Komisi Persaingan dan Konsumen Singapura (CCCS) telah memberikan persetujuan bersyarat untuk usulan kerja sama antara Singapore Airlines (SIA) dan Malaysia Airlines. Keputusan ini diumumkan pada 7 Juli 2025 setelah melalui proses peninjauan yang dimulai pada Maret 2023. Persetujuan ini memungkinkan kedua maskapai penerbangan untuk memperdalam kemitraan mereka melalui usaha patungan (joint venture), dengan sejumlah komitmen untuk menjaga persaingan yang sehat.
Persetujuan Bersyarat dari CCCS
CCCS memberikan persetujuan atas kerja sama ini setelah kedua maskapai memberikan jaminan bahwa kapasitas dan harga penerbangan mereka tidak akan merugikan persaingan. Keputusan ini penting karena dampak langsung kerja sama ini pada rute Singapura–Kuala Lumpur (SIN-KUL), yang merupakan salah satu koridor udara tersibuk di Asia Tenggara. Regulator mencatat bahwa adanya koordinasi antara kedua maskapai mengenai harga dan kapasitas penerbangan dapat mengurangi persaingan secara signifikan.
Baca Juga: Mengenal Perangkat Keras Jaringan: Dari Kabel LAN hingga Access Point
Komitmen untuk Menjaga Persaingan di Rute SIN-KUL
Untuk mengatasi kekhawatiran antimonopoli, Singapore Airlines dan Malaysia Airlines berkomitmen untuk menjaga tingkat kapasitas kursi mingguan yang sama seperti sebelum kerja sama ini. Selain itu, maskapai penerbangan tersebut juga akan meningkatkan kapasitas penerbangan hanya setelah memenuhi kriteria kinerja tertentu yang telah ditetapkan. Kedua maskapai juga diharuskan untuk memberikan laporan tahunan terkait operasi anak perusahaan LCC (low-cost carrier) mereka di rute SIN-KUL dan menunjuk auditor independen untuk memantau kepatuhan terhadap perjanjian.
Proses Konsultasi Publik
Sebelum persetujuan ini diberikan, CCCS melakukan konsultasi publik yang berlangsung dari 11 Februari hingga 4 Maret 2025. Tidak ada keberatan yang diajukan oleh para pemangku kepentingan, yang menunjukkan bahwa sebagian besar pihak yang terlibat menerima syarat-syarat yang diajukan. Selain itu, CCCS juga mempertimbangkan perubahan terbaru di pasar, seperti rencana Jetstar Asia untuk keluar dari pasar SIN-KUL, yang diyakini berkurangnya persaingan di sektor tersebut.
Dampak Penarikan Jetstar Asia
Penarikan Jetstar Asia, yang diumumkan untuk menghentikan operasinya pada 31 Juli 2025, menjadi salah satu faktor yang memperkuat keputusan CCCS. Kepergian Jetstar Asia mengurangi tingkat persaingan di rute tersebut, yang memungkinkan Singapore Airlines dan Malaysia Airlines untuk memperkuat kerjasama tanpa menambah masalah dalam hal persaingan yang sehat.
Konektivitas Lebih Baik untuk Penumpang
Dengan disetujuinya kerja sama ini, para penumpang yang terbang antara Singapura dan Kuala Lumpur akan mendapatkan manfaat dari jadwal penerbangan yang lebih terkoordinasi, pilihan yang lebih banyak, dan harga yang lebih bersaing. CCCS juga mencatat bahwa kerja sama ini akan membantu kedua maskapai untuk menambah lebih banyak penerbangan pada rute tersebut sesuai dengan peningkatan permintaan perjalanan, yang pada akhirnya memberikan lebih banyak pilihan bagi penumpang.
Pangsa Pasar di Rute Singapura–Kuala Lumpur
Data dari OAG Schedules Analyser menunjukkan bahwa Singapore Airlines mengoperasikan hampir 23.000 kursi pulang pergi mingguan di rute SIN-KUL, yang mencakup sekitar 20,9% dari total kapasitas. Malaysia Airlines menawarkan sekitar 22.500 kursi dengan pangsa pasar 20,5%, sementara Scoot, anak perusahaan berbiaya rendah Singapore Airlines, menyediakan sekitar 17.000 kursi dengan pangsa pasar 15,5%. Maskapai lain seperti AirAsia tetap menjadi pemain dominan dengan pangsa pasar 27,6%, diikuti oleh Batik Air Malaysia, Jetstar Asia, dan Ethiopian Airlines.
Kerjasama yang Dibangun Sejak 2019
Kerja sama antara Singapore Airlines dan Malaysia Airlines ini pertama kali dibentuk pada Oktober 2019, ketika kedua maskapai sepakat untuk bekerja sama dalam penjadwalan penerbangan, penetapan harga, penjualan, pemasaran, dan codeshare. Tujuan dari kemitraan ini adalah untuk meningkatkan lalu lintas penumpang antara pasar asal masing-masing maskapai dan kawasan sekitarnya.
Baca Juga: Pentingnya Keamanan Perangkat Lunak dalam Bisnis Digital
Pembaruan dan Revisi Proposal Kerja Sama
CCCS telah memberikan persetujuan bersyarat pada proposal awal yang diajukan oleh kedua maskapai pada Mei 2022, dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang terpengaruh oleh pandemi Covid-19. Sebagai bagian dari kesepakatan, maskapai diharuskan menyerahkan kembali perjanjian ini untuk peninjauan setelah permintaan perjalanan udara pulih. Pada Maret 2023, kedua maskapai mengajukan permohonan yang diperbarui, yang kemudian direvisi pada November 2023 untuk mengecualikan Scoot dan Firefly, yang sebelumnya termasuk dalam perjanjian 2019.
Kesimpulan
Kerjasama ini merupakan langkah penting bagi kedua maskapai dalam memperkuat konektivitas regional di Asia Tenggara. Dengan pengawasan ketat dari CCCS dan komitmen untuk menjaga persaingan, rute Singapura–Kuala Lumpur akan tetap menjadi salah satu rute penerbangan utama dengan pilihan yang lebih baik bagi para penumpang. Jika disetujui sepenuhnya, kerja sama ini dapat membawa manfaat lebih lanjut bagi sektor penerbangan, terutama dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan bagi konsumen di kawasan ASEAN.
Penulis: Afira Farida Fitriani