Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, memberikan pujian luar biasa kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dalam sebuah acara penganugerahan penghargaan dari International Trade Union Confederation (ITUC), Iqbal menyebut Kapolri sebagai “malaikat” bagi kaum buruh. Pujian ini disampaikan oleh Iqbal karena peran Kapolri yang dinilai sangat positif dalam menyelesaikan masalah buruh di Indonesia.
Baca juga : BLACKPINK Unveils New Song “Jump” Amid Deadline World Tour: Watch the Music Video
Mengapa Said Iqbal Sebut Kapolri “Malaikat”?
Said Iqbal menyatakan bahwa peran Kapolri dalam menyelesaikan masalah buruh sangat luar biasa. Dalam pidatonya, Iqbal mengungkapkan bahwa Jenderal Listyo Sigit Prabowo adalah sosok yang selalu memberikan solusi, bahkan di tengah kebuntuan. “Saya maaf ya agak berlebihan, tapi saya menyebut dia malaikatku,” ujar Said Iqbal dengan semangat. Pujian ini bukan tanpa alasan, karena Kapolri telah memberikan perhatian besar terhadap isu buruh dan selalu mencari jalan keluar terbaik untuk mereka.
Penghargaan ITUC kepada Kapolri: Sejarah Baru dalam Dunia Serikat Buruh
Penghargaan yang diberikan oleh ITUC kepada Kapolri merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah. Ini adalah sebuah prestasi besar karena ITUC, yang merupakan konfederasi serikat buruh terbesar di dunia dengan 80 juta anggota dari 67 negara, tidak pernah memberikan penghargaan kepada Kepala Kepolisian sebelumnya. Said Iqbal menekankan bahwa Kapolri tidak meminta pujian, namun kerja kerasnya yang nyata yang akhirnya membawa penghormatan ini.
Pendekatan Humanis Kapolri dalam Menangani Buruh
Said Iqbal juga memuji pendekatan humanis yang diterapkan oleh Kapolri dalam menangani aksi buruh. Di bawah kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit, instruksi yang diberikan kepada jajaran kepolisian adalah untuk menggunakan pendekatan kekeluargaan, bukan kekerasan. “Buruh adalah keluarga kita,” ujar Said Iqbal menambahkan bahwa buruh tidak meminta kemewahan, melainkan hanya ingin diperlakukan dengan baik dan mendapatkan upah yang layak.
Desk Ketenagakerjaan Polri: Terobosan Bersejarah
Salah satu langkah bersejarah yang disoroti oleh Said Iqbal adalah pembentukan Desk Ketenagakerjaan Polri. Desk ini, yang merupakan terobosan baru, bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah ketenagakerjaan yang sering kali berujung pada konflik. Iqbal mencontohkan bagaimana Desk Ketenagakerjaan Polri berhasil menyelesaikan kasus PHK massal tanpa pesangon yang menyebabkan beberapa pekerja meninggal akibat stres. Dengan intervensi pihak kepolisian, kasus tersebut akhirnya bisa diselesaikan.
Dukungan Penuh Said Iqbal Terhadap Pemerintah dan Kapolri
Said Iqbal dalam pidatonya juga menunjukkan dukungan penuh kepada Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri. Ia mengajak para buruh untuk bersinergi dengan pemerintah dan kepolisian dalam berbagai perjuangan, termasuk penghapusan outsourcing dan pembentukan Satgas Pengawasan Alih Daya (PAK). “Kalau Anda cinta Prabowo, teriak hidup buruh! Kalau Anda cinta Kapolri, teriak hidup Kapolri!” serunya, yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari para buruh.
Penghargaan Ini Sebagai Pemacu Semangat Perjuangan Buruh
Said Iqbal berharap penghargaan yang diterima Kapolri ini dapat menjadi pemacu semangat untuk perjuangan buruh ke depan. Menurutnya, meskipun perjuangan masih panjang, hari ini buruh bisa melihat seorang jenderal bintang empat yang tidak hanya dihormati di dalam institusi, tetapi juga dicintai oleh kaum buruh. Pujian dan penghargaan ini diharapkan akan memperkuat hubungan antara aparat kepolisian dan serikat pekerja untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik.
Kesimpulan: Kapolri sebagai Sosok yang Dihormati Buruh
Said Iqbal menutup pidatonya dengan sebuah harapan besar bagi masa depan buruh di Indonesia. Penghargaan yang diterima Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dari ITUC menunjukkan adanya perubahan positif dalam pendekatan aparat kepolisian terhadap masalah buruh. Hal ini membuktikan bahwa kepemimpinan Kapolri sangat dihormati dan dicintai oleh buruh, serta memberikan harapan baru bagi hubungan yang lebih baik antara pekerja dan pemerintah.
Penulis : Dina eka anggraini