Kabar terbaru menyebutkan bahwa angka pengangguran di Indonesia mengalami sedikit peningkatan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ada sekitar 7,28 juta orang yang berstatus pengangguran pada Februari 2025. Angka ini naik sekitar 83 ribu orang dibandingkan bulan sebelumnya. Fenomena ini tentu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan para pengamat ekonomi.
Nadia Restu Utami, seorang Analis Ekonomi Politik dari Lab45, berpendapat bahwa gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi dalam setahun terakhir menjadi pemicu utama kenaikan angka pengangguran ini. Menurutnya, pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah mitigasi dan adaptasi untuk mengatasi masalah ini.
Kenapa PHK Terus Terjadi dan Apa Dampaknya?
PHK bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi ekonomi global yang kurang stabil, perubahan teknologi yang membuat beberapa pekerjaan menjadi usang, hingga efisiensi yang dilakukan perusahaan untuk menekan biaya. Dampaknya tentu sangat besar, tidak hanya bagi individu yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga bagi keluarga mereka dan perekonomian secara keseluruhan. Daya beli masyarakat bisa menurun, dan ini bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Nadia menyoroti bahwa sektor konstruksi dan industri pengolahan menjadi sektor yang paling sedikit menyerap tenaga kerja dalam enam bulan terakhir. Padahal, kedua sektor ini dikenal sebagai sektor padat karya yang seharusnya bisa menyerap banyak tenaga kerja. Kemenaker juga menyoroti bahwa PHK banyak terjadi di Jawa Tengah.
Apa yang Bisa Dilakukan Pemerintah untuk Mengatasi Pengangguran?
Nadia memberikan beberapa saran kepada pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran ini. Pertama, ia menyarankan agar pemerintah melakukan deregulasi untuk mempermudah investasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Tujuannya adalah agar investasi bisa menciptakan efek multiplier dan membuka lapangan kerja baru.
Kedua, Nadia menekankan pentingnya melindungi industri padat karya yang berorientasi ekspor, seperti industri garmen dan tekstil. Pemerintah bisa memberikan paket stimulus atau insentif agar industri ini bisa bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Bagaimana UMKM Bisa Menjadi Penyelamat di Tengah Krisis?
Saran ketiga dari Nadia adalah memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sektor ini dinilai memiliki potensi besar untuk menyerap tenaga kerja yang terdampak PHK. UMKM yang kuat bisa menjadi tulang punggung perekonomian dan memberikan alternatif mata pencaharian bagi masyarakat.
Pemerintah perlu memberikan dukungan yang komprehensif kepada UMKM, mulai dari akses permodalan, pelatihan, hingga pendampingan dalam pemasaran produk. Dengan dukungan yang tepat, UMKM bisa tumbuh lebih baik dan menjadi solusi bagi masalah pengangguran.
Peningkatan angka pengangguran ini menjadi sinyal bagi pemerintah untuk bertindak cepat dan tepat. Langkah-langkah yang diambil harus komprehensif dan melibatkan berbagai sektor. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, diharapkan masalah pengangguran ini bisa diatasi dan perekonomian Indonesia bisa kembali tumbuh dengan kuat.