Video: Budi Arie Bongkar Tantangan Kopdes, Siapa yang Awasi?

Koperasi Merah Putih, sebuah inisiatif yang digadang-gadang menjadi solusi ekonomi kerakyatan, ternyata menyimpan sejumlah tantangan yang perlu diurai. Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, blak-blakan mengungkap beberapa kendala yang dihadapi dalam mewujudkan program ambisius ini.

Dalam sebuah dialog yang disiarkan oleh CNBC Indonesia pada Rabu, 11 Juni 2025, Budi Arie menekankan bahwa partisipasi aktif masyarakat desa adalah kunci keberhasilan Koperasi Merah Putih. Pemerintah berharap, dengan melibatkan langsung warga desa, koperasi tidak hanya menjadi sekadar wadah ekonomi, tetapi juga menjadi instrumen pemberdayaan sosial dan demokrasi ekonomi di tingkat akar rumput.

Kenapa Partisipasi Masyarakat Desa Jadi Kunci?

Budi Arie menjelaskan bahwa pelibatan masyarakat desa dalam Koperasi Merah Putih bukan tanpa alasan. Menurutnya, pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan potensi lokal hanya bisa didapatkan dari mereka yang sehari-hari berinteraksi dengan realitas di lapangan. Dengan demikian, koperasi dapat merancang program dan layanan yang benar-benar relevan dan berdampak positif bagi kehidupan warga desa.

Selain itu, partisipasi aktif masyarakat juga akan menumbuhkan rasa memiliki terhadap koperasi. Ketika warga merasa menjadi bagian dari koperasi, mereka akan lebih termotivasi untuk berkontribusi dan menjaga keberlangsungan koperasi tersebut. Hal ini penting untuk menghindari praktik-praktik yang merugikan koperasi, seperti korupsi atau penyalahgunaan wewenang.

Bagaimana Sistem yang Kuat Bisa Menjamin Keberlanjutan Koperasi?

Meskipun partisipasi masyarakat sangat penting, Budi Arie mengingatkan bahwa penguatan sistem adalah fondasi utama agar Koperasi Merah Putih dapat bertahan dan berfungsi secara akuntabel. Sistem yang kuat mencakup berbagai aspek, mulai dari tata kelola yang transparan, mekanisme pengawasan yang efektif, hingga sumber daya manusia yang kompeten.

Tanpa sistem yang memadai, koperasi rentan terhadap berbagai masalah, seperti manajemen yang buruk, praktik akuntansi yang tidak benar, dan konflik kepentingan. Akibatnya, koperasi bisa gagal mencapai tujuannya, bahkan bangkrut. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat sistem Koperasi Merah Putih, termasuk melalui pelatihan dan pendampingan bagi pengurus dan anggota koperasi.

Apa Saja Tantangan Nyata yang Dihadapi Koperasi Merah Putih?

Implementasi Koperasi Merah Putih tidak berjalan mulus. Budi Arie mengakui adanya sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang konsep dan manfaat koperasi. Banyak warga desa yang masih skeptis terhadap koperasi, karena pengalaman masa lalu yang kurang baik.

Tantangan lainnya adalah keterbatasan sumber daya manusia yang kompeten di bidang perkoperasian. Banyak pengurus dan anggota koperasi yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengelola koperasi secara profesional. Selain itu, akses terhadap modal dan teknologi juga masih menjadi kendala bagi banyak koperasi.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, pemerintah telah menyiapkan berbagai program dan kebijakan, seperti pelatihan perkoperasian, penyediaan akses modal murah, dan pengembangan teknologi informasi untuk koperasi. Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan organisasi masyarakat sipil, untuk mendukung pengembangan Koperasi Merah Putih.

Koperasi Merah Putih diharapkan menjadi solusi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan memperkuat ekonomi kerakyatan. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat, penguatan sistem, dan komitmen pemerintah untuk terus mendukung pengembangan koperasi.

More From Author

Menteri LH: Daerah Bisa Disanksi Kalau Abaikan Sampah

Kadis Bandarlampung Tegaskan Sekolah Dilarang Tahan Ijazah Siswa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *