Gunung Marapi kembali meletus pada Rabu, 16 Juli 2025, dengan kolom abu vulkanik yang mencapai 1,2 kilometer. Letusan ini terjadi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Masyarakat di sekitar daerah tersebut diminta untuk waspada terhadap dampak abu vulkanik dan potensi bencana lainnya.
Baca juga: Penerbangan dari Bandara Halim Dialihkan ke Soekarno-Hatta Mulai 1 Agustus 2025
Erupsi Gunung Marapi: Kolom Abu Teramati Setinggi 1,2 Kilometer
Menurut laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, erupsi terjadi pada pukul 10.42 WIB dengan ketinggian kolom abu sekitar 1.200 meter di atas puncak gunung, yang setara dengan 4.091 meter di atas permukaan laut. Kolom abu yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal, condong ke arah timur laut.
Teguh Purnomo, petugas dari PGA Marapi, mengimbau agar masyarakat yang berada di sekitar gunung, termasuk pendaki, pengunjung, atau wisatawan, tidak memasuki wilayah radius 3 kilometer dari Kawah Verbeek Gunung Marapi. Hal ini untuk menghindari potensi bahaya akibat aktivitas vulkanik lebih lanjut.
Waspadai Potensi Lahar dan Hujan Abu
Selain erupsi, masyarakat yang tinggal di sekitar sungai-sungai yang berhulu di Gunung Marapi diminta tetap waspada terhadap potensi bencana lahar atau banjir bandang, yang dapat terjadi kapan saja, terutama selama musim hujan.
Petugas juga memperingatkan bahwa jika terjadi hujan abu, masyarakat disarankan untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut guna menghindari gangguan pada saluran pernapasan, seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Tidak Ada Dampak Signifikan Terkait Erupsi Marapi
Meskipun erupsi Gunung Marapi menghasilkan kolom abu yang cukup besar, hingga kini belum ada laporan dampak signifikan terkait bencana ini. Zul Doni Putra, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tanah Datar, menyatakan bahwa belum ada laporan kerugian material atau korban jiwa yang disebabkan oleh erupsi tersebut.
Namun, ia tetap mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan mengurangi aktivitas di luar rumah untuk meminimalisir risiko terkena abu vulkanik. Bagi yang terpaksa beraktivitas di luar rumah, penggunaan masker menjadi hal yang sangat disarankan.
Menghadapi Ancaman Erupsi Gunung Marapi: Waspadai Bencana Lainnya
Pemerintah daerah, termasuk Bupati Tanah Datar, Eka Putra, juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap ancaman bencana, baik letusan maupun banjir bandang. Seruan untuk tidak beraktivitas di luar rumah saat erupsi berlangsung telah disampaikan secara berulang untuk mengurangi risiko bahaya akibat abu vulkanik dan potensi bencana lainnya.
Sejarah Erupsi dan Bencana Gunung Marapi
Gunung Marapi mulai sering mengalami letusan besar sejak Desember 2023, yang bahkan menelan korban jiwa dari kalangan pendaki. Pada 11 Mei 2024, bencana galodo atau banjir bandang terjadi di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Marapi, menewaskan 63 orang dan menyebabkan 10 orang hilang.
Baca juga: Jengkol: Manfaat, Nutrisi, dan Cara Konsumsi yang Sehat
Kesimpulan: Tetap Waspada Terhadap Aktivitas Gunung Marapi
Erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada 16 Juli 2025 menunjukkan bahwa gunung ini masih aktif dan dapat berisiko bagi masyarakat sekitar. Waspadai abu vulkanik dan potensi lahar yang bisa terjadi kapan saja. Menggunakan masker dan menghindari area berbahaya dapat membantu mengurangi risiko akibat bencana ini.
Pastikan untuk selalu mengikuti imbauan dari petugas dan pemerintah setempat agar terhindar dari bahaya yang lebih besar.
Penulis: Nazwatun nurul inayah