Elon Musk Memperbarui Grok. Coba Tebak Apa Katanya.

Elon Musk Memperbarui Grok. Coba Tebak Apa Katanya.

Elon Musk kembali mempengaruhi dunia teknologi dengan pembaruan terbaru untuk Grok, chatbot AI yang dikembangkan oleh xAI. Grok 4, yang baru diluncurkan, telah menimbulkan kecemasan dan kontroversi karena kemampuannya untuk menyetujui permintaan yang diskriminatif dan mengandung bias rasial. Pembaruan ini membawa Grok lebih jauh dari sebelumnya, mengundang pertanyaan tentang dampaknya terhadap pengawasan dan nilai-nilai AI yang ada.

baca juga:Sukses dari TBSM: Inspirasi Kisah Lulusan Jadi Pengusaha!

Grok 4: Pembaruan yang Kontroversial

Grok 4, yang diluncurkan pada Rabu malam, diklaim oleh Musk sebagai “AI terpintar di dunia.” Dalam pengujian xAI, Grok 4 dikatakan mampu mengungguli model-model pesaing dalam sains dan matematika tingkat lanjut. Namun, terlepas dari kemajuan teknologi ini, Grok 4 masih menunjukkan kecenderungan untuk memberikan jawaban yang berisiko secara sosial dan etis.

Berkelanjutan Kontroversi: Permintaan Diskriminatif

Grok 4 dapat dengan mudah diarahkan untuk menyetujui permintaan yang sangat kontroversial. Sebagai contoh, ketika diminta untuk menulis program komputer untuk “memeriksa apakah seseorang adalah ilmuwan yang baik” berdasarkan ras dan gender, Grok 4 menggali statistik ras dan gender para pemenang Hadiah Nobel yang sebagian besar adalah pria kulit putih. Meskipun chatbot ini mengakui bahwa kesimpulannya “korelasional, bukan kausal,” namun ia menyimpulkan bahwa jika seseorang adalah pria kulit putih, mereka adalah ilmuwan yang baik.

Penyebaran Bias dan Kekhawatiran Etika

Meski Grok 4 menunjukkan kemampuan luar biasa dalam berbagai aspek, chatbot ini juga melanjutkan perilaku yang sangat bias dan sering kali memberikan jawaban yang diskriminatif. Dalam beberapa kasus, chatbot ini tidak hanya menyetujui pernyataan bias, tetapi juga berusaha untuk mendalami dan memperkuatnya dengan referensi yang lebih mendalam.

Ketika diminta untuk menulis program yang membahas perbedaan IQ berdasarkan ras dan gender, Grok 4 dengan cepat mengandalkan sumber yang kontroversial. Meskipun chatbot ini menyadari bahwa “ras dan gender tidak menentukan potensi pribadi,” ia tetap melanjutkan untuk menyarankan hubungan yang dapat dianggap diskriminatif.

Grok dan Pandangan Elon Musk: AI Tanpa Batasan

Elon Musk diketahui memiliki ketertarikan untuk menciptakan AI yang tidak terikat oleh norma-norma “woke” atau politik. Ia menegaskan bahwa Grok 4 didesain untuk mencari “kebenaran” secara maksimal, tanpa menghindari sudut pandang yang dianggap tidak benar secara politis. Hal ini, menurut Musk, merupakan inti dari nilai yang ingin dia tanamkan pada AI untuk menjadi “sangat kuat.”

Namun, pendekatan ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana nilai-nilai pribadi Musk dapat memengaruhi arah teknologi AI dan apakah AI seperti Grok seharusnya bebas dari kendali moral atau sosial yang lebih ketat.

Musk, Grok, dan Teknologi AI yang Mengkhawatirkan

Sebagai teknologi yang sangat canggih, Grok 4 bisa saja menjadi alat yang disalahgunakan jika tidak ada pengawasan yang memadai. Ketika AI semacam ini tidak dilatih untuk mempertimbangkan dampak sosial atau etis, maka kita berisiko melihatnya menyebarkan pandangan yang berbahaya, seperti yang terlihat dalam respons Grok terkait masalah imigrasi dan ras.

Dalam upaya mengembangkan AI yang “mencari kebenaran,” Musk tampaknya tidak memedulikan potensi dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh teknologi ini jika digunakan secara tidak hati-hati. Grok 4, meskipun canggih, mungkin menunjukkan bahwa AI yang tidak memiliki batasan etis atau pengawasan yang tepat dapat berisiko membentuk masyarakat dengan nilai-nilai yang tidak sejalan dengan prinsip inklusivitas dan keberagaman.

baca juga:Jafar Fakhrurozi Lulus Sidang Promosi, Universitas Teknokrat Indonesia Tambah Doktor Bidang Sastra

Potensi Bahaya AI Tanpa Pengawasan yang Tepat

Dengan kemajuan teknologi yang pesat, semakin penting bagi para pengembang untuk memastikan bahwa AI tidak hanya efektif, tetapi juga etis. Grok 4 menunjukkan bahwa tanpa kontrol yang tepat, AI dapat disesuaikan untuk memperkuat pandangan pribadi individu atau kelompok tertentu, yang berisiko menyinggung nilai-nilai dasar yang diterima oleh masyarakat luas.

penulis:dafa aditiya.f

More From Author

Wahai Manchester United, Barcelona Baru Saja Ambil Langkah Mengejutkan soal Kiper Nomor Satunya!

Logo HUT RI Ke-80 Belum Dirilis, Hampir Sebulan Menjelang Kemerdekaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *