Dunia pendidikan kembali tercoreng dengan dugaan kasus asusila yang melibatkan seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). Guru berinisial BEKD tersebut dilaporkan ke polisi atas dugaan mempertontonkan video porno kepada murid-muridnya.
Menurut keterangan pihak kepolisian, kasus ini mencuat setelah adanya laporan yang diterima pada tanggal 14 Mei 2025. BEKD diduga tidak hanya menunjukkan video tidak senonoh, tetapi juga gambar-gambar yang tidak pantas kepada para siswa kelas VI SD tempatnya mengajar.
BEKD juga diduga telah memeragakan dengan cara nonverbal atau gerakan tangan kepada para korban terkait perlakuan berbau seksual, ungkap Kombes Hendry Novika Chandra, Kabid Humas Polda NTT, beberapa waktu lalu.
Bagaimana Perkembangan Kasus Dugaan Asusila Ini?
Saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman terhadap kasus ini. Kapolres Sabu Raijua, AKBP Paulus Naatonis, menjelaskan bahwa penyidik telah melakukan wawancara klarifikasi terhadap sejumlah korban anak. Dari total 24 siswa yang diduga menjadi korban, 10 di antaranya telah dimintai keterangan.
Meskipun demikian, BEKD belum ditetapkan sebagai tersangka. Statusnya masih sebagai terperiksa. Masih menunggu hasil pemeriksaan psikolog dan perkara dugaan tindak pidana pencabulan anak di ruang kelas VI SD Negeri Lobolauw, imbuh AKBP Paulus.
Kasus ini tentu saja menjadi perhatian serius bagi berbagai pihak, terutama para orang tua murid. Mereka berharap agar kasus ini segera ditangani secara tuntas dan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal jika terbukti bersalah.
Apa Dampak Psikologis Bagi Korban?
Dampak psikologis dari kasus seperti ini bisa sangat besar bagi para korban. Anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual atau menyaksikan konten pornografi dapat mengalami trauma, kecemasan, depresi, dan berbagai masalah psikologis lainnya. Oleh karena itu, pendampingan psikologis sangat penting bagi para korban untuk membantu mereka memulihkan diri.
Selain itu, kasus ini juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya pengawasan dan perlindungan terhadap anak-anak, terutama di lingkungan sekolah. Pihak sekolah dan orang tua perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak.
Langkah Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?
Jika Anda adalah orang tua yang memiliki anak di sekolah tersebut, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
- Berkomunikasi dengan anak: Ajak anak berbicara secara terbuka dan jujur tentang apa yang terjadi. Dengarkan keluh kesahnya dan berikan dukungan emosional.
- Berkonsultasi dengan psikolog: Jika Anda melihat adanya perubahan perilaku pada anak atau merasa khawatir dengan kondisi psikologisnya, segera konsultasikan dengan psikolog atau ahli kesehatan mental.
- Bekerja sama dengan pihak sekolah: Jalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah untuk mendapatkan informasi terbaru tentang perkembangan kasus dan langkah-langkah yang diambil untuk melindungi anak-anak.
- Melaporkan ke pihak berwajib: Jika Anda memiliki bukti atau informasi tambahan tentang kasus ini, jangan ragu untuk melaporkannya ke pihak berwajib.
Kasus dugaan asusila ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Kita harus lebih waspada dan proaktif dalam melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan dan pelecehan. Pendidikan seksualitas yang tepat juga perlu diberikan kepada anak-anak sejak dini agar mereka memahami batasan-batasan dan tahu bagaimana melindungi diri mereka sendiri.
Sementara itu, detikcom bersama Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) mengadakan ajang penghargaan untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia. Selain itu, detikcom bersama Polri juga memberikan penghargaan kepada sosok polisi teladan. Ini adalah bentuk apresiasi kepada para penegak hukum yang berdedikasi dan berintegritas dalam menjalankan tugasnya.
