahun, yang disalurkan langsung ke rekening siswa. Bagi siswa kelas 10 semester awal dan kelas 12 semester akhir, bantuan ini diberikan setengahnya, yaitu Rp900.000.
PIP digunakan untuk mendukung biaya pendidikan personal, seperti transportasi, perlengkapan sekolah, dan kebutuhan lainnya selama bersekolah.
Cara Cek Status PIP Lewat HP
Untuk mempermudah siswa dan orang tua dalam memeriksa status PIP, kini dapat dilakukan secara online melalui ponsel. Berikut cara cek status PIP:
- Siapkan NISN dan NIK siswa.
- Kunjungi situs resmi PIP di https://pip.kemdikdasmen.go.id.
- Masukkan NISN dan NIK pada kolom yang tersedia.
- Klik tombol “Cari”.
- Status pencairan dan informasi lainnya akan ditampilkan.
Baca Juga : Monitor Kerja Ideal: Produktivitas Meroket, Mata Tetap Nyaman!
Periksa Data dan Pastikan Keakuratan
Penting untuk selalu memeriksa status PIP dan memastikan data yang tercatat di Dapodik sudah benar. Sofiana Nurjanah menekankan bahwa peremajaan data di Dapodik dilakukan setiap tahun untuk memastikan PIP tepat sasaran.
Pemeriksaan secara rutin akan membantu menghindari masalah dalam pencairan bantuan dan memastikan siswa mendapatkan haknya.
Penulis : Tamtia Gusti Riana
