Kabar duka datang dari Tanah Suci. Seorang jemaah haji asal Indonesia, Daimah binta Suwaryo, menghembuskan nafas terakhirnya setibanya di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Almarhumah yang tergabung dalam kloter SOC 4 dari Embarkasi Solo ini wafat pada Sabtu, 3 Mei 2025.
Menurut keterangan, sebelum kejadian, almarhumah sempat meminta izin ke toilet saat pesawat akan mendarat. Tak lama kemudian, ia mengeluhkan pusing dan kehilangan kesadaran. Sayangnya, nyawa Daimah tak tertolong saat pesawat tiba di bandara.
Suami almarhumah, Karno Karta, yang juga merupakan jemaah haji, menyaksikan langsung proses pemulasaran jenazah istrinya. Pihak berwenang memastikan bahwa jenazah Daimah telah disalatkan di Masjid Nabawi dan dimakamkan di Pemakaman Baqi, Madinah.
Kenapa Jemaah Haji Bisa Meninggal Saat Baru Tiba di Tanah Suci?
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo, menjelaskan bahwa almarhumah diduga sudah kelelahan sebelum berangkat. Aktivitas yang padat menjelang keberangkatan, termasuk tradisi walimatus safar, disinyalir menjadi faktor pemicu.
Walimatus safar, sebuah tradisi pamitan kepada keluarga dan kerabat, seringkali membuat jemaah terlalu sibuk dan kurang istirahat. Padahal, kondisi fisik yang prima sangat penting untuk menjalankan ibadah haji yang membutuhkan stamina tinggi.
Liliek juga menambahkan bahwa almarhumah memiliki riwayat penyakit hipertensi dan jantung. Kondisi ini diperburuk dengan kelelahan akibat aktivitas yang berlebihan sebelum keberangkatan.
Pihak berwenang mengimbau kepada seluruh jemaah haji yang belum berangkat untuk beristirahat total minimal tiga hari sebelum keberangkatan. Hal ini bertujuan untuk memastikan kondisi fisik benar-benar fit saat memulai perjalanan ibadah.
Apa yang Terjadi Jika Jemaah Haji Sakit atau Meninggal Sebelum Wukuf?
Kepala Daerah Kerja Bandara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi, Abdul Basir, menjelaskan bahwa jemaah haji yang meninggal dunia sebelum wukuf di Arafah akan dibadalhajikan atau diwalikan oleh pemerintah. Badal haji adalah pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan oleh orang lain atas nama jemaah yang telah meninggal dunia atau tidak mampu melaksanakannya sendiri.
Kriteria jemaah yang berhak dibadalhajikan antara lain adalah jemaah yang meninggal di asrama embarkasi, saat dalam perjalanan ke Arab Saudi, atau di Arab Saudi sebelum wukuf di Arafah.
Selain itu, Basir juga memastikan bahwa jemaah haji yang meninggal dunia akan mendapatkan asuransi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Kementerian Agama.
Bagaimana Nasib Jemaah Haji yang Sakit dan Belum Layak Terbang?
Liliek Marhaendro Susilo menegaskan bahwa jemaah haji yang kondisinya dinilai belum layak terbang dapat menunda keberangkatannya hingga kondisinya stabil. Mereka akan diberangkatkan pada kloter berikutnya.
Penundaan keberangkatan ini bertujuan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan jemaah selama menjalankan ibadah haji. Jika kondisi sakitnya parah, keberangkatan bahkan bisa ditunda hingga tahun depan.
Pemeriksaan kesehatan yang ketat dilakukan di embarkasi untuk memastikan hanya jemaah yang memenuhi standar kesehatan (istitaah) yang diperbolehkan berangkat. Namun, jemaah juga diimbau untuk jujur mengenai kondisi kesehatannya dan tidak memaksakan diri jika merasa tidak fit.
Keberangkatan haji adalah impian setiap Muslim. Namun, kesehatan dan keselamatan harus menjadi prioritas utama. Istirahat yang cukup dan menjaga kondisi fisik sangat penting agar dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar dan khusyuk.
Semoga almarhumah Daimah binta Suwaryo diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Bagi jemaah haji yang akan berangkat, semoga diberikan kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan ibadah haji.
