5 Pantangan di Danau Sarangan yang Harus Dihindari Wisatawan

Telaga Sarangan: Keindahan Alam yang Penuh Nilai Mistis

Danau Sarangan yang terletak di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, tak hanya dikenal karena panoramanya yang indah, tetapi juga menyimpan kisah mistis dan kepercayaan lokal yang kuat. Masyarakat sekitar masih memegang teguh berbagai pantangan yang diwariskan turun-temurun demi menjaga keseimbangan alam dan spiritual di kawasan tersebut.

Baca juga : Liverpool Resmi Pensiunkan Nomor Punggung 20 Milik Diogo Jota

Tradisi dan Kepercayaan di Telaga Sarangan

Menurut jurnal Analisis Fungsi Legenda Telaga Sarangan oleh Sari Ani (2019), kawasan ini sering dijadikan tempat ngalap berkah, bahkan ritual pesugihan pun masih dilakukan oleh beberapa orang. Setiap Jumat Legi, biasanya ada warga yang membakar menyan dan meletakkan sesaji di bawah pohon bolu di sebelah timur Hotel Kintamani — pohon yang dipercaya sebagai gerbang ke dunia gaib.

Ritual Syukuran dan Larung Tumpeng

Tak sedikit masyarakat yang menunaikan nadzar di Sarangan, seperti menggelar selamatan ketika hajat terkabul—misalnya terbebas dari utang atau sembuh dari penyakit. Biasanya ditandai dengan melarung tumpeng ke danau atau mengadakan doa bersama warga setempat.

Menghargai Kearifan Lokal Melalui Pantangan

Sebagai kawasan yang sarat nilai spiritual, ada sejumlah pantangan yang wajib dipatuhi wisatawan demi keselamatan dan kenyamanan selama berkunjung. Berikut lima pantangan utama yang perlu diperhatikan:


1. Jangan Mengucapkan Kata “Lurah”

Di Sarangan, wisatawan dilarang menyebut kata “lurah”. Kata ini dipercaya dapat mengganggu ketenangan energi gaib di kawasan danau. Sebagai gantinya, gunakan istilah seperti “kepala desa” atau “pak kades”.


2. Hindari Mengambil Benda dari Area Danau

Pengunjung tidak diperbolehkan membawa pulang batu, tanah, atau benda apapun dari sekitar danau. Tindakan ini dipercaya bisa mengundang kesialan dan gangguan makhluk halus. Warga lokal meyakini unsur alam di Sarangan memiliki penjaganya sendiri.


3. Bersikap Sopan dan Menghargai Lingkungan Sekitar

Jaga ucapan dan perilaku selama berada di Sarangan. Berkata kasar, tertawa berlebihan, atau meremehkan tempat dianggap sebagai bentuk ketidaksopanan yang bisa menyinggung penghuni gaib di area tersebut.


4. Dilarang Melakukan Ritual Mistis Tanpa Izin

Bagi wisatawan yang berniat melakukan ritual spiritual, wajib mendapat izin dari tokoh adat atau juru kunci setempat. Melakukan aktivitas mistis sembarangan dapat melanggar norma budaya dan memicu konsekuensi yang tak diinginkan.


5. Jangan Datang Sendirian pada Malam Jumat Kliwon

Malam Jumat Kliwon dipercaya sebagai waktu yang penuh energi gaib di Jawa. Berkunjung ke Sarangan sendirian pada malam ini tidak disarankan, karena sering terjadi kejadian mistis yang sulit dijelaskan.

Baca juga : Vivi Restu Anggraini, Muslimah Inspiratif dan Berprestasi Universitas Teknokrat Indonesia


Hormati Tradisi, Nikmati Wisata dengan Nyaman

Pantangan di Danau Sarangan bukan sekadar mitos, melainkan bagian dari warisan budaya dan kearifan lokal. Dengan menghormatinya, wisatawan ikut menjaga harmoni antara alam, budaya, dan spiritualitas, sekaligus memastikan pengalaman wisata yang aman dan berkesan.

Penulis: Naysila pramuditha azh zahra

More From Author

Apakah Ada Tanggal Merah dan Libur Nasional di Akhir Bulan Juli 2025? Simak Selengkapnya

Aktris Korea Kang Seo-ha Tutup Usia Setelah Berjuang Melawan Kanker

Aktris Korea Kang Seo-ha Tutup Usia Setelah Berjuang Melawan Kanker

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories