Liburan yang dijanjikan dengan bayaran Rp 10 juta oleh Kompol I Made Yogi Purusa Utama kepada Misri Puspita Sari berakhir dengan tragedi kematian Brigadir Muhammad Nurhadi di Gili Trawangan, Lombok, pada 16 April 2025. Kisah tragis ini dimulai dari perkenalan singkat melalui media sosial yang kemudian berubah menjadi pesta narkoba, alkohol, dan kekerasan yang merenggut nyawa. Berikut adalah kronologi lengkap perkenalan dan kejadian yang berujung pada tragedi tersebut.
Baca juga : Panglima TNI: Mayjen Ahmad Rizal Ramdhani Sedang Kita Proses Pensiun Dini
1. Perkenalan Melalui Media Sosial: Dari Sapa Hingga Tawaran Liburan
Kompol Yogi dan Misri pertama kali bertemu secara singkat di Jakarta pada 2024, diperkenalkan oleh teman dekat Kompol Yogi. Setelah itu, komunikasi mereka hanya berlangsung melalui media sosial Instagram, tanpa ada interaksi lebih lanjut. Namun, pada April 2025, Kompol Yogi menghubungi Misri melalui pesan pribadi Instagram dan mengajaknya untuk liburan ke Lombok dengan bayaran Rp 10 juta untuk menemani perjalanan singkat tersebut. Misri yang sedang berada di Bali akhirnya menerima tawaran ini, dan perjalanan mereka dimulai.
2. Liburan yang Berubah Menjadi Pesta Narkoba dan Alkohol
Pada 16 April 2025, Misri berangkat ke Lombok dengan menggunakan speed boat yang dipesan oleh Kompol Yogi. Setibanya di Gili Trawangan, mereka bertemu dengan Brigadir MN dan Ipda HC. Setelah berbelanja di swalayan, perjalanan mereka berlanjut ke Villa Tekek, The Beach House Resort. Di sana, suasana liburan berubah menjadi pesta narkoba dan alkohol. Misri dan saksi P mengonsumsi obat penenang jenis Riklona, yang dibeli oleh Kompol Yogi di Bali, sementara seluruh kelompok mengonsumsi narkotika jenis Ekstasi (Inex).
Tequila juga turut dikonsumsi oleh Ipda Haris Chandra dan Brigadir Nurhadi, menambah keruhnya situasi. Dalam kondisi mabuk, Misri sempat menegur Brigadir Nurhadi yang bersikap tidak pantas terhadap teman wanita Ipda Haris Chandra, sebelum peristiwa tragis terjadi.
3. Kematian Brigadir Nurhadi: Dari Santai di Kolam Hingga Tenggelam
Saat malam tiba, sekitar pukul 19.55 WITA, Misri iseng merekam video Brigadir Nurhadi yang terlihat santai di dalam kolam. Namun, setelah keluar dari kamar mandi sekitar pukul 20.40 WITA, Misri mendekati kolam dan terkejut melihat tubuh Brigadir Nurhadi sudah terbaring di dasar air. Ia segera berteriak dan meminta bantuan Kompol Yogi yang langsung menyelam untuk mengangkat tubuh Brigadir Nurhadi. Upaya penyelamatan dengan napas buatan dan pijat jantung dilakukan, namun sayangnya, nyawa Brigadir Nurhadi tidak bisa diselamatkan.
4. Tindakan Aneh Setelah Kematian: Barang-Barang Sudah Dikemas
Setelah kejadian tersebut, hal aneh terjadi. Ipda Haris Chandra meminta Misri masuk ke kamar, di mana ia menemukan koper dan barang-barangnya sudah dikemas rapi. Misri kemudian diantar ke Natya Hotel, sementara Kompol Yogi dan Ipda Haris Chandra mengantar Brigadir Nurhadi yang sudah kritis ke klinik. Dua hari setelah kejadian, Misri menerima transfer Rp 10 juta dari Kompol Yogi, sesuai dengan tawaran awal untuk menemani liburan.
5. Penyebab Kematian: Cekikan dan Kekerasan Sebelum Tenggelam
Dirreskrimum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat mengungkapkan bahwa kematian Brigadir Nurhadi diduga akibat kekerasan fisik yang dilakukan oleh atasannya. Berdasarkan hasil autopsi, ditemukan luka di kepala, punggung, dan kaki korban, termasuk luka robek dan memar. Brigadir Nurhadi juga diduga dianiaya dengan cara dicekik sebelum akhirnya tenggelam dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Sementara itu, kekerasan yang menyebabkan korban kehilangan kesadaran terjadi di dalam kolam, dan korban akhirnya tenggelam karena tidak mampu bergerak.
6. Proses Hukum dan Penyelidikan
Kasus ini masih dalam penyelidikan, dengan Kompol Yogi, Ipda HC, dan seorang perempuan yang terlibat dalam kejadian ini telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, penyelidikan terhadap siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas penganiayaan yang menyebabkan kematian Brigadir Nurhadi masih terus dilakukan. Polisi sedang memproses keterangan saksi dan bukti-bukti untuk mengungkap siapa pelaku utama dalam tragedi ini.
Baca juga : Universitas Teknokrat Indonesia Juara Umum Lampung Karate Championship Piala Gubernur 2025
Kesimpulan
Tragedi yang melibatkan Kompol Yogi, Misri, dan Brigadir Nurhadi mengungkap sisi gelap dari penyalahgunaan narkoba dan alkohol, serta kekerasan yang terjadi di tengah suasana liburan. Kejadian ini menyoroti pentingnya transparansi dalam penegakan hukum dan perlindungan terhadap individu dari kekerasan fisik dan psikis, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Kasus ini terus menjadi perhatian publik, dan diharapkan akan terungkap dengan jelas siapa yang bertanggung jawab atas kematian tragis Brigadir Nurhadi.
Penulis : Anggun novalia