Di tengah ambisi besar Palmeiras untuk mempertahankan dominasi mereka di kancah domestik, pertandingan melawan Mirassol pada 16 Juli 2025 menjadi peringatan bahwa keangkuhan bisa berbahaya. Hasil imbang 1-1 di Allianz Parque bukan hanya sekadar angka, melainkan pukulan telak terhadap mentalitas dan strategi tim asuhan Abel Ferreira.
Baca Juga:Jadwal Piala AFF U-23 Hari Ini, Rabu 16 Juli: Dua Pertandingan Menarik
Babak Pertama: Dominasi Tanpa Penyelesaian
Palmeiras memulai laga dengan intensitas tinggi. Dukungan ribuan pendukung Verdao yang memenuhi stadion memberi tambahan semangat untuk terus menggempur pertahanan Mirassol. Meskipun Palmeiras mendominasi penguasaan bola, mereka gagal mencetak gol di babak pertama. Mirassol bermain dengan strategi pragmatis, yang meskipun tidak memikat, terbukti sangat efektif. Mereka menyusun pertahanan yang solid dan mampu mematikan ruang gerak pemain kreatif Palmeiras, seperti Raphael Veiga dan Endrick.
Gol Torres dan Euforia yang Terlalu Cepat
Gol akhirnya tercipta pada menit ke-54 melalui Facundo Torres, pemain asal Uruguay yang tampil cemerlang sepanjang musim ini. Dengan tembakan melengkung dari luar kotak penalti, ia mengubah suasana di Allianz Parque. Gol ini sempat membangkitkan harapan besar bagi Palmeiras, namun justru euforia ini menjadi bumerang. Mereka tampak mengira kemenangan sudah di tangan, namun itu hanya awal dari segalanya.
Balasan Mirassol: Ketenangan Seorang Underdog
Pada menit ke-72, Mirassol melancarkan serangan balik cepat yang diakhiri oleh gol dari Chico. Bukan pemain bintang, tetapi seorang pejuang sejati yang mampu menjaga ketenangan di depan gawang. Gol ini mengejutkan banyak pihak dan mengubah alur pertandingan secara drastis. Palmeiras kehilangan fokus dan ketenangan mereka, dan sisa laga diwarnai dengan frustrasi.
Baca Juga:“Perawatan Hardware Komputer: Cara Agar Tahan Lama dan Optimal”
Analisis Kritis: Palmeiras Butuh Lebih dari Sekadar Dominasi
Meski statistik menunjukkan penguasaan bola mencapai 65% dan 17 tembakan ke arah gawang, Palmeiras gagal memaksimalkan peluang. Efisiensi dan penyelesaian akhir menjadi masalah utama mereka. Absennya ketajaman di lini depan semakin terasa, terlebih dengan Endrick yang belum bisa tampil sesuai harapan sebagai penentu kemenangan.
Mirassol membuktikan bahwa strategi yang solid, determinasi, dan disiplin adalah senjata ampuh melawan tim-tim besar. Mereka berhasil merebut poin penting dan menunjukkan bahwa dengan mental yang kuat, klub kecil pun bisa mengalahkan raksasa.
Penulis: Emi kurniasih.