Pakar: Penertiban ODOL Jangan Cuma Galak, Harus Adil

Masalah truk ODOL (Over Dimension Over Load), alias truk yang ukurannya kelebihan atau muatannya berlebihan, masih jadi PR besar buat transportasi kita di Indonesia. Truk-truk ini bikin jalan cepat rusak dan bahayanya, risiko kecelakaan jadi tinggi banget!

Bayangin aja, jalan yang seharusnya awet bertahun-tahun, gara-gara sering dilewati truk ODOL, jadi cepat berlubang dan retak. Belum lagi, truk yang kelebihan muatan seringkali susah dikendalikan, apalagi pas ngerem mendadak. Ini yang bikin potensi kecelakaan meningkat drastis.

Selain itu, praktik ODOL ini juga bikin persaingan bisnis jadi nggak sehat. Ada aja pengusaha nakal yang pakai truk ODOL buat ngurangin biaya operasional, padahal caranya curang. Yang rugi, pengusaha lain yang patuh aturan dan tentu saja, kita semua sebagai pengguna jalan.

Kenapa Truk ODOL Masih Marak Padahal Sudah Ada Aturan?

Pemerintah sebenarnya sudah berusaha menertibkan truk ODOL dengan berbagai cara. Mulai dari razia gabungan, bangun jembatan timbang modern, sampai penindakan hukum. Tapi, kenyataannya, masih banyak truk ODOL yang lolos dari pengawasan.

Salah satu kendalanya adalah sumber daya pengawasan yang terbatas. Petugasnya kurang, wilayahnya luas, jadi susah buat mengawasi semua truk yang lewat. Selain itu, ada juga resistensi dari sebagian pengusaha angkutan yang merasa dirugikan kalau ditertibkan.

Padahal, keselamatan lalu lintas dan perlindungan infrastruktur jalan itu nggak boleh dikompromikan. Nggak ada alasan buat membiarkan truk ODOL terus beroperasi dan membahayakan kita semua.

Solusi Jitu: Pendekatan yang Adil dan Transparan

Menertibkan truk ODOL itu nggak bisa cuma pakai cara represif, alias cuma razia dan penindakan. Kalau cuma begitu, malah bisa bikin resistensi makin besar. Apalagi kalau pelanggaran dianggap lebih gampang dan lebih menguntungkan daripada patuh aturan.

Yang penting adalah membangun kesadaran dan kepatuhan dari para pelaku usaha angkutan. Caranya, pemerintah perlu melibatkan semua pihak yang terkait, mulai dari pengusaha, sopir, sampai masyarakat umum. Prosesnya harus transparan, biar semua orang tahu apa yang sedang dilakukan dan kenapa.

Kebijakan yang dibuat juga harus solutif dan aplikatif. Artinya, kebijakan itu harus bisa menyelesaikan masalah ODOL secara efektif dan mudah diterapkan di lapangan. Misalnya, dengan memberikan insentif bagi pengusaha yang patuh aturan, atau memberikan pelatihan bagi sopir tentang keselamatan berkendara.

Bagaimana Cara Pemerintah Mengatasi Masalah Truk ODOL?

Pemerintah perlu membuat skema yang bisa mengurangi hambatan modal bagi pengusaha angkutan. Misalnya, dengan memberikan kemudahan akses kredit atau subsidi untuk pembelian truk yang sesuai standar. Dengan begitu, pengusaha nggak perlu lagi pakai truk ODOL buat menekan biaya operasional.

Selain itu, pemerintah juga perlu mempercepat transformasi menuju sistem transportasi yang lebih aman dan tertib. Misalnya, dengan mengembangkan sistem logistik yang lebih efisien, atau membangun infrastruktur jalan yang lebih kuat dan tahan lama.

Dengan pendekatan yang adil, transparan, dan solutif, kita bisa mengatasi masalah truk ODOL dan menciptakan sistem transportasi yang lebih aman, tertib, dan berkelanjutan. Ini bukan cuma tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab kita semua sebagai warga negara.

Intinya, masalah ODOL ini kompleks dan butuh solusi yang komprehensif. Nggak bisa cuma pakai cara kekerasan, tapi juga harus ada pendekatan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.

More From Author

Idul Adha Sepi Kurban: Nestapa di Negeri Antah Berantah

tes sinkronisasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *