Gunung Semeru, yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik dengan erupsi signifikan pada Rabu, 9 Juli 2025. Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru mencatat erupsi terjadi pukul 08.14 WIB dengan letusan asap tebal mencapai ketinggian 1.000 meter dari puncak kawah Jonggring Saloko.
Baca juga: My Chemical Romance Bakal Gelar Konser di Jakarta pada 2026, Tiket Mulai Dijual Juli 2025
Seberapa Tinggi Letusan dan Awan Panas yang Terjadi?
Letusan asap berwarna kelabu ini teramati mencapai ketinggian hingga 4.676 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kepala Pos Pengamatan, Ghufron Alwi, menyampaikan bahwa kolom abu dari letusan ini mencapai 1.000 meter di atas puncak gunung.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan adanya luncuran awan panas sejauh 4.000 meter yang bergerak ke arah tenggara. Meski demikian, hingga saat ini belum ada laporan dampak atau korban akibat awan panas tersebut.
Apa Status Aktivitas Gunung Semeru dan Imbauan untuk Warga?
Saat ini, Gunung Semeru berada pada status Level II (Waspada). Dalam kondisi ini, BPBD mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang aliran sungai Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak gunung.
Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Larangan ini diberlakukan untuk menghindari bahaya yang mungkin muncul akibat perluasan awan panas dan aliran lahar yang berpotensi menjalar hingga 13 kilometer dari puncak gunung.
Baca juga: Dosen Teknokrat Menjadi Keynote Speaker pada Seminar Internasional ICTERLT 2025
Apa Potensi Bahaya Tambahan yang Harus Diwaspadai?
Curah hujan yang tinggi di sekitar Gunung Semeru berpotensi memperparah risiko bencana dengan meningkatkan kemungkinan banjir lahar. Oleh karena itu, warga harus tetap waspada terhadap potensi:
- Awan panas guguran (APG) yang dapat bergerak cepat dan membahayakan.
- Guguran lava yang dapat terjadi di lereng gunung.
- Aliran lahar di sepanjang aliran sungai dan anak sungai yang berhulu di puncak Semeru.
BPBD meminta masyarakat selalu mengikuti informasi resmi dan melaporkan kondisi mencurigakan demi keselamatan bersama.
Penulis: Fiska Anggraini