Pada Rabu, 16 Juli 2025, Israel kembali melancarkan serangan udara ke wilayah Suriah, tepatnya ke ibu kota Damaskus. Serangan ini terjadi di tengah ketegangan yang semakin memanas akibat bentrokan mematikan antara suku Druze dan Badui. Menurut laporan dari AFP, beberapa serangan telah menghantam ibu kota Damaskus, dengan televisi pemerintah Suriah melaporkan bahwa dua orang terluka di pusat kota, meskipun tidak disebutkan lokasi pastinya.
Baca juga : Piala AFF U-23 2025: Thailand Berambisi Bertemu Vietnam di Final
Israel Tingkatkan Keamanan di Perbatasan Suriah
Selain serangan tersebut, Israel juga mengumumkan bahwa mereka akan memperkuat keberadaan pasukannya di perbatasan Suriah. Keputusan ini diambil setelah Israel menegaskan akan meningkatkan serangan jika pasukan pemerintah Suriah tidak segera menarik diri dari wilayah selatan Suriah, yang kini tengah dilanda kekerasan antara suku Druze dan Badui.
“Sesuai dengan penilaian situasi, militer Israel telah memutuskan untuk memperkuat pasukannya di wilayah perbatasan Suriah,” ujar pihak militer Israel dalam pernyataan resminya.
Pemicunya Kekerasan: Penculikan dan Bentrokan Antar Suku
Serangan ini terjadi setelah kekerasan meletus antara suku Druze dan Badui di wilayah Suweida, Suriah selatan. Kekerasan ini dimulai setelah gelombang penculikan terhadap anggota kelompok Druze di jalan raya yang menghubungkan Damaskus dengan provinsi mayoritas Druze, Suweida, pada Jumat lalu. Kekerasan tersebut semakin memanas setelah bentrokan serupa terjadi pada April 2025, antara pejuang Sunni dan warga Druze bersenjata di Jaramana, tenggara Damaskus. Bentrokan ini kemudian menyebar ke distrik-distrik lain di sekitar ibu kota provinsi tersebut.
Israel Ikut Campur dalam Konflik Suriah
Langkah Israel untuk terlibat dalam konflik Suriah dengan menyerang ibu kota Damaskus menjadi perhatian internasional. Meskipun Israel mengklaim bahwa serangan tersebut dilakukan untuk melindungi komunitas Druze, ada analisis yang menunjukkan bahwa Israel juga ingin menjaga jarak antara pasukan Suriah dan perbatasannya di Dataran Tinggi Golan, yang merupakan wilayah strategis.
Dengan meningkatnya kekerasan di Suriah dan keterlibatan negara-negara asing, ketegangan di kawasan ini semakin tinggi. Israel, meskipun beralasan untuk melindungi komunitas Druze, juga tampaknya memanfaatkan kesempatan untuk mengamankan kepentingan strategisnya di kawasan tersebut.
Penulis : Dina eka anggraini